Ari Kuncoro Beri Strategi Kepada PPRA LIX LEMHANNAS RI Tahun 2019

Ari Kuncoro Beri Strategi Kepada PPRA LIX LEMHANNAS RI Tahun 2019

Jakarta- Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Ari Kuncoro memberikan paparan strategi pembangunan Indonesia dalam menghadapi pengaruh ekonomi digital untuk
Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LIX Tahun 2019 Lemhannas RI, bertempat di Ruang NKRI Gedung Pancagatra Lt.3 Barat Lemhanas RI pada Jumat, 12 April 2019.

Melihat besarnya potensi dari ekonomi digital, acara ini diselenggarakan untuk menambah wawasan mengenai pentingnya ekonomi digital bagi Indonesia serta apa strategi Indonesia untuk menyikapi ekonomi digital dalam rangka pembangunan nasional.

Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari trend dunia yang semakin berbasis digital. Meningkatnya ekonomi digital dan e-commerce dapat menjadi potensi yang luar biasa bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan prediksi Mckinsey, ekonomi digital memiliki potensi membuat 26 juta lapangan pekerjaan di tahun 2022, meningkatkan pertumbuhan terhadap UMKM sebesar 80%, serta menaikan 2% PDB.

Selain itu, dampak positif dari penggunaan ekonomi digital dapt dirasakan oleh berbagai pihak. Bagi pihak konsumen, menggunakan e-commerce dapat mengurangi biaya konsumen dari skema tradisiona. Pemerataan juga dapat terbantukan. Meskipun sekarang 55% dari penggunaan e-commerce dilakukan di pulau Jawa, warga Indonesia di luar jawa juga mendapat akses ke barang yang awalnya susah didapat.

Indonesia memiliki potensi yang besar dalam ekonomi digital. Terdapat 3 trend besar yang menandai potensi Indonesia: infrastruktur, konsumen, dan usaha. Indonesia memiliki biaya biaya modal data yang termurah berbagai negara. Meskipun ini memberikan potensi bagi transaksi yang makin banyak, kecepatan internet dan bandwith Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini tidak menghalangi akses warga Indonesia terhadap transaksi internet. Harga handphone yang lumayan terjangkau di Indonesia makin mempermudah hal ini. Hampir 75% dari transaksi online di Indonesia dilakukan melalui handphone. Warga Indonesia juga menghabiskn lebih banyak waktu berkutat di Internet dai negara lain seperti AS.

Untuk memanfaatkan potensi ini, terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan pemerintah. Pertama, membangun infrastruktur yang baik dan sistem logistic yang baik. Meskipun Indonesia mengalami peningkatan dalam Logistics Performance Index (LPI) dari tahun 2016 dimana Indonesia masuk dalam peringkat 63 dan 160 negara, kualitas infrastruktur juga harus ditingkatkan.

Selain infrastruktur, pemerintahan Indonesia juga harus mengembangkan akses masyarakat terhadap jasa keuangan. 99% transaksi yang dilakukan di Indonesia masih datarn bentuk uang tunai. Di tahun 2018, hanya 49% dari masyarakat Indonesia memiliki akses ke jasa keuangan dibandingkan 85% dari Malaysia dan 82% di Thailand.

Peningkatan UMKM yang berbasis digital serta meningkatkan kemampuan teknologi pekerja Indonesia juga harus menjadi fokus pemerintahan karena Indonesia kekurangan ahli IPTEK, dan perusahaan teknologi yang memadai. Iklim investasi juga harus ditingkatkan.