Kuliah Umum MAKSI-PPAk: Management Leadership dalam Strategi Peningkatan Value Perusahaan Digital

0

Kuliah Umum MAKSI-PPAk: Management Leadership dalam Strategi Peningkatan Value Perusahaan Digital

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (8/10/2021) Magister Akuntansi – Pendidikan Profesi Akuntan (MAKSI-PPAk) FEB UI bersama Bukalapak mengadakan kuliah umum bertema “Peran Management Leadership dalam Implementasi Strategi Peningkatan Value Perusahaan Digital” secara daring, pada Jumat (8/10). Acara menghadirkan Rachmat Kaimuddin (Chief Executive Officer Bukalapak) sebagai pemateri dan Dr. Ancella Anitawati Hermawan (Ketua Departemen Akuntansi FEB UI). sebagai pemandu acara.

     

Rachmat mengutarakan, “Indonesia adalah negara yang sangat potensial, terutama di bidang teknologi. Dari 270 juta lebih penduduk, sekitar 63,2 persen populasi penduduk telah terkoneksi internet. Menurut proyeksi, angka ini akan terus bertumbuh. Namun, kualitas koneksi internetnya tentu berbeda di setiap daerah.”

Dari sisi bisnis, potensi internet ekonomi di Indonesia bertumbuh sangat pesat. Pada 2020 lalu, laporan Google memprediksi nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$ 44 miliar. Sektor pendorongnya berasal dari perniagaan elektronik, pelayanan transportasi dan pemesanan makanan, perjalanan daring, dan penerbitan daring.

Ia pun menerangkan, “Indonesia sangat bertumpu pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Saat ini ada 64 juta UMKM. Mereka berhasil menyumbang 61 persen total PDB 2020. Lebih dari itu, 97 persen total tenaga kerja pun bekerja di UMKM. Singkatnya, Indonesia telah terkoneksi internet dengan pertumbuhan ekonomi digital yang pesat karena dorongan UMKM.”

“Namun, UMKM memang memiliki banyak kendala. Terutama, banyak UMKM kesulitan mendapat akses pembiayaan, menemukan pasar atau pusat ekonomi, dan menggunakan teknologi dalam bisnisnya. Melihat hal tersebut, Bukalapak ingin memecahkan masalah perdagangan menggunakan teknologi. Dengan begitu, akan tercipta sistem perekonomian jual beli inklusif yang lebih adil,” imbuhnya.

Bukalapak memberdayakan merchant dan mitra dengan membuka akses ke kredit atau layanan keuangan lainnya, membantu penawaran produk baru sehingga aliran pendapatan lebih banyak, menarik segmen pelanggan baru, dan mendukung proses bisnis yang lebih baik.

Lalu, Rachmat bercerita tentang perjalanan Bukalapak, telah berdiri 11 tahun lalu, semula modal awal hanya 80 ribu rupiah menjadi Initial Public Offering (IPO) terbesar di Indonesia dengan kapitalisasi pasar lebih dari 80 triliun rupiah.

Tak hanya layanan daring, Bukalapak pun membangun layanan luring dan penghubung layanan daring ke layanan luring. Bukalapak telah mengoptimalkan jutaan pelapak melalui marketplace dan mengembangkan warung tingkat tinggi melalui inovasi teknologi.

Bukalapak bertumbuh dengan performa finansial yang meningkat, strategi bisnis yang efektif, dan dukungan potensi pasar yang besar. Rachmat mengatakan, “Pada 2020, total processing value (TPV) perseroan mencapai Rp85 triliun. Adapun dari TPV tersebut, sekitar 70 persen transaksi berasal dari kota-kota di luar wilayah tier 1. Selain itu, sebanyak 104,9 juta pengguna dan lebih dari 6 juta merchant terdaftar di Bukalapak.”

“Penelitian Frost dan Sullivan menunjukkan, bahwa Bukalapak merupakan platform e-commerce dengan jaringan mitra terbanyak di Indonesia. Per akhir Desember 2020, sebanyak 6,9 juta mitra telah terdaftar di Bukalapak. Berdasarkan estimasi internal perusahaan, pertumbuhan penjualan per mitra setelah bergabung naik mencapai 3 kali lipat,” ungkapnya. (hjtp)