Monthly discussion LD FEB UI: Angka Kematian Ibu di Indonesia Menempati Posisi Tertinggi Kedua di Asia Tenggara

0

Monthly discussion LD FEB UI: Angka Kematian Ibu di Indonesia Menempati Posisi Tertinggi Kedua di Asia Tenggara

 

DEPOK – (24/6/2022) Lembaga Demografi FEB UI memiliki program baru bertajuk diskusi dinamika kependudukan dengan beragam tema yang diselenggarakan setiap bulannya. Monthly discussion ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperkuat jaringan antara para stakeholder, ahli kependudukan, dan para peneliti. Sesi kedua diskusi tersebut diadakan pada Jumat (24/6), bertemakan “Tantangan dan Strategi Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia”.

Diskusi ini bertujuan untuk menelisik lebih dalam terkait faktor-faktor yang mempengaruhi Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia dan upaya penanggulangannya. Dr. Abdillah Ahsan selaku Kepala Lembaga Demografi FEB UI menekankan bahwa hal tersebut menjadi penting karena meskipun telah bermunculan berbagai program jaminan kesehatan, namun program tersebut tidak lantas dapat mengurangi AKI. Forum diskusi yang dimoderatori oleh Dr. Abdillah Ahsan, S.E., M.S.E., ini menghadirkan Yulia Noor Izati selaku Health Specialist dari World Bank Indonesia.

Di awal diskusi, Yulia Noor Izati memaparkan beberapa data dan fakta terkait isu Angka Kematian Ibu dalam konteks global. Dimulai dengan distribusi Angka Kematian Ibu yang mana distribusi Angka Kematian Ibu hampir seluruhnya sebesar 94% terjadi di negara berpenghasilan rendah dan negara berpenghasilan menengah ke bawah. Diperkirakan setiap harinya sekitar 810 ibu meninggal dalam kondisi hamil atau melahirkan akibat beberapa faktor yang sebetulnya dapat dicegah secara preventif.

WHO menyebutkan bahwa sebanyak 75% Angka Kematian Ibu disebabkan oleh komplikasi pendarahan yang hebat, infeksi terkait pasca salin, tekanan darah tinggi/pre-eclampsia, komplikasi persalinan, dan tindakan aborsi yang tidak aman.

Dalam konteks lokal di Indonesia, Indonesia menempati urutan kedua posisi tertinggi di Asia Tenggara (setelah Laos) terkait Angka Kematian Ibu. Beberapa faktor yang berkontribusi pada

tingginya resiko Angka Kematian Ibu antara lain adalah prevalensi alat kontrasepsi dalam komunitas masyarakat yang masih rendah, jumlah persalinan lebih dari empat kali, kemiskinan, rendahnya populasi atau jumlah rumah sakit, akses ke dukun bersalin tradisional yang lebih tinggi dan sulitnya akses layanan kesehatan, dan jumlah dokter yang bekerja di pusat layanan kesehatan terdekat.

Rekomendasi yang selanjutnya diberikan oleh Yulia terkait upaya pengentasan Angka Kematian Ibu adalah memperbaiki pemerataan kesiapan antar wilayah di Indonesia mengingat kesiapan setiap daerah masih bervariasi, memastikan tenaga kesehatan memiliki keterampilan dan motivasi yang dibutuhkan, perlu adanya penguatan monitoring dan akuntabilitas, memperkuat kapasitas manajerial program, memperhatikan kesesuaian clinical guidelines dan implementasinya (misalnya melalui akreditasi yang memastikan puskesmas memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditentukan).

 

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi narahubung:

Finda Prafianti, S.Sos.

Corporate Secretary Lembaga Demografi FEB UI

corsec@ldfebui.org

08119692610