Webinar Karier FEB UI dan Paragon: Build a Career in a Local FMCG Company

0

Webinar Karier FEB UI dan Paragon: Build a Career in a Local FMCG Company

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (7/9/2021) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI) bersama Paragon mengadakan Webinar Karier mengusung tema “Build a Career in a Local FMCG Company” secara daring, pada Selasa (7/9). Acara menghadirkan pembicara Dini Ardi (Vice President Product Innovation and Development) dan Bagus Anindityo (Group Head Finance Business Partner).

     

Mengawali acara, Dini berbagi pengalaman meniti karier di Paragon, “Saya lulus pada 1998 dari Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Saat itu, banyak lowongan pekerjaan untuk jurusan teknik lingkungan minyak dan gas bumi. Saya pun aktif melamar, bahkan beberapa lamaran sudah sampai tahap akhir.”

“Namun, ada iklan di media cetak berukuran sangat kecil yang membuat saya jatuh hati. Iklan tersebut memuat lowongan pekerjaan PT Paragon Technology and Innovation (PTI). Saya tahu perusahaan tersebut memproduksi Wardah, merek kosmetik berkonsep halal. Bagi saya, perusahaan ini punya misi bermanfaat sehingga saya berani mengambil risiko untuk mengajukan lamaran,” lanjutnya.

Menurut Dini, ketika seseorang berani bermimpi besar, maka ia telah mengambil peran aktif dalam hidupnya. Ia hadir dan membiarkan dirinya mengalami berbagai hal terjadi. Saat ia melakukan upaya sadar untuk menetapkan dan mencapai tujuan, ia akan memiliki pengalaman hidup yang lebih kaya.

Singkat cerita, Dini berhasil menerima pekerjaan di Paragon, sebuah perusahaan dengan 1 pabrik, 3 pusat distribusi, dan tak lebih dari 500 karyawan. Sementara saat ini, Paragon telah memiliki 7 pabrik, 42 pusat distribusi, dan 10.000 karyawan. Tentu tak menyangka perjalanannya akan secepat ini. Lebih dari itu, Paragon berhasil menempati peringkat pertama pemain lokal di Indonesia, bersanding dengan perusahaan multinasional.

Perusahaan Fast Moving Consumer Good (FMCG) cenderung perusahaan paling stabil, rumah bagi banyak merek terkemuka yang bisnisnya dekat dengan keseharian. FMCG menawarkan kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas di industri inovatif melalui pengembangan ide baru untuk produk, pengemasan, penjenamaan, dan periklanan.

Paragon berkomitmen menabur kebermanfaatan tanpa henti melalui produknya bagi manusia dan bumi. Misinya, mengembangkan perekonomian, menciptakan kebaikan untuk pelanggan, melakukan perbaikan berkesinambungan, mengajak tumbuh bersama, memelihara bumi, mendukung pendidikan dan kesehatan bangsa, dan mengembangkan bisnis.

Sejatinya, Paragon dan Paragonian—pegawai yang membangun PTI bersama—memiliki nilai yang sejalan. Maka sejak berdiri, Paragon setia berkomitmen pada 4 pilar corporate social responsibility (CSR), yakni pendidikan, pemberdayaan perempuan, kesehatan, dan lingkungan.

Merek naungan Paragon tercatat masuk dalam daftar 5 kekuatan merek kecantikan teratas di Indonesia, yakni Wardah pada peringkat 1, Emina pada peringkat 3, dan Makeover pada peringkat 4. Terbaru, Paragon meluncurkan Kahf, sebuah merek perawatan khusus pria. Di masa mendatang, akan datang banyak merek baru pula.

Akhir kata, Dini mengajak para peserta webinar untuk bermimpi tinggi, “Kita harus memiliki founder’s mindset and mentality.”

     

Selepas itu, Bagus memperkenalkan diri, “Saya merupakan lulusan FEB UI, mengikuti Studi Profesionalisme Akuntan Faculty of Economics and Business Universitas Indonesia (SPA FEB UI). Saat ini, saya bekerja di Paragon sebagai Group Head Finance Business Partner.”

Bagus bercerita bahwa konsumen Indonesia sangat mencintai produk Paragon. Terbukti, 6 produk berhasil terjual setiap detiknya. Paragon menjadi pemimpin pasar dalam beberapa kategori, di antaranya produk perias wajah menempati peringkat pertama, produk pelembab menempati peringkat pertama, dan produk pembersih menempati peringkat ketiga.

Selanjutnya, Bagus membagikan perjalanannya dalam karier. Menurutnya, setiap orang tentu mendefinisikan karier dengan pandangan dan pemikiran berbeda. Usai 12 tahun sempat membangun karir di beberapa perusahaan, ia memutuskan untuk bergabung dengan paragon pada 2020.

Ia mengungkapkan, “Prinsip pribadi saya tentang pengembangan karir adalah memiliki pola pikir yang tepat, menghubungkan teka-teki, meningkatkan kemampuan, menciptakan perbedaan, dan mengusahakan diri untuk tetap relevan. Saya takjub melihat Paragon karena mampu mengembangkan Paragonian. Tak tanggung-tanggung, Paragon memberikan pembelajaran terbaik di berbagai negara.”

“Saya baru memahami bahwa karier bukanlah perjalanan menuju puncak, tetapi perjalanan untuk peningkatan diri. Dalam berkarier, seseorang hanya perlu fokus pada hal yang mampu ia kendalikan. Maka, penting untuk berkembang di ruang yang tepat. Selain itu, filosofi ikan kecil di kolam besar ataupun ikan besar di kolam kecil rasanya sudah tidak relevan, terutama di Paragon. Di perusahaan kami, saat kolamnya membesar, maka ikannya pun turut membesar,” imbuhnya.

Paragon tetap kompetitif selama pandemi, meraih pangsa pasar pada perawatan wajah. Mengingat Wardah menempati peringkat pertama kekuatan merek di Indonesia, berarti merek lokal tak kalah bersaing dengan merek global lain, seperti Shiseido (Jepang), Sulwhasoo (Korea), dan Estee Lauder (Amerika).

“Impian pribadi saya bergabung dengan Paragon, saya ingin turut andil membangun grup perusahaan multinasional besar dengan dorongan tujuan yang baik. Paragon merupakan merek terbaik dengan produk buatan anak negeri, dicintai banyak konsumen di seluruh dunia, dikelola oleh talenta terbaik Indonesia, dan dioperasikan dengan tujuan baik,” tutup Bagus.