Dorong Kewirausahaan Sosial-Kesehatan, FEB UI Gelar Pengabdian Masyarakat Melalui Program WASH di NTB

Dorong Kewirausahaan Sosial-Kesehatan, FEB UI Gelar Pengabdian Masyarakat Melalui Program WASH di NTB

 

MATARAM – (5/7/2022) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram melalui program pemberdayaan kewirausahaan sosial-kesehatan yang bertajuk WASH (Water, Sanitation and Hygiene). Program WASH ini menyasar para lansia agar lebih produktif dalam mengelola kebersihan lingkungan sekaligus mengoptimalkan peluang pemberdayaan ekonomi dari pengelolaan sampah organik.

Kegiatan ini didukung oleh Yayasan Rumah Senja yang memenangkan penghargaan AMPL Awards (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) dari Kementerian PPN/Bappenas di tahun 2022, Dinas Kesehatan Propinsi NTB, dan Pemerintah Kota Mataram melalui Kecamatan Selaparang dan Kelurahan Dasan Agung Baru.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FEB UI, Dr Elvia R. Shauki, menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengedukasi dan memberdayakan masyarakat khususnya kelompok rentan lansia terhadap permasalahan air, kebersihan dan kesehatan lingkkungan. Desti Fitriani, salah anggota tim Pengabdian Masyarakat FEB UI dalam pembukaan workshop WASH menambahkan bahwa program WASH ini menjadi salah satu pilot skema kerjasama Pentahelix dalam membantu pemerintah mencapai target target pembangunan.

Lebih lanjut, Dr Elvia R Shauki menambahkan bahwa dampak dari kegiatan ini dapat dilihat dari 3 (tiga) sudut pandang.

Pertama, dari sisi kesehatan lingkungan. Workshop dan pemberdayaan ini dapat memicu terbangunnya perilaku hidup higienis dan saniter dimulai dari tingkatan rumah tangga. Diharapkan ke depan, dengan sistem yang baik dan masif maka kegiatan ini dapat diduplikasi untuk mendorong tercapainya salah satu pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang bertujuan mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu prinsip dalam pilar STBM yaitu pengamanan sampah rumah tangga, dicapai melalui recycle dengan salah satu contoh kegiatannya adalah pemilahan sampah dapur organik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk cair dengan metode komposting.

Kedua, dari sisi dampak sosial, sasaran program ini merupakan warga Lanjut Usia (Lansia) yang selama ini seringkali mendapatkan stigma negatif sebagai warga masyarakat yang tidak produktif dan cenderung menjadi beban. Melalui kegiatan ini, lansia diberdayakan sehingga tidak hanya menjadi penerima manfaat pasif namun juga bisa menjadi agen perubahan aktif yang secara berkelanjutan memberi kontribusi positif dalam pembangunan.

Ketiga, dari dampak ekonomi, salah satu luaran program ini adalah dihasilkannya pupuk cair organik sebagai hasil akhir pengelolaan sampah organik berbasis dapur rumah tangga. Satu komposter rumah tangga diperkirakan dapat memproduksi rata rata 20 – 30 Liter pupuk cair setiap bulannya. Satu Liter pupuk cair dapat dijual rata-rata Rp3.000 per Liter. Sehingga, secara ekonomi satu komposter rumah tangga dapat menghasilkan Rp60.000 – Rp90.000 per bulannya. Nilai ini cukup untuk setidaknya membayar iuran BPJS bagi Lansianya.

Pemilihan Kelurahan Dasan Agung Baru Kecamatan Selaparang di Propinsi NTB sebagai lokasi kegiatan juga memiliki beberapa alasan.

Pertama, Kelurahan Dasan Agung Baru memiliki kelebihan dengan jumlah warga Lansia yang banyak. Sehingga penggerakan sasaran menjadi lebih mudah. Kedua, Kelurahan ini juga pernah menjalankan Peraturan Daerah tengang manajemen pengelolaan sampah. Peraturan Daerah ini menjadi aspek enabling environtment penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan workshop ini. Alasan lain juga adalah bahwa Kelurahan ini akan didorong menjadi Kelurahan Ramah Lansia di bawah payung program Kecamatan Selaparang Inklusi.

Setelah program ini diluncurkan, pemantauan berkala akan dilakukan untuk memonitor keberlanjutan program pengelolaan limbah organik rumah tangga di Desa Dasan Agung, serta mengevaluasi hasil produksinya berupa pupuk organik cair dan kompos padat. Hasil tersebut akan diperhitungkan untuk rencana perluasan program serupa di wilayah lainnya yang lebih luas untuk mendorong pemberdayaan masyarakat setempat dalam mengelola sampah.