Sri Mulyani: Fiskal yang Sehat dan Efektif

0

Sri Mulyani: Fiskal yang Sehat dan Efektif

 

KOMPAS – (18/8/2021) Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, defisit anggaran pada 2022 dipatok 4,85 persen karena belanja negara relatif masih tinggi, berkisar 14,69-15,3 persen terhadap PDB, sedangkan penerimaan negara hanya berkisar 10,18-10,44 persen PDB.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah berkomitmen terus mengelola fiskal yang sehat dan efektif sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. ”Keseimbangan primer tahun depan diproyeksikan antara negatif 2,31 persen dan negatif 2,65 persen dari PDB. Kemudian tingkat rasio utang pemerintah berada di level 43,76-44,28 persen terhadap PDB,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengatakan, fokus RAPBN 2022 adalah pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Kendati demikian, dinamika pandemi Covid-19 tetap menjadi pertimbangan penting dalam mendesain APBN 2022. Karena itu, dalam APBN 2022, pemerintah tetap mengalokasikan anggaran untuk pengendalian kasus Covid-19 dan vaksinasi.

Pemerintah juga merancang skema realokasi anggaran otomatis pada RAPBN 2022 sehingga diharapkan tidak menimbulkan disrupsi jika kembali terjadi lonjakan kasus, seperti yang terjadi pada awal triwulan III-2021 akibat munculnya varian Delta. ”Meski berharap hal itu tidak terjadi, APBN harus menyiapkan kalau sampai terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki,” ucap Sri Mulyani.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pada 2022 konsumsi masyarakat diharapkan tetap menjadi komponen utama yang mendukung kinerja ekonomi. Konsumsi masyarakat tersebut diharapkan tumbuh berkat penguatan dan penyempurnaan program perlindungan sosial bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. “Di sisi lain, komitmen pemerintah terhadap penyelesaian proyek strategis nasional yang memiliki efek berganda terhadap perekonomian akan terus dilakukan,” ujarnya. (DIM/BKY)

 

Sumber: Harian Kompas. Edisi: Rabu, 18 Agustus 2021. Rubrik Umum. Halaman 15.