Kaji Transportasi Perkotaan, Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI Undang 3 Pembicara

Kaji Transportasi Perkotaan, Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI Undang 3 Pembicara

 

Melva Costanty ~ Humas FEB UI

DEPOK – Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, Departemen Ilmu Ekonomi, FEB UI mengadakan seminar mingguan di Gedung Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), FEB UI, Salemba, Jakarta Pusat (3/7/2019). Dalam seminar kali ini menghadirkan 3 pembicara membahas topik-topik yang berbeda.

Rifi Fazrina Djuuna, mahasiswa Program Pascasarjana MPKP, mempresentasikan topik ‘Urban Form and Transport Consumption in Indonesia’. Daerah perkotaan yang berkembang pesat berfungsi sebagai motor ekonomi dan menyumbang lebih dari 80% Global Gross Domestic Product (GDP). Sayangnya, daerah perkotaan juga menkonsumsi dua pertiga energy di dunia dan menyumbang dari 70% dari emisi secara global. Dalam sesi ini, Rifi membahas hubungan antara bentuk transportasi perkotaan dan konsumsi transportasi di Indonesia, mengembangkan model rumah tangga dan agregat sebagai studi perbandingan-nya, dan mendiskusikan implikasi kebijakan dari isu yang diteliti.

Presentasi kedua dengan topik “The Education and Labor Match in Youth Labor Market In Indonesia: A Study’ dibawakan oleh Sachiko Miyata, Ph. D, Associate Professor dari Universitas Ritsumeikan, Jepang. Dalam presentasinya, Sachiko menganalisa efek dari overeducation. Overeducation dapat diartikan sebagai perbedaan antara tingkat sekolah yang diselesaikan pekerja dan level pendidikan yang diperlukan pekerja untuk menjalankan pekerjaannya. Studi yang dilakukan Sachiko dan tim mengukur level pendidikan yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, termasuk di dalamnya daftar tugas yang dilakukan (job description).

Dan presentasi terakhir dibawakan oleh Erick Hansnata, Ph. D, Senior Economist KPMG, Australia, membahas topik “Does Market Mechanism in Energy Industry Provide an Efficient Price for Costumers? An Evidence-Based Policy In Regulating Electricity Price In Australia”. Australia pernah mengalami kondisi oversupply pada tahun 1990 (Keating era). Tarif listrik jatuh dan dibandingkan dengan negara-negara lain, Australia berada dalam peringkat terendah di dunia. Erick memberikan pandangan mengenai penentuan tarif tarif retail untuk suplai listrik konsumen tahun 2017-2020 di Australia.(Des)