Perkuat Cadangan Devisa Indonesia, Dekan FEB UI Sarankan 5 Strategi

Perkuat Cadangan Devisa Indonesia, Dekan FEB UI Sarankan 5 Strategi

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

Di tengah situasi rupiah yang masih terombang-ambing akibat penguatan dollar Amerika Serikat, cadangan devisa memegang posisi yang cukup krusial untuk mengatasi permasalahan tersebut. Di mna posisi 117,9 miliar dollar per 31 Agustus 2018 tercatat sebagai terendah sejak Januari 2017.

Bank Indonesia melakukan antisipasi dengan cara menggunakan cadangan devisa berbasis situasi jangka pendek untuk melakukan stabilisasi. Gejolak jangka pendek ini harus diperhalus, agar tidak menimbulkan ekspektasi yang tidak perlu. “Kita perlu diskusikan bagaimana memperkuat cadangan devisa dengan melihat sumber-sumber yang ada. Karena yang dilakukan oleh Bank Indonesia itu jangka pendek. Tetapi, jangka menengah dan panjang kita perlu lihat sumber-sumbernya,” ungkap Ari Kuncoro dalam acara Hot Economy di Berita Satu TV, (10/9/2018).

Penurunan cadangan devisa sejak Januari 2017 sebesar USD13,9 terbilang aman dibandingkan dengan negara lainnya. Tentu, ini mencukupi kebutuhan impor 6 dan 7. Kita mengumpulkan cadangan devisa terutama pada saat situasi yang membaik tahun 2005, 2006, 2012. Selain itu, kita juga bisa memakai cadangan devisa dalam bentuk tabungan.

Sementara itu, Indonesia dalam keterlibatan di jaringan distribusi produksi internasional itu sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Vietnam dan Thailand. Oleh karena itu, sektor ini dianggap juga mampu memperbesar porsi cadangan devisa. Maka kita harus persiapkan terlebih dahulu ialah dibangun infrastruktur yang memadai, misalnya pelabuhan memenuhi standar internasional dan perbaikan peningkatan jalur perkeretaapian. Sehingga, membuat pengiriman barang dari negara kita ke negara lainnya menghemat waktu dan biaya serta menghasilkan keuntungan yang signifikan.

“Maka dari itu, strategi untuk memperkuat devisa Indonesia dengan cara, pertama, peningkatan dari segi ekspor dengan memikirkan langkah stretegi pendalaman. Kedua, meningkatkan sektor skala menengah penghasil bahan baku setengah jadi untuk membantu industri hulu & hilir. Ketiga, meningkatkan sektor pariwisata didukung dengan membangun fasilitas untuk tourism yang mempunyai potensi besar penghasil devisa. Keempat, memperbaiki sistem TKI yang bekerja di luar negeri, karena mereka menghasilkan nilai tambah dalam bentuk devisa. Dan kelima, ditingkatkan juga jasa-jasa yang sifatnya membuat image Indonesia menjadi bagus, seperti pembuatan film budaya Indonesia,” tutup Ari Kuncoro. (Des)