LPEM FEB UI Tanggapi Hasil Kunjungan Kerja Presiden Jokowi ke Korea Selatan

LPEM FEB UI Tanggapi Hasil Kunjungan Kerja Presiden Jokowi ke Korea Selatan

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan menghasilkan sejumlah kesepakatan bisnis yang bernilai USD6,2 miliar atau setara dengan Rp81,8 triliun. Nilai investasi tersebut berasal dari 15 proyek yang ditandatangani antarpelaku usaha dari dua negara.

Korea Selatan merupakan negara nomor dua paling besar mitra Asia Tenggara. Dilihat dari nilai investasi Korea Selatan sangat strategis setelah Amerika Serikat. Selain itu, negara ASEAN yang paling besar menerima investasi dari Korea Selatan adalah Vietnam, Indonesia dan Singapura. Sehingga tentu akan memberikan dampak yang sangat besar.

ā€œKorea Selatan termasuk negara yang sangat maju dari sisi RND danĀ desain.Ā Dari segi proporsi RND terhadap PDB, Korea Selatan memiliki porsi terbesar di dunia, yaitu 4%, Amerika Serikat & Tiongkok sekitar 2%, dan Jepang 3%. Itu dilihat berdasarkan per GDP mereka. Jadi negara tersebut sangat antusias terhadap inovasi dan teknologi,ā€ ucap Kiki Verico selaku Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM saat diwawancarai ā€˜Metro Siangā€™ di Metro TV, (11/9/2018).

Dari hasil kesepakatan kerjasama antara Indonesia dengan Korea Selatan, kita lihat ekonomi terkait industri 4.0, Korea Selatan contoh dan pilihan cukup tepat untuk Indonesia dalam mengembangkan teknologi dan ekonomi dalam jangka waktu 10 ā€“ 30 tahun ke depan dalam rangka IR 4.0.

Selain itu, Korea Selatan juga melakukan perdagangan pada barang konsumsi dan ada juga untuk besi baja, produk kimia, migas. ā€œJadi pada Indonesia dan Korea Selatan harus ada hubungan timbal balik untuk industri hulu dan hilirnya,ā€ jelas Kiki Verico.

Target dari Presiden Joko Widodo di tahun 2022 nanti, nilai perdagangan dengan Korea Selatan akan menjadi USD30 miliar dan sangat realistis. Kita bisa menjadi basis produksi untuk industri hulu kemudian diekspor kembali ke Korea Selatan kemudian menjadi barang konsumsi bisa juga diekspor kembali ke Indonesia atau diimpor ke seluruh dunia.

Selain itu, targetnya ke penggunaan platform dalam perdagangan berbasis digital ekonomi, industri kreatif, dan kuliner. ā€œIni akan membantu ekonomi kreatif dan UKM di Indonesia dari sisi pemasaran dan produksi,ā€ tutup Kiki Verico. (Des)

 

Ā