Seminar Internasional 5th ISCRBM 2021, MM FEB UI bersama APMMI, “Driving Sustainable Business Through Innovation”

0

Seminar Internasional 5th ISCRBM 2021, MM FEB UI bersama APMMI, “Driving Sustainable Business Through Innovation”

 

Lylys Endarwati ~ MM FEB UI

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (18/12/2021) Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (MM FEB UI) bersama Aliansi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI) mengadakan International Seminar of Contemporary Research on Business and Management (ISCRBM) 2021 secara hybrid di Hotel Century Park Senayan, dengan tema “Driving Sustainable Business Through Innovation” pada Sabtu (18/12). Seminar internasional ini dibuka oleh sambutan Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D., dan keynote speech oleh Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, Ph.D. 

Seminar Internasional 5th ISCRBM 2021 dihadiri lebih dari 200 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari berbagai universitas, baik negeri maupun swasta. 5th ISCRBM 2021 mengundang dua pembicara handal di bidangnya, yaitu Professor at HTWG Konstanz Prof. Frank Best dan Compliance Director of PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Ahmad Solichin Lutfiyanto, dengan moderator Siska Noviaristanti, Ph.D., Ketua Program Studi MM Universitas Telkom.

Prof. Frank Best,  pembicara pertama, memaparkan topik Driving Sustainable Business through Innovation Concept and Case Studies from Germany serta Scientist for Future International yang terdapat 3 poin utama tentang Global Sustainability, Relationship Between Sustainability and Innovation dan Some case studies from Germany. 

Menurut Prof. Best, kerusakan lingkungan tentu mengeluarkan biaya penanggulangan yang sangat besar. Ketidaksetaraan yang dibuat masyarakat ekonomi kelas atas, eksploitasi sumber daya yang merusak ekonomi dan ekologi selama beberapa dekade. Ketidaksempurnaan pasar menyebabkan keberlanjutan sulit tercapai. Padahal keberlanjutan ekonomi merupakan syarat yang kita butuhkan sebagai dasar ekonomi untuk masyarakat dan lingkungan. Tanpa keberlanjutan ekonomi maka keberlanjutan hidup sulit tercapai. Oleh sebab itu, kita memerlukan solusi inovasi berkelanjutan dengan mendesain ulang proses produksi linear.

“Masyarakat tentu harus bertindak dan bekerjasama dengan tujuan yang sama dalam pengembangan kehidupan berkelanjutan. Kerangkanya mulai dari pemerintah sebagai regulator dalam hal hukum, perpajakan, subsidi, sertifikasi dan dukungan teknis serta perusahaan publik. Keberlanjutan dan Inovasi harus dijadikan sebagai bagian dari filosofi bisnis perusahaan dengan menerapkan keberlanjutan pada budaya perusahaan, formasi posisi, skema insentif dan pemikiran yang out of the box dapat memicu inovasi,” ujar Prof. Best di akhir pemaparannya.

Ahmad Solichin Lutfiyanto, pembicara kedua, mempresentasi mengenai Driving Sustainable Business through Innovation Concept dan Addressing Sustainability Issue. Ahmad Solichin menjelaskan dalam menjalankan usaha/bisnis harus memikirkan keberlanjutan terhadap lingkungan, komunitas, atau masyarakat secara keseluruhan.

Keberlanjutan dalam bisnis umumnya membahas dua kategori utama yakni, pengaruh bisnis terhadap lingkungan dan pengaruh bisnis terhadap masyarakat. Ketika perusahaan gagal untuk memikul tanggung jawab maka mengarah ke masalah seperti degradasi lingkungan, ketimpangan, dan ketidakadilan sosial. Ada tiga pilar yang mengukur nilai kesuksesan sebuah perusahaan bisnis diantaranya ekonomi, lingkungan dan sosial.

Menurut Ahmad Solichin, BRI fokus pada inovasi dan menyeimbangkan optimasi dengan cara mengintegrasikan inovasi ke dalam perjalanan transformasinya. Model yang digunakan phygital yang mengombinasikan kehadiran fisik yang kuat dan inovasi digital. Ekosistem Ultra Mikro (UMi) dapat mengintegrasikan tiga ultra mikro raksasa untuk membuka sumber pertumbuhan baru dan merupakan inovasi ultra mikro baru untuk menciptakan keberlanjutan seperti memperluas akses untuk pelanggan melalui optimasi jaringan, digital terintegrasi platform penjualan untuk akuisisi bersama, dan memanfaatkan analitik data besar dan artificial intelligence untuk mengoptimalkan ultra mikro basis data.

“Keberlanjutan akan tercapai apabila semua pemangku kepentingan dalam semua lini bekerja bersama-sama mencapai tujuan. Selain itu, semua pemimpin harus inovatif dalam mempromosikan keberlanjutan agar perusahaan bisa memberikan nilai keberlanjutan secara lebih efektif. ESG bukan tujuan tapi proses perjalanan. Nikmati perjalanannya wujudkan untuk generasi kita selanjutnya,” demikian Ahmad Solichin menutup sesinya.