Silaturahmi dan Rapat Pimpinan FEB UI: Penyampaian Perkembangan FEB UI

Silaturahmi dan Rapat Pimpinan FEB UI: Penyampaian Perkembangan FEB UI

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (26/4/2022) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan “Silaturahmi dan Rapat Pimpinan FEB UI: Penyampaian Perkembangan FEB UI” yang berlangsung secara hybrid, di ruang Lobby Gedung Dekanat Kampus FEB UI Depok dan melalui Zoom, pada Selasa (26/4).

Memulai acara, Staf Kemahasiswaan Abdul Subur, M.E. memimpin pembacaan doa untuk almarhum Prof. Dr. Lepi Tanadjaja Tarmidi (Guru Besar Emeritus FEB UI) dan Prof. Dr. Mohammad Arsjad Anwar (Guru Besar Emeritus dan Dekan FEB UI Periode 1968–1994) yang telah berpulang pada (12/4) dan (25/4). FEB UI akan selalu mengenang para pendahulu yang sangat berjasa dalam pengembangan akademik. Semoga beliau beristirahat dengan tenang. Tak lupa, berdoa untuk kemajuan kampus tercinta, FEB UI.

Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D., membuka rapat dengan membahas perkembangan akreditasi internasional. FEB UI akan mengajukan Self Evaluation Report untuk Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB) pada 1–5 Mei dan visitasi pada 4–7 September. FEB UI pun akan re-akreditasi Association of MBA’s Accredited (AMBA) pada akhir September. Jika berhasil menerima kedua akreditasi tersebut, maka FEB UI telah meraih double crown. Harapannya, pencapaian pertama di Indonesia ini terus meningkat sehingga mampu meraih triple crown international accreditation pada 2 atau 3 tahun mendatang.

Ia mengenalkan beberapa unit baru di FEB UI, “Saat ini, FEB UI memiliki Faculty Academy yang diketuai oleh Prof. Djoni Hartono. Dalam 4 bulan terakhir, FEB UI telah menambah guru besar dan lektor kepala secara signifikan. Tak hentinya, kami berusaha mempercepat usaha dengan kerja sama Dewan Guru Besar Fakultas dan tim lainnya.”

“Selain itu, kami memiliki Center for Education and Learning in Economics and Business (CELEB) yang diketuai oleh Ibu Ratih Dyah Kusumastuti untuk meningkatkan digitalisasi pedagogi, terutama selama pandemi. Lalu, unit baru re-organisasi dari yang terdahulu, Institute of Advanced Studies in Economics and Business (IASEB) diketuai oleh Pak Turro Selrits untuk mengoordinasikan kluster penelitian di level departemen serta berbagai UKK agar visi, misi, kinerja, kontribusi, dan pencapaiannya in-line,” imbuh Teguh.

Pada rapat, hadir pula Arief Wibisono Lubis, S.E., M.F.M., M.Sc. (Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan), Nanda Ayu Wijayanti, S.E, Ak, M.B.A., Ph.D. (Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura dan Administrasi Umum), Anggota Dewan Guru Besar FEB UI, Anggota Senat Akademik FEB UI, Ketua Departemen, Kepala Lembaga, Kepala Unit Pusat Administrasi Fakultas, dan tamu undangan lainnya.

Ketua Dewan Guru Besar FEB UI Periode 2020–2022 Prof. Susiyati B. Hirawan, Ph.D. berbagi cerita perjalanannya selama di DGBF, “Tugas kami memastikan aktivitas DGBF tetap berjalan. Seiring perkembangan zaman, kami melihat jumlah guru besar bertambah banyak berkat kerja keras bersama dari seluruh guru besar di FEB UI. Sebuah pekerjaan luar biasa sebagai reviewer, menilai seseorang dan mengurus berbagai keperluan untuk kenaikan pangkat.”

“Oleh karena itu, sudah saatnya Ketua DGBF berganti ke guru besar yang lebih muda dan lebih tangkas. Meski demikian, kami masih bagian dari DGBF yang akan tetap membantu kemajuan FEB UI. Terima kasih atas kerja sama selama ini,” ucapnya.

Ketua Dewan Guru Besar FEB UI Periode 2022–2027 Prof. Bambang P. S. Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. mengungkapkan rasa bahagianya kembali ke Kampus FEB UI. Ia berharap, pengalaman selama 13 tahun di birokrasi dan lembaga internasional dapat bermanfaat untuk pengembangan FEB UI. Menurutnya, fakultas adalah awal mula guru besar berkarya dan berkarier. Dengan begitu, para guru besar harus terus mengupayakan fakultas tercinta untuk berkembang menjadi yang terbaik di tanah air dan kancah internasional.

Ia sangat mendukung program dekan agar FEB UI lebih go internasional, “Tidak hanya bidang pengajaran, kita harus lebih fokus pada penelitian. Terlebih, persyaratan guru besar kini jauh lebih sulit. Tentu sebuah tugas bagi kami turut membina para pengajar muda agar cepat meningkatkan kemampuan untuk naik pangkat. Lebih penting, membuktikan FEB UI selalu melahirkan ekonom yang dibutuhkan negara dan menjaga posisi di tingkat nasional.”

Lebih lanjut, Ketua Senat Akademik FEB UI Periode 2017–2022 Benedictus Raksaka Mahi, M.Sc., Ph.D. memandang sertifikasi AACSB merupakan tonggak penting bagi kemajuan FEB UI. Ia mengajak seluruh sivitas akademika untuk mempererat kerja sama dalam meraih akreditasi AACSB, “Saya melihat Pimpinan fakultas telah banyak menjalankan strategi, antara lain sharing video akreditasi FEB UI untuk mensukseskan visitasi. Saya harap, kita dukung sepenuhnya upaya pimpinan agar kita sukses meraih akreditasi AACSB.”

“SAF secara aktif selalu mengawal dan melibatkan diri dalam berbagai rencana strategis fakultas. Dalam upaya meraih AACSB, kami mengikuti workshop terkait sebagai salah satu kelengkapan proses akreditasi. Tak luput, SAF pun memerhatikan dinamika perubahan kurikulum—yakni Kurikulum Merdeka—yang dicanangkan Kemendikbud dan diakomodasikan Pimpinan FEB UI. Pada periode perubahan ini, kami mengadakan beragam diskusi pembahasan kurikulum dengan melibatkan pimpinan program studi di FEB UI,” tambahnya.

Menurut pandangan Ketua Senat Akademik FEB UI Periode 2022–2027 Prof. Dr. Budi Frensidy, S.E., M.Com., SAF periode sebelumnya telah melaksanakan tugas dengan baik. Pada awal 2022, ia menerima kabar adanya pengukuhan 2 guru besar dan 7 lektor kepala dari 3 Departemen FEB UI. Ia berpikir, cukup realistis apabila FEB UI memiliki target mengukuhkan 1 guru besar per tahun dari setiap departemen. Sementara itu, FEB UI dapat menargetkan lektor kepala dengan jumlah 2 kali lipat lebih banyak.

“Saya mendukung penuh percepatan kenaikan pangkat. Terlebih, Dekan FEB UI telah dibantu oleh Prof. Djoni yang memang kompeten dalam bidang ini. Tak butuh waktu lama, pencapaian saat ini sudah terlihat sangat luar biasa,” pungkasnya.

Akhir kata, Budi menganggap akreditasi AACSB merupakan turning point FEB UI terbilang mampu memenangkan kompetisi di tingkat internasional. “Setelah akreditasi, memang akan menaikkan status dan memecahkan masalah. Namun, FEB UI harus bersiap menghadapi tantangan baru lainnya, khususnya dalam hal sumber daya manusia pengajar dan pembimbing. Maka, FEB UI sebaiknya fokus pula ke publikasi untuk mendorong peningkatan guru besar dan lektor kepala.” (mh)