Academic Lecture LPEM FEB UI: Grab Mempelopori Perekonomian Digital di Indonesia Timur

0

Academic Lecture LPEM FEB UI: Grab Mempelopori Perekonomian Digital di Indonesia Timur

 

DEPOK – (12/11/2021) Sebagai salah satu pelopor ekosistem teknologi di Indonesia, Grab diharapkan dapat memiliki peran penting untuk tidak hanya menolong masyarakat di seluruh Indonesia mengatasi dampak pandemi COVID-19 yang merugikan masyarakat, tetapi juga dalam mendorong pengembangan perekonomian masyarakat, terutama masyarakat terpinggirkan. Walaupun dampak Grab terhadap perekonomian Indonesia secara lebih luas telah ditelusuri oleh penelitian-penelitian terdahulu (Tenggara Strategics, 2018), belum ada penelitian mengenai dampak Grab terhadap daerah pelosok, terpencil, dan kurang berkembang, padahal sangatlah penting untuk mengetahui apakah dampak positif Grab telah didistribusikan secara merata lintas wilayah.

Dari kebutuhan tersebut, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) telah melakukan studi guna menelusuri dampak Grab terhadap daerah yang perekonomiannya kurang berkembang seperti Kupang dan Jayapura. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tepat guna bagi pemangku kepentingan Grab dan pembuat kebijakan dalam usaha mereka untuk mengembangkan berbagai strategi dan/atau kebijakan untuk memaksimalkan dampak Grab lintas Indonesia.

Wakil Menteri Keuangan RI sekaligus Guru Besar FEB UI, Prof. Suahasil Nazara, Ph.D., mengakui bahwa pandemi COVID-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap penggunaan masyarakat akan teknologi. “Wabah ini telah mempercepat proses perubahan digital, dan kebutuhan akan akses menuju ekosistem digital telah meningkat pesat selama wabah berlangsung”, ucap Prof. Suahasil dalam pidatonya. Prof. Suahasil menambahkan Grab sebagai platform digital telah membantu mendorong penggunaan ekosistem digital di masyarakat, dan juga menggarisbawahi peran Grab yang mendukung literasi digital bagi seluruh masyarakat. Hal ini selaras dengan usaha Pemerintah untuk meningkatkan digitalisasi dan literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia.

Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI sekaligus Guru Besar FEB UI, Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D., juga menyatakan bahwa platform digital Grab mampu memperbaiki perekonomian kota-kota kecil melalui penciptaan lapangan kerja dan pekerjaan di platform digital. “Strategi perluasan Grab terbukti sangat mumpuni dalam menggapai daerah-daerah diluar kota besar,” pungkas Prof. Bambang.

Staf Pengajar FEB UI, Dr. Muhamad Chatib Basri mengungkapkan kaum perempuan mendapatkan lebih banyak manfaat dari kesempatan pekerjaan baru. “Grab telah membantu kaum perempuan memulai usaha baru melalui kenyamanan dari penggunaan platform digital. Hal ini penting, karena banyaknya usaha baru perempuan berpotensi memiliki implikasi dalam mengurangi sela perbedaan gaji berdasarkan jenis kelamin,” ucap Chatib.

Hasil penelitian dari LPEM FEB UI mendukung pernyataan-pernyataan di atas. Penanggungjawab Tim Peneliti LPEM FEB UI, Chaikal Nuryakin, Ph.D., menyatakan hasil penelitian lapangan mengungkapkan adanya dampak positif Grab terhadap penciptaan pekerjaan dan usaha, pendapatan, inklusi digital dan keuangan, serta peningkatan kepuasan hidup. “Hasil penelitian kami menunjukkan selama periode tahun 2019-2021, Grab telah menciptakan lapangan pekerjaan untuk pengangguran di daerah Kupang dan Jayapura melalui pedagang (merchants) dan pengemudi (driver) yang bergabung dengan platform Grab,” ungkap Chaikal. Hasil dari analisis pengemudi Grab yang telah dilakukan oleh kelompok peneliti LPEM FEB UI menyatakan hingga 30% dan 50% usaha Grab Food dan GrabKios adalah usaha yang baru dibuka. Persentase Grab Food yang disebutkan sebelumnya memiliki implikasi bahwa Grab telah berkontribusi menciptakan ratusan usaha makanan sampai tahun 2021.

