Kuliah Umum PPIE FEB UI bersama Guru Besar UGM: Pemanfaatan Data dan Statistik untuk Riset Ekonomi

0

Kuliah Umum PPIE FEB UI bersama Guru Besar UGM: Pemanfaatan Data dan Statistik untuk Riset Ekonomi

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (24/11/2021) Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Prof. Dr. Catur Sugiyanto, MA., menjadi narasumber dalam Kuliah Umum Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi (PPIE) FEB UI, dengan topik “Pemanfaatan Data dan Statistik Pertanian untuk Riset Ekonomi dan Isu-Isu serta Penelitian Terkini dalam Ekonomi” dengan moderator Turro S. Wongkaren, Ph.D., Kepala LD FEB UI, pada Rabu (24/11/2021). Kuliah dibuka oleh Prof. Dr. Djoni Hartono, Sekretaris Program Studi PPIE FEB UI.

Dalam paparannya, Prof. Catur Sugiyanto mempresentasikan bahwa ketika Anda ingin menentukan masalah penelitian bisa berlandaskan pada analisis dampak kebijakan, conflicting literature, peristiwa anomali, dan teori baru. Selain itu, gunakan data makro (ibarat sesuatu yang kita senangi) dan data mikro (diambil dari survei).

Sebagai contoh, penelitian berjudul ‘Dampak Penghapusan Hambatan Non-Tarif Impor Daging Ayam terhadap Kesejahteraan Masyarakat Indonesia’. Latar belakang menceritakan surplus daging ayam menyebabkan Indonesia mengeluarkan kebijakan proteksi sektor unggas dan menghentikan impor dari Brasil pada 2009 untuk melindungi peternak dalam negeri. Hal ini, membuat Brasil mengalami kerugian dan menggugat Indonesia dalam panel sengketa DS 484, 2018, sehingga Indonesia harus menerima impor daging ayam dari Brasil.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan dengan unit observasi 33 provinsi tahun 2011 – 2018. Metode penelitian menggunakan analisis data panel untuk estimasi permintaan dan penawaran daging ayam dan transmisi harga, serta analisis keseimbangan parsial untuk mengukur dampak penghapusan hambatan non-tarif impor daging ayam terhadap kesejahteraan masyarakat. Studi literatur menunjukkan apabila dibukanya pintu gerbang impor akan merugikan peternak dalam negeri akibat kalah bersaing. Rumusan masalah menngunakan data makro tentang dampak pembukaan impor terhadap kesejahteraan peternak dalam negeri dan data mikro mengenai kesejahteraan dalam negeri berkurang dan meningkatnya ketimpangan.

“Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa penghapusan hambatan non-tarif impor daging ayam dapat meningkatkan surplus konsumen, mengurangi surplus produsen, dan secara total meningkatkan kesejahteraan nasional. Saran untuk penelitian selanjutnya, yakni perlu memisahkan jenis peternak menjadi peternak kecil dan besar, memasukkan produk olahan daging ayam dalam analisis (nugget, sosis, ayam bakar, dan sebagainya),” tutup Prof. Catur. (ts)