Ari Kuncoro: Pejabat Kredit Bank Diperlukan untuk Jaga Rasio Kredit Bermasalah

Ari Kuncoro: Pejabat Kredit Bank Diperlukan untuk Jaga Rasio Kredit Bermasalah

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Industri perbankan mesti mulai mengatasi waspada kredit macet per Agustus 2019 sebesar 8,6%. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terjadi peningkatan rasio dan performing loan a growth dari Juli 2019 sebesar 2,55% menjadi 2,60%.

Lantas mampukah di tengah ancaman resesi dan membengkaknya Kenaikan Rasio Kredit Bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) perbankan melakukan ekspansi kredit dan bank kategori manakah yang mampu memacu kredit?

Bila dilihat dari survei indeks keyakinan konsumen menunjukkan bahwa adanya penurunan ekspektasi pada September dibandingkan Agustus lalu. Sedangkan survei indeks keyakinan konsumen dalam jangka 6 bulan masih terbilang positif. Ini menandakan masih terdapat daya beli dan membutuhkan pendekatan yang memberikan ekspektasi yang lebih positif.

“Dalam meyakinkan masyarakat untuk melakukan kredit di bank, harus ada second opinion yang melihat dari perspesi lain dari semua sudut yang disampaikan oleh Bank Dunia/IMF. Selain itu, juga sektor jasa merupakan sektor paling tepat untuk perbankan melakukan kredit seperti industri manufaktur, otomotif, kuliner, pariwisata, kerajinan tangan,” tutur Ari Kuncoro selaku Dekan FEB UI sekaligus Rektor UI Terpilih Periode 2019 – 2024 dalam acara Hot Economy di Berita Satu TV ‘Dorong Kredit, Jaga Tingkat Non Performing Loan (NPL)’, pada Rabu (9/10/2019).

“Ini menjadi tugas dari bank untuk mempunyai pejabat kredit yang tidak hanya menganalisis secara buku, namu aktif melakukan survei terhadap karakter nasabah. Bank yang ada sekarang dalam hal mengumpulkan dana sebelum adanya penurunan suku bunga terbilang masih mahal. Hal ini membuat masyarakat sulit untuk memindahkan tabungannya karena deposito berjangka,” tambahnya.

Sehingga, koorporasi menengah mengalami sedikit kesulitan, karena banyak di antara mereka yang orientasi ekspor tetapi bahan bakunya impor. Kemudian, ada prospek memindahkan dimana mereka menjadi supply chain dari Cina dan mengalami tidak kepastian.

“Saya melihat BCA lebih retail dibandingkan dengan BNI, Bank Mandiri yang terlihat dari kredit koorperasinya. Sementara, pertumbuhan kredit melemah terjadi pada bank kelompok 1, 2,3 yang beroperasi di segi konsumsi/KPR. Sedangkan, bank kelompok 4 mempunyai kemampuan untuk memberikan koorperasi sehingga masih dikatakan sangat kuat,” tutupnya. (Des)