Global Network for Advanced Management (GNAM) Week Day 2: Inovasi pada Transportasi dan Digitalisasi Industri Pendukung Pariwisata

Global Network for Advanced Management (GNAM) Week Day 2: Inovasi pada Transportasi dan Digitalisasi Industri Pendukung Pariwisata

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Hari kedua GNAM Week membahas mengenai terobosan-terobosan pada industri pendukung pariwisata. Transportasi merupakan kunci utama untuk mendorong kenaikan jumlah wisatawan domestik maupun dari luar negeri untuk mengunjungi destinasi wisata di Indonesia. Selain itu, industri pendukung lainnya, seperti penyedia jasa penjualan tiket transportasi maupun akomodasi juga turut serta mendorong jumlah wisatawan dengan memudahkan mereka mendapatkan layanan yang diinginkan dalam waktu yang sangat cepat. Inovasi diperlukan pada industri pendukung guna memperkuat kemajuan di sektor pariwisata Indonesia.

Inovasi pada Pusat Transportasi di Indonesia


Harry Boediarto selaku Direktur Komersial PT. PELNI (Persero) mengatakan gagasan utama yang dicanangkan oleh PELNI ialah mengembangkan daerah terpencil di Indonesia dengan meningkatkan jaringan transportasi laut (kapal/perahu penumpang). Salah satu alasan mengapa PELNI pergi ke daerah terpencil, karena daerah tersebut kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar. Selain itu, masalah lainnya seperti tidak mencukupi dermaga dan fasilitas perahu. Oleh karena itu, solusi kebijakan yang diambil oleh PELNI dengan membuat desain perahu solar powerd.

Ir. M. Arif Wibowo, MM selaku CEO PT. Airfast Indonesia mengatakan PT Airfast Indonesia dalam meningkatkan layanan transportasi bagi wisatawan asing maupun domestik dengan cara meningkatkan keahlian SDM terlebih dahulu (pilot). Selain itu, mempunyai sertifikasi sebagai izin resmi dalam penerbangan. Untuk itu, inovasi yang harus dilakukan harus membangun garis pantai dan fasilitas dasar air dalam waktu dekat.

Edwin Soedarmo, MM-MBA selaku CEO CSE Aviation menyampaikan bahwa dalam meningkatkan layanan bagi turis asing salah satunya akses transportasi yang mudah. Kita perlu mengembangkan sistem transportasi di Indonesia, setidaknya ada tiga hal, di antaranya meningkatkan sarana-prasarana mode transportasi darat/laut/udara, memperluas area pintu masuk dan keluar (stasiun/pelabuhan/bandara), dan menghubungkan pembentukan rute.

Transformasi Digital untuk Peningkatan Layanan Jasa Pendukung Pariwisata

Iswandi Said selaku Presiden Direktur PT. Hotel Indonesia Natour menyampaikan bahwa Voice of Guest (VoG) sebagai panduan untuk melakukan perbaikan terutama pada industri perhotelan. Data dikumpulkan di berbagai titik kontak dari pengalaman tamu yang memungkinkan hotel tersebut mengasah pada segmen data penting dan menerjemahkan berbagai pendapat tamu. Hotel yang menerapkan VoG mendapatkan pertumbuhan pendapatan tahunan minimal 10% dibandingkan dengan mereka yang tidak menerapkan ini.

Bayu Nugroho Sudjono selaku VP of Operation, Logistics and Warehouse Blibli.com menyampaikan bahwa Blibli melakukan transformasi digital dalam hal konversi percakapan otomatisasi ke layanan mandiri sebagai pengembangan sistem. Otomatisasi tersebut meliputi Clara (berbicara langsung dengan menggunakan fitur dan dapat menjawab 19000+ pertanyaan dengan akurasi 87%), layanan mandiri (terdiri dari self ticketing, diskusi produk, empowerement), layanan pelanggan, dan unit pelayanan khusus.

Ariel Musta’in selaku Executive General Manajer Divisi Digital Service PT. Telkom Indonesia, Persero mengatakan saat ini Telkom sedang berpindah ke bisnis digital. Saham Telkom dimiliki 52% oleh pemerintah Indonesia dan mempunyai 23 anak perusahaan. Saat ini, Telkom sudah melakukan inovasi pada jaringan internasional dengan memiliki footrpinrts 15 konsorsium yang mampu menjangkau 64,6 KM dengan 52 titik dan menjangkau 26 negara.

Digitalisasi Industri Perhotelan

Arthur Andesya selaku Head of Business Development PT Gojek Indonesia mengatakan salah satu menu GoJek yang membantu industri perhotelan bernama Go-Life. Untuk saat ini, apabila ingin memesan Go-Life menggunakan aplikasinya tersendiri, karena sudah terpisah dari Gojek. Alasannya untuk mempercepat pembaharuan fitur supaya jika terjadi eror dengan sistem Gojek, maka Go-Life tidak terkena imbasnya. Menu-menu yang ada di Go-Life terdiri dari Go-Message, Go-Glam, Go-Auto, dan Go-Clean.

Kurniawan Santoso selaku Strategic Advisor Facebook Indonesia mengatakan data menyatakan bahwa 122 menit dihabiskan di ponsel dan 78% waktu dihabiskan di 3 aplikasi teratas pengguna (Whatsapp, Facebook, Instagram). Sebagian besar waktu seseorang pada umumnya dihabiskan untuk aktivitas khusus seperti sosial, pesan, dan video. Hal tersebut bisa dimanfaatkan bagi industri perhotelan dengan menggunakan 3 aplikasi tersebut dalam menjalin komunikasi dengan pelanggan, sarana promosi, dan menjalin kerjasama dengan pihak lainnya. (Des)