BUSINESS ETHICS, ACARA PUNCAK DENGAN MENTERI IGNATIUS JONAN DAN 3 PETINGGI PERUSAHAAN NASIONAL DI GNW UI 2015

Sesi seminar Business Ethics di Global Network Week (GNW), UI 2015 di Gedung Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (MM FEB UI), Selasa, 17 Maret 2015, mendatangkan 4 tokoh petinggi negara yang telah menerapkan Business Ethics yang baik di bawah kepemimpinan mereka. Mereka ialah Pak Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Indonesia; Bapak Richard Joost Lino, CEO Pelindo II / Indonesia Port Cooperation; Bapak Arif Wibowo, CEO Garuda Indonesia; dan Bapak Arief Budiman, Direktur Keuangan Pertamina.

Di depan peserta GNW 2015, pertama Menteri Perhubungan Ignatius Jonan memberikan wejangan bahwa etika dalam dunia bisnis hanya ada 1 dan dapat diaplikasikan di negara apapun. Meskipun tidak ada peraturan yang jelas, namun etika harus dijalankan. Contohnya kasus delay Lion Air beberapa waktu yang lalu. Tidak ada peraturan yang mengharuskan Lion Air dihukum, namun kami dapat memberikan masukkan untuk memperbaiki pelayanan dan sebaiknya 40% dari SOP harus dapat menangani delay yang parah.

Pembicara berikutnya adalah Bapak Richard Joost Lino yang berbicara tentang etika bisnis dari sudut pandang yang sedikit berbeda. “Saya harus menjadi anjing herder untuk dapat membuat suatu proyek berhasil. Akan selalu ada jalan meskipun korupsi merajalela.” Proyek yang sedang dijalankan adalah Pelabuhan Kalibaru, yang merupakan ekspansi dari Tanjung Priok akibat Tanjung Priok sudah sangat melebihi kapasitasnya. ” Wilayah Indonesia sebagian besar adalah laut dan apabila pelabuhan digunakan secara maksimum, efeknya ke GDP Indonesia akan bertambah 5%.” kata bapak yang akrab dipanggil Pak Lino ini. Beliau juga sedang mengerjakan proyek pelabuhan besar di Sorong dan meskipun masih sebagai perintis, kita harus mempromosikan “angkutan laut untuk biaya logistik murah”. Salah satu contoh tindakan etis adalah medukung proyek-proyek pelabuhan meskipun keuntungannya baru dapat dirasakan 100 tahun kemudian. Transportasi air harus didukung karena akan memberikan dampak positif ke lingkungan seperti polusi yang berkurang, mengurangi kemacetan terutama di Pulau Jawa, dan mengurangi biaya perawatan jalan di Pulau Jawa.

Bapak Arif Wibowo, selaku CEO Garuda Indonesia berbicara bahwa etika erat kaitannya dengan integritas. Fondasinya adalah membangun reputasi yang baik dan dengan begitu sendirinya akan membangun kepercayaan diantara stakeholder. Bukti nyatanya adalah Garuda Indonesia yang kini melayani dengan 166 pesawat dengan umur rata-rata pesawat di bawah 5 tahun. Bahkan, sekarang Garuda sudah menjadi anggota dari Skyteam dan menjadi satu-satunya anggota IATA (International Air Transport Association) dari Indonesia. Salah satu hal yang harus ditingkatkan untuk menghilangkan penghalang kesuksesan adalah Kepercayaan. Kepercayaan dapat meningkatkan performansi kerja, dan dengan ini biaya akan berkurang dan pemasukkan akan bertambah.

Berikutnya, Bapak Arief Budiman, selaku CFO dari Pertamina juga berbicara hal yang sama dengan Pak Arif Wibowo bahwa etika erat kaitannya dengan integritas. Kondisi saat ini bahwa Pertamina merugi pemerintah mensubsidi BBM dan masih banyak hal yang harus didanai seperti meningkatkan kapasitas dari kilang minyak, mengembangkan infrastructure. Saat ini kapasitas produksi pertamina jauh di bawah permintaan yang membuat Indonesia harus mengimpor oil and gas meskipun Indonesia sendiri adalah oil and gas producer di dunia. Etika yang harus masing-masing kita terapkan adalah hematlah dalam mengkonsumsi bahan bakar. 6 C yang harus dijalankan oleh perusahaan adalahClean, confident, competitive, costumer focus, capable, competitif.

(ed PT/PH picDS/ S)