Research Sharing Session, In Auditor We Trust: 44 Years of Research on The Auditor-Client Relationship and Future Research Directions

0

Research Sharing Session, In Auditor We Trust: 44 Years of Research on The Auditor-Client Relationship and Future Research Directions

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (1/5/2021) Desi Adhariani, Ph.D., pengajar Departemen Akuntansi FEB UI menjadi pemateri dalam Research Sharing Session dengan bahasan topik “In Auditor We Trust: 44 Years of Research on The Auditor-Client Relationship and Future Research Directions” pada Selasa (4/5).

     

Desi memaparkan penelitiannya mengenai auditor-client relationship (ACR) atau hubungan antara auditor dan klien. Penelitian ini secara sistematis meninjau literatur ACR dari tahun 1976 hingga 2019 untuk memberikan arahan penelitian di masa depan. Hubungan keduanya dalam jangka panjang telah menjadi pusat perhatian di sebagian besar diskusi dan debat. Selain itu, dinamika ACR telah menarik perhatian akademisi dan pembuat kebijakan.

Auditor yang memercayai klien akan merasa jauh lebih mudah mengungkapkan kekhawatiran dan keraguan mereka. Selain itu, mereka lebih cenderung membagikan pendapat jujur tentang sesuatu yang terjadi dalam organisasi. 

ACR yang kuat membantu memajukan organisasi beserta visi dan misinya. Transparansi memungkinkan direktur eksekutif otoritas untuk mendapatkan wawasan lebih luas tentang perbaikan organisasi dan operasional sehingga meningkatkan efisiensi dan kinerja.

ACR menerima sedikit perhatian dari akademisi sebelum jatuhnya Enron, sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Amerika Serikat (AS). Kasus kebangkrutannya menjadi yang terbesar dan terumit dalam sejarah AS. Meskipun demikian, banyak karya telah terkumpul selama 44 tahun terakhir sejak makalah pertama tentang ACR terbit pada tahun 1976. Terbit 20 makalah ACR di era pra Enron dan meningkat menjadi 120 artikel di era pasca Enron.

Setelah Sarbanes Oxley Act (SOX Act) berlaku pada tahun 2003, minat terhadap topik tersebut meningkat secara signifikan. Perkembangan ini menyoroti dampak skandal perusahaan pada munculnya peraturan audit. Selain itu, melihat pentingnya menyelidiki audit dan kemampuan auditor dalam mendeteksi skandal dan mencegah tindakan curang.

“Penelitian ini mengadopsi tinjauan pustaka terstruktur dengan menggunakan pendekatan hybrid yang menggabungkan analisis isi dan teknik bibliometrik. Analisis konten meninjau literatur yang terpilih secara kualitatif untuk mengekstrak dan mendapatkan wawasan tentang konten artikel substantif. Bibliometrik meninjau  literatur di bidang akuntansi dan audit secara kuantitatif. Beberapa peneliti tetap agak skeptis terhadap kegunaan analisis bibliometrik, tetapi tidak bisa meremehkan kegunaannya dalam meninjau pustaka terstruktur. Teknik ini menggunakan sumber daya yang tersedia daring, alat utama (di antaranya leximancer, maxQDA, dan nvivo), dan alat pendukung lainnya,” jelasnya

Kemudian, menganalisis 140 artikel tentang ACR dari database Web of Science antara tahun 1976 dan 2019 di 47 jurnal. Sebanyak 91,4 persen artikel merupakan makalah peer-review. Secara total, ada 259 penulis di 28 negara dengan tingkat kutipan rata-rata 33,81.

Berbicara mengenai evolusi ACR dalam literatur, kami telah menjelajahi pekerjaan yang berdampak paling signifikan pada literatur ACR untuk memahami perkembangan aliran penelitian. Periode pertama, sebelum skandal penipuan utama dan ratifikasi SOX Act 2002 (1976-2003), membahas teori-teori yang mendasari ACR, seperti sudut pandang ekonomi dan sosiologis. Periode kedua, sebelum krisis keuangan global tahun 2008/2009 (1976-2009), terbagi menjadi dua aliran penelitian utama, yakni tenur auditor dan negosiasi auditor-klien. Selain itu, keterkaitan antar studi lebih jelas dibandingkan pada periode pertama. Periode ketiga, masa studi (1976-2019), menegaskan dua aliran penelitian utama dalam literatur ACR, masa jabatan auditor dan negosiasi auditor-klien.

Kami menggunakan 79 studi yang digabungkan secara bibliografi untuk mengidentifikasi aliran penelitian ACR yang muncul. Nama cluster dari analisis konten: (1) masa jabatan auditor, (2) atribut ACR, dan (3) negosiasi auditor-klien.

Mengakhiri paparan, Desi memandang