Ekonom FEB UI: Jaga Momentum dengan Disiplin

0

Ekonom FEB UI: Jaga Momentum dengan Disiplin

 

Ekonomi nasional tumbuh 7,07 persen secara tahunan pada triwulan II-2021. Kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan dan menggencarkan vaksinasi akan menentukan gerak ekonomi ke depan.

JAKARTA, KOMPAS — (6/8/2021) Data pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 menandai kembalinya pertumbuhan positif setelah kontraksi sejak periode yang sama tahun lalu. Namun, tren pemulihan masih akan rentan gangguan, terutama terkait penanganan Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi nasional tumbuh 7,07 persen secara tahunan pada triwulan II-2021 dengan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku Rp 4.175,8 triliun. Berdasarkan komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,93 persen, ekspor tumbuh 31,78 persen, impor tumbuh 31,22 persen, investasi tumbuh 7,54 persen, dan konsumsi pemerintah tumbuh 8,06 persen.

Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Chatib Basri, Kamis (5/8/2021), menyatakan, data pertumbuhan triwulan II-2021 tinggi karena perbandingan secara tahunan dengan triwulan II-2020 yang minus 5,32 persen. Meski demikian, data itu menunjukkan perbaikan ekonomi, konsisten dengan perbaikan kinerja sejumlah sektor penopang pertumbuhan.

Penjualan mobil melejit didorong oleh insentif penurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Ekspor dan impor juga tumbuh signifikan ditopang kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi sejumlah negara.

“Konsumsi rumah tangga, penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar, yaitu 57,23 persen, juga tumbuh ditopang menggeliatnya kembali mobilitas masyarakat. Perbaikan kinerja ekspor-impor dan konsumsi rumah tangga turut mendorong pertumbuhan industri manufaktur serta investasi,” kata Chatib dalam dialog yang digelar Kementerian Perdagangan secara virtual.

Menurut dia, salah satu hal penting yang perlu dicermati ialah mobilitas masyarakat. Mobilitas kerap menjadi dilema bagi pemerintah. Saat mobilitas masyarakat dilonggarkan, ekonomi bergerak. Namun, kerap kali pelonggaran berujung pada peningkatan kasus Covid-19.

”Yang perlu dicari solusinya, bagaimana mendorong ekonomi, tetapi kasus Covid-19 tetap terkendali. Kuncinya, disiplin menerapkan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi,” ujarnya.

Chatib menilai, tingkat kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di Indonesia tak sebaik Singapura, bahkan Vietnam. Sementara dari sisi vaksinasi, percepatannya masih belum merata dan terkendala sejumlah hal, terutama soal stok vaksin.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, saat telekonferensi pers secara terpisah, menyatakan, momentum pemulihan ekonomi akan terjaga jika penularan virus Covid-19 dapat dikendalikan sehingga mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi berjalan normal kembali.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021 diproyeksikan masih akan tumbuh positif 4 persen-5,7 persen. Optimisme ini berlandaskan pada keyakinan terjaganya momentum pemulihan yang berlangsung pada triwulan II-2021.

Sri Mulyani menambahkan, momentum pemulihan akan terjaga, ditopang konsumsi yang diyakini terakselerasi oleh program perlindungan sosial. Realisasi penggunaan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 30 Juli mencapai Rp 305,5 triliun. Angka itu setara dengan 41,02 persen dari pagu PEN tahun ini sebesar Rp 744,75 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2021 bisa lebih dari 5 persen dengan catatan kasus penularan Covid-19 turun drastis di akhir September 2021. ”Di triwulan III-2021, kita masih meraba kapan bisa mendorong mobilitas masyarakat karena di Agustus kita masih menerapkan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat),” ujarnya.

Industri esensial

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, yang hadir dalam dialog di Kementerian Perdagangan, berpendapat, untuk menggerakkan ekonomi tanpa mengabaikan penanganan Covid-19, pemerintah perlu membuka penuh industri esensial, terutama yang berorientasi ekspor. Namun, mereka harus menerapkan sejumlah syarat, yaitu disiplin protokol kesehatan di lingkungan kerja dan telah memvaksin semua karyawan.

”Ritel pun bisa dibuka sepenuhnya asalkan semua pekerja ritel di mal-mal sudah divaksinasi. Pengunjung yang diperbolehkan masuk  ke mal juga harus sudah divaksinasi, yaitu dengan menunjukkan kartu vaksinasi,” katanya.

Indeks saham

Data pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan II-2021 mendorong pembelian saham di Bursa Efek Indonesia. Namun, sejumlah analis memperkirakan, perekonomian masih menghadapi tantangan pada triwulan III-2021.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 46,38 poin atau 0,75 persen menjadi 6.205,41 pada akhir perdagangan Kamis. ”Apakah pertumbuhan akan terjaga, tergantung cara pemerintah mengatasi Covid-19 dan vaksinasi,” kata Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta dalam Mirae Asset Day.

Ekonom ANZ Bank Krystal Tan dan Ekonom ANZ untuk Kawasan Asia Tenggara Sanjay Mathur, dalam risetnya, juga mengingatkan, penyebaran virus dan pengetatan kegiatan masyarakat sejak awal Juli 2021 akan mengurangi pertumbuhan triwulan III-2021. ”Secara umum, kami memangkas pekiraan pertumbuhan 2021 dari 4 persen menjadi 3,8 persen,” demikian perkiraan ANZ.

Pada kesempatan terpisah, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, capaian pertumbuhan triwulan II-2021 merupakan sinyal positif perbaikan ekonomi. Guna menjaga momentum, konsumsi masyarakat perlu dijaga dan belanja pemerintah dipercepat.

Hal senada disampaikan Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang positif ditopang kinerja positif seluruh komponen permintaan dan lapangan usaha.

 

Sumber: Harian Kompas. Edisi: Jumat, 6 Agustus 2021. Rubrik Umum. Halaman 1 bersambung ke Halaman 15.