Webinar FEB UI, Job and Internship Search Strategies: What Applicants Tend to Miss!

0

Webinar FEB UI, Job and Internship Search Strategies: What Applicants Tend to Miss!

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (1/12/2021) FEB UI bersama Career Development Center (CDC), Pusat Bimbingan Karier dan Magang (PBKM), dan KarirLab mengadakan webinar bertema “Job and Internship Search Strategies: What Applicants Tend to Miss!” secara daring, pada Rabu (1/12). Menghadirkan narasumber, Fajar Mahdi (Perekrut di Google) dan Dessyca Prasetyo (Recruitment — Employer Branding di Bibit.id dan Stockbit).

Fajar memaparkan pembagian peluang kerja atas beberapa sektor, yakni industri ekstraksi (pertambangan, perkebunan, minyak dan gas), manufaktur (barang konsumen, elektronik, industri, otomotif), jasa (jasa keuangan, konsultasi, agensi), atau teknologi (pengembangan perangkat lunak, pelayanan berbasis aplikasi).

“Terlepas dari perbedaan sektor yang tersedia, kita perlu melihat perusahaan tersebut melalui tingkat adopsi teknologi. Setiap perusahaan memiliki kecepatan berbeda dalam mengadaptasi teknologi dalam operasionalnya, ada perusahaan berbasis tradisional dan ada yang berbasis teknologi. Dengan demikian,  dinamika organisasi, budaya, dan kebutuhan akan keahlian pasti berbeda,” ungkapnya.

Lalu, Fajar membahas sekilas tentang proses rekrutmen di perusahaan. “Saat membaca resume, perekrut biasanya lebih fokus pada keterampilan khusus yang sesuai dengan pekerjaan, pertumbuhan karir, pencapaian bagi perusahaan, pengalaman berorganisasi atau bekerja, dan rekam akademik.”

Ia berbagi kiat mempersiapkan resume profesional. Kuncinya adalah relevansi peran pada lamaran pekerjaan. Selain itu, sebaiknya menuliskan resume secara singkat, mencantumkan informasi kontak yang penting, merangkum perjalanan karir, mengurutkan pengalaman paling akhir hingga paling awal, mencantumkan area keterampilan atau keahlian, menggunakan kata tindakan (action words) agar penjelasan lebih efisien, menjelaskan keseluruhan peran di perusahaan sebelumnya, hingga mengukur pencapaian dengan jelas.

Dessy melanjutkan dengan membagikan kunci utama resume dan cover letter yang luar biasa. “Relatable, perhatikan persyaratan dasar dan sesuaikan resume dengan persyaratan, kebutuhan, dan keterampilan pada lamaran, misalnya, mencantumkan pelatihan Standard Query Language (SQL) saat melamar untuk posisi data scientist.”

Measurable, mengukur pencapaian dan pengalaman secara detail, misalnya, mencantumkan kalimat ‘Juara 1 dari 100 Partisipan” akan lebih baik daripada hanya mencantumkan ‘Juara 1’ pada resume. Practical, memiliki banyak keterampilan khusus atau poin kuat, misalnya, lulus CFA level 1. Tak lupa, menggunakan resume yang ramah Applicant Tracking System (ATS) sehingga terbaca sistem dan berpeluang untuk lolos ke tahap selanjutnya,” tambahnya.

Menurut Dessy, ada beberapa faktor pendukung lainnya, di antaranya aktif mengelola akun di LinkedIn dan tidak menggunakannya seperti media sosial lainnya, mengirimkan portofolio atau karya kreatif yang paling signifikan, dan memiliki media sosial yang berpengaruh untuk peran tertentu. Selain itu, kandidat yang profesional, siap, dan antusias saat menjalani perekrutan akan meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lalu, ia menerangkan perbedaan antara rekrutmen di perusahaan rintisan (startup) dan perusahaan korporasi (corporate). Pada perusahaan rintisan, proses rekrutmen umumnya melalui LinkedIn, situs web, portal pekerjaan, atau rujukan karyawan, dengan dokumen sederhana (hanya resume dan portofolio). Proses perekrutannya, mulai dari menjalani tes teknis, wawancara teknis atau kasus, hingga pertanyaan sesuai budaya perusahaan. Pelamar mungkin saja bertemu dengan pendiri atau manajer perusahaan selama proses perekrutan.

Sementara pada perusahaan korporasi, proses rekrutmen melalui LinkedIn, koneksi personal, atau portal pekerjaan, dengan banyak dokumen (curriculum vitae, cover letter, foto, transkrip akademik, sertifikat kelulusan, sertifikat pelatihan, sertifikat kelahiran, surat rekomendasi, kartu tanda pengenal, nomor pokok wajib pajak, kartu keluarga, surat keterangan catatan kepolisian, dan sertifikat TOEFL) dan formulir lamaran. 

Proses perekrutannya, mulai dari tes kepribadian atau psikologi, wawancara kasus, pertanyaan sesuai budaya perusahaan, hingga pemeriksaan kesehatan. Berbeda dengan startup, biasanya pelamar hanya bertemu dengan user dan divisi sumber daya manusia selama proses perekrutan.

Menutup sesinya, ia memberikan saran, “Lulusan baru sebaiknya menghindari kesalahan umum dalam proses wawancara, baik tidak fokus saat berkomunikasi, tidak sepenuhnya mengetahui atau membaca tentang perusahaan, tidak mampu membedakan peran, maupun tidak memahami diri sendiri.”

Pada webinar ini, sebanyak 83 partisipan bergabung secara daring melalui Zoom. (hjtp)