Teguh Dartanto di Diskusi KSIxChange ke-36, “Bagaimana Ilmu Sosial Humaniora Dapat Melindungi Kelompok Rentan Akibat Pandemi COVID-19”

0

Teguh Dartanto di Diskusi KSIxChange ke-36, “Bagaimana Ilmu Sosial Humaniora Dapat Melindungi Kelompok Rentan Akibat Pandemi COVID-19”

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (21/9/2021) Pj. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Teguh Dartanto, Ph.D., menjadi narasumber dalam Diskusi Knowledge Sector Initiative (KSI)-Change atau KSIxChange ke-36 bersama ALMI Special Scientist Series, dengan tema “Bagaimana Ilmu Sosial Humaniora Dapat Melindungi Kelompok Rentan Akibat Pandemi COVID-19” yang digelar secara online, pada Selasa (21/9/2021).

Kelompok rentan di Indonesia menjadi kelompok yang mendapatkan pukulan berat selama masa pandemi. Beban yang mereka alami makin bertambah jika akses terhadap kesehatan, ekonomi, vaksinasi tidak mudah didapat. Terlebih lagi, kebijakan tidak didesain untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang tergolong rentan.

Di dalam Diskusi KSIxChange ke-36, Teguh Dartanto menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 meningkatkan kerentanan sistem perlindungan sosial di masyarakat yang sepenuhnya belum memadai. Hal ini, perlu adanya sistem perlindungan sosial yang lebih adaptif sesuai perkembangan zaman bagi semua kelompok untuk menghadapi disrupsi seperti pandemi ini.

Selama ini, penyusunan kebijakan di Indonesia kerap kali hanya melihat aspek ekonomi. “Padahal, pendekatan sosial humaniora diperlukan untuk memetakan kelompok rentan yang belum mendapatkan bantuan ekonomi dengan lebih tepat sasaran, sekaligus membantu pemerintah mendesain kebijakan proteksi sosial yang sifatnya inklusif dan adaptif merespons disrupsi,” tutur Teguh.

Di satu sisi, perlunya sistem basis data yang komprehensif untuk menyentuh semua kelas yang membutuhkan, termasuk kelas menengah. Perbedaan akses digital kala pandemi dapat mempengaruhi ketimpangan kelas di masyarakat, dengan masyarakat berpendapatan tinggi lebih memungkinkan bekerja dari rumah dibandingkan yang berpendapatan lebih rendah. Selain itu, akses digital juga berpengaruh terhadap kegiatan belajar-mengajar dengan anak yang berasal dari kelompok rentan.

“Saya mengapresiasi pemerintah karena sudah berusaha membantu kelompok rentan, meskipun belum berjalan secara sempurna. Kita membutuhkan proteksi sosial yang sifatnya adaptif dengan cepat merespons segala disrupsi,” demikian Teguh menutup sesinya.