Rektor UI: BUMN Sebagai Lokomotif Ekonomi Pascapandemik

Rektor UI: BUMN Sebagai Lokomotif Ekonomi Pascapandemik

Delli Asterina ~ Humas FEB UI

Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., menjadi pembicara dalam Paparan dan Diskusi bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dengan tema “Survival Strategy: BUMN sebagai Mesin dan Lokomotif Pembangunan Pascapandemik.” Acara dilakukan secara daring  dan dipandu oleh moderator Suryopratomo, pada Rabu (20/5/2020).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, membahas strategi BUMN di tengah pandemi COVID-19. Ia menuturkan, “Perubahan yang terjadi akibat COVID-19 menuntut adanya inovasi teknologi di BUMN. Kita mengharapkan Research and Development tidak hanya di BUMN, tapi bisa melakukannya bersama universitas. Banyak penemuan dilakukan di universitas karena perguruan tinggi ialah ahlinya,  sehingga perlu diciptakan ekosistem yang saling mendukung guna menghasilkan produk inovasi yang bermanfaat bagi bangsa.”

Di kesempatan yang sama, Erick melihat pandemi Covid-19 menjadi sebuah momentum bagi Indonesia untuk bangkit melakukan gebrakan. Erick menyebut perusahaan pelat merah harus menjadi lokomotif pembangunan nasional bagi momen kebangkitan tersebut.

“Pandemi Covid-19 harus menjadi ajang untuk bisa mengevaluasi, memperbaiki, mereformasi serta mentransformasi apa yang dilakukan ke depan dan tentu BUMN untuk Indonesia tidak hanya sekadar slogan,” kata Erick

Prof. Ari Kuncoro menyampaikan paparannya yang berjudul “BUMN sebagai Lokomotif Ekonomi Pascapandemi”.  Ari mengatakan, “Peran BUMN sangat penting sebagai katalisator dan integrator perubahan bagi masyarakat. Krisis COVID-19 memutus pertemuan antara permintaan dan produksi, sebagai akibat penerapan prosedur kesehatan untuk mencegah penularan. Maka dari itu, dibutuhkan mitigasi pertumbuhan ekonomi agar dapat menyelamatkan perekonomian nasional.”

PSBB menjadi pilihan kebijakan yang dijalankan saat ini untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19, serta mempertahankan rantai pasokan dan meminimalkan resesi. Peran BUMN sangat dibutuhkan di sini, yaitu untuk menjaga supply chain (rantai pasokan), serta sebagai system integrator ketika kondisi normal baru.

Ari berpesan, “Jangan sampai ketika pemulihan pasca COVID-19 terjadi, barang yang tersedia di pasar hanyalah barang impor. Di sinilah peran penting BUMN untuk menjaga produksi di dalam negeri, sehingga mampu menciptakan nilai tambah untuk membuka kesempatan kerja dan bertumbuhnya modal, agar perekonomian dapat segara pulih berkesinambungan.”

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI ini juga menyampaikan bahwa BUMN dapat menjadi acuan di dalam menjalankan kondisi “normal baru” dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sebagai contoh, mengawal penerapan teknologi dan informasi komunikasi di tengah beraktivitas; menjaga pertumbuhan bisnis logistik dan transportasi sebagai dampak dari terbatasnya pertemuan fisik; menerapkan otomatisasi/robotisasi di tempat kerja; menjaga produksi alat-alat kesehatan, masker, sanitasi, obat-obatan dan vaksin termasuk herbal dan suplemen; serta berinovasi pada sektor hotel dan restoran yang diperkirakan akan pulih relatif cepat.

“Bank-bank BUMN juga memiliki peran besar dalam menyelamatkan perekonomian nasional dengan melakukan relaksasi atau restrukturisasi kredit bagi UMKM,” kata Prof. Ari.

Di kesempatan lain, UI telah bersinergi dengan  Kementerian BUMN khususnya di dalam pengembangan inovasi untuk mengatasi permasalahan COVID-19. UI mengusung karya sivitas akademika UI sebagai karya anak bangsa untuk menciptakan kemandirian ekonomi produksi. Hingga saat ini, terdapat ragam inovasi, diantaranya Ventilator COVENT-19; Alat Pengambil Spesimen Flocked Swab HS-19; DSS- covIDNET: Software Pembaca Hasil Rontgen untuk Konfirmasi Pneumonia Akibat COVID-19 berbasis AI; Pesawat Tanpa Awak untuk Awasi Penerapan PSBB; APD, Respirator Pemurni Udara berbentuk Masker Wajah bagi Tenaga Medis; dan lainnya.  (hjtp)

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=P8iGlL9w-x0