Terkait pendapatan, hasil penelitian LPEM FEB UI menunjukkan adanya indikasi peningkatan pendapatan di antara pedagang dan pengemudi Grab. “Di antara pedagang Grab, peningkatan pendapatan yang sangat nyata dapat dilihat dari mereka yang tidak memiliki bisnis apapun sebelum bergabung dengan Grab: total pendapatan mereka hampir bertambah dua kali lipat setelah bergabung dengan platform Grab,” jelas Chaikal. Chaikal juga menyoroti di kalangan pengemudi Grab, hasil penelitian mengindikasikan bahwa pendapatan pengemudi Grab juga meningkat setelah bergabung dengan Grab. Selanjutnya, hasil penelitian juga menunjukkan Grab telah menyediakan para pengemudi Grab dengan peluang untuk mendapatkan pemasukan lebih melalui adanya fleksibilitas waktu yang tercipta oleh platformnya.

Selain itu, hasil penelitian LPEM FEB UI mengindikasikan mitra Grab memiliki akses keuangan dan digital yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-mitra. “Di kalangan pedagang Grab, kami menemukan bahwa kepemilikan dompet digital 87 poin persentase lebih tinggi daripada pedagang non-Grab. Lebih dari 50% mitra Grab juga melaporkan Grab sebagai alasan kepemilikan akun keuangan dan keuangan digital,” sorot Chaikal.

Chaikal juga menekankan bahwa mitra pengendara Grab juga setidaknya dua kali lebih mungkin untuk memiliki asuransi, untuk membeli produk investasi, dan untuk mengambil pinjaman. “Hasil yang kami dapatkan menunjukkan bahwa mayoritas mitra Grab juga mengakui memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-mitra, terutama dalam aspek fleksibilitas waktu kerja dan kepuasan dengan pekerjaan,” tambah Chaikal. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mitra pengendara Grab empat kali lebih mungkin untuk pernah berpartisipasi dalam suatu jenis pelatihan dibandingkan dengan pengendara non-mitra.

Secara umum, hasil penelitian kelompok studi ini menunjukkan bahwa berbagai dampak Grab, yang telah dibahas di atas, juga diperbesar oleh adanya dampak Grab bagi anggota keluarga mitra maupun pengguna Grab, non-mitra, dan masyarakat secara umum. Dengan kata lain, kelompok peneliti menemukan indikasi bahwa Grab juga menciptakan efek tumpahan (spillover effects) pada entitas atau individual diluar ekosistemnya di Kupang dan Jayapura. Penelitian ini menemukan bahwa semenjak Grab hadir di kota Kupang dan Jayapura, penerangan lampu malam hari di desa-desa Kupang dan Jayapura meningkat sebesar dua kali lipat dibandingkan penerangan lampu malam desa-desa di Indonesia dimana tidak ada kehadiran Grab. Peningkatan pesat tersebut mengindikasikan suatu perbaikan aktivitas perekonomian dan kesejahteraan secara umum.

Lebih lanjut, kajian kualitatif yang dilakukan oleh tim peneliti LPEM FEB UI – baik dari forum discussion group (FGD) dan wawancara mendalam dan juga temuan pelengkap dari kajian survei menunjukkan peningkatan infrastruktur (fisik nyata maupun digital) – akan memperbesar cakupan ekonomi digital di suatu daerah. Cakupan ekonomi digital dinilai tidak hanya penting untuk keberlangsungan usaha Grab, namun mitra Grab, anggota keluarga mitra Grab, konsumen jasa Grab, pemasok input, restoran dan pekerja kios, serta komunitas Kupang dan Jayapura secara umum juga akan menerima manfaat dari meningkatnya cakupan ekonomi digital.

 

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:

Chaikal Nuryakin – chaikal.nuryakin@ui.ac.id