MM FEB UI Hadirkan Pemateri Kuliah Umum dari Jepang

MM FEB UI Hadirkan Pemateri Kuliah Umum dari Jepang

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Kuliah Umum dengan mengambil isu “Public Relation and the Three Force of Hyper-Globalization yang berlangsung di Auditorium MM, pada Jumat (2/11/2018).

Kuliah Umum ini dikhususkan untuk kelas Program MM-MBA Garuda (2017) dengan dosen pengampu Riani Rachmawati, Ph.D., dan Dr. Yanki Hartijasti. Pemateri disampaikan oleh Dr. Takashi Inoue selaku Chairman & CEO Inoue Public Relation Inc. (IPR) Tokyo, Jepang. Hyper-globalization merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan dramatis dalam ukuran, ruang lingkup dan kecepatan globalisasi yang dimulai pada akhir 1990-an dan yang berlanjut hingga awal abad ke-21.

Ini mencakup tiga dimensi utama, yakni globalisasi ekonomi, budaya, dan politik. Tiga kekuatan hyper-globalization meliputi kekuatan ekonomi, komunikasi manusia melalui kekuatan internet, dan gangguan teknologi. Selain itu, di dalam hyper-globalization semuanya akan terjadi lebih cepat, misalnya dalam bisnis yang dihadapi, di antaranya pesaing baru, model bisnis baru, lebih banyak permintaan dari pemerintah, lebih mungkin menghadapi krisis, dan pemangku kepentingan (investor, karyawan, pelanggan) sekarang bersifat global.

“Tantangan besar abad ke-21 ialah untuk melihat dan memahami lingkungan baru yang sangat menantang, di mana keterampilan manajemen hubungan strategis public relation menyediakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi,” ucap Takashi Inoue.

Kemudian, public relation merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran individu dan organisasi di sepanjang jalur terpendek melalui proses manajemen hubungan pemangku kepentingan strategis berkesinambungan, dimulai dari etika, komunikasi dua arah simetris, dan koreksi diri yang mencari keuntungan bersama secara luas.

Tujuan public relation ditetapkan sesuai dengan kebutuhan tujuan pemasaran yang ditetapkan sejalan dengan objek bisnis organisasi dan tujuan akhir serta berdasarkan informasi yang berasal dari penelitian dan analisis situasi. “Selain itu, tujuan juga dicapai melalui program komunikasi strategis yang sedang berjalan yang dirumuskan dari perspektif jangka menengah hingga panjang,” ungkap dia.

Sementara itu, untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan akurat tentang situasi organisasi baik domestik maupun luar negeri dengan menentukan titik awal dalam semua pekerjaan public relation. Ini termasuk meninjau aktivitas pemasaran dan komunikasi saat ini dan mengevaluasi aspek positif dan negatif dari situasi organisasi terutama bagaimana keadaannya.

Ditangani oleh media dalam menghargai posisinya relatif terhadap pesaing menggunakan data dari survei acuan dan mengidentifikasi aspek positif, misalnya faktor untuk diferensiasi dan kelemahan untuk memastikan posisinya di pasar. “Menetapkan target bisnis & saluran komunikasi adalah proses menyelesaikan peta yang menunjukkan target di antara masyarakat yang ingin Anda komunikasikan,” tambah dia.

Pemilihan sasaran menentukan arah sisa pekerjaan dari membangun strategi public relation dan seterusnya. Biasanya melibatkan penetapan target dalam dua kategori, yaitu siapa yang ingin Anda jual (target bisnis) dan melalui siapa Anda ingin berkomunikasi (saluran komunikasi).

“Untuk itu, apabila Anda ingin sukses dalam jangka panjang yang dibutuhkan, seperti merek global, yang harus menarik dan menginspirasi pemangku kepentingan Anda (karyawan, investor, dealer, pemasok, pelanggan) yang menjadikan mereka penggemar,” tutupnya. (Des)