Ari Kuncoro: Inovasi Kebijakan dan Momentum Presidensi G20 untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi Indonesia

0

Ari Kuncoro: Inovasi Kebijakan dan Momentum Presidensi G20 untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi Indonesia

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (25/1/2022) Rektor Universitas Indonesia sekaligus Guru Besar FEB UI, Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., menjadi pembicara pada diskusi talkshow bertajuk “Outlook Ekonomi Makro dan Sektor Keuangan Indonesia 2022,” yang disampaikan oleh Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI, Anggawira, dan Chief Economist of Permata Bank, Josua Pardede.

Acara Economic Outlook 2022, dengan tema “Momentum Presidensi G20 untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi” pada Selasa (25/1) ini, diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) bersama Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).

Profesor Ari Kuncoro mengapresiasi inovasi kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian di tengah pandemi, berupa thinking beyond the curve. Artinya, pemerintah tidak terburu-buru melakukan pengetatan, tetapi lebih memilih skema work from home (WFH). Selain itu, operasi dari bidang non-esensial dikurangi dan diberlakukannya industri kesehatan inklusif.

Pada saat negara lain menerapkan lockdown, Indonesia memilih skema pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1–4. Walaupun kebijakan ini tidak one size fits all, namun bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Masyarakat dapat melakukan penyesuaian tanpa menutup jalur logistik. Akibatnya masih ada pertumbuhan dan Rupiah stabil.

Ari juga mengapresiasi komunikasi yang dilakukan pemerintah kepada dunia usaha. Kejelasan kebijakan pemerintah menjadi sinyal nyata bagi para pelaku usaha untuk menjalankan dan merencanakan bisnisnya. Alhasil, kegiatan ekonomi tidak terganggu. Dalam hal ini, pemerintah diharapkan bisa terus mempertahankan stabilitas perekonomian melalui kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan.

“Di sisi lain, Presidensi G20 dapat menjadi posisi tawar bagi Indonesia, karena dapat menyuplai tenaga kerja serta menjadikan beberapa wilayah sebagai lokasi pabrik bagi negara-negara yang berkonflik. Ini adalah kesempatan Indonesia untuk mengenalkan diri ke rantai pasokan Internasional,” demikian Ari menutup sesinya. (hjtp)