Temu Alumni MPKP FEUI dan Serial Diskusi

Temu Alumni MPKP FEUI dan Serial Diskusi

Pada hari sabtu 01 November 2014, Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik (MPKP) menyelenggarakan Temu Kangen Alumni di gedung MPKP FEUI Salemba yang dihadiri oleh alumni MPKP dari berbagai angkatan termasuk di antaranya Bapak Andrinof A Chaniago Menteri PPN/ Kabinet Kerja yang merupakan alumnus IX. Temu Alumni ini diharapkan dapat menggalang silahturahmi antar alumni, pembentukan jaringan dan sebagai langkah awal untuk menghidupkan kegiatan Alumni MPKP FEUI agar lebih terorganisir. Untuk itu dalam acara ini juga dilakukan penetapan formatur kepengurusan Alumni MPKP FEUI.
Dalam kesempatan tersebut Bapak Andrinof Chaniago sempat mengungkapkan pandangan terkait tugas beliau di Bappenas. Diungkapkan bahwa Pemerintahan saat ini akan lebih difokuskan di sektor riil, Berbeda dengan pemerintahan terdahulu yang dinilai lebih memperhatikan pasar modal dan keuangan.karena menurutnya, jika hanya melayani pasar dan modal, maka tenaga pemerintah akan habis. Sementara tugas pemerintah adalah untuk melayani perekonomian secara keseluruhan bukan hanya bukan hanya spekulan pasar uang dan pasar modal.
Pada hari yang sama MPKP juga menyelenggarakan Serial Diskusi “Implementasi Hilirisasi Industri di Indonesia Dalam Rangka Mendorong Industrialisasi Berkelanjutan : Upaya Menghindari Middle Income Trap” diskusi dibuka  oleh Ketua Program Studi MPKP Dr. Telisa Aulia Falianty, pemaparan materi oleh 3 narasumber, yaitu : Dendi Ramdani Ph.D (Pengajar  FE UI dan peneliti LPEM FE UI), Dr. Syarkawi Rauf (Komisioner KPPU Republik Indonesia), Dr. Erna Zetha (Staf Khusus Menteri Perindustrian). Acara ini di hadiri oleh mahasiswa MPKP FEUI dan Umum.
Salah satu permasalahan penting yang dihadapi Indonesia adalah terjadinya deindustrialisasi. Terjadinya deindustrialisasi dapat mengancam Indonesia terjebak dalam middle income trap.  Ada empat faktor untuk menghindari middle income trap yaitu : infrastruktur, kualitas institusi, R&D dan institusi, kewirausahaan.  Indonesia jika ingin keluar dari masalah deindustrialiasi harus memanfaatkan sumber daya alam dengan mengolahnya menjadi bahan jadi. Permasalahannya selama ini, Indonesia menggali sumber daya alam dan menjualnya dalam bentuk mentah. Padahal kalau melakukan hilirisasi value added-nya akan meningkat.  Tanpa adanya usaha hilirisasi sulit negara Indonesia menjadi negara berbasis industri (Brodjonegoro, 2013).
Seperti pemaparan Dendi Ramadani Ph.D ”Di mana Middle Income Trap merupakan fenomena yang dialami oleh suatu negara dengan kondisi stagnansi dan tidah mampu tumbuh menjadi level negara maju. Ada beberapa tipikal negara yang terjebak pada middle income level seperti rasio investasi rendah, pertumbuhan manufaktur lambat dsb. Indonesia sendiri dihadapkan akan permasalahan tersebut, dengan bonus demografi yang terbatas (dari sisi waktu), maka harus mampu keluar dari trap tersebut seperti yang terjadi di Korea. “
Hal ini juga diamini oleh narasumber yang lain Dr. M. Syarkawi Rauf “ Untuk mampu menjadi negara maju, maka harus tidak lagi mengandalkan buruh murah, tetapi harus beralih ke pekerja yang berketerampilan tinggi. Indonesia sesuai RPJM sampai tahap 4, mengarah kepada hal tersebut. Tetapi kondisi saat ini, Indonesia masih berada di lower income trap bersama dengan Myanmar dan Vietnam. Peserta ke setiap narasumber dan penyerahan souvenir kepada narasumber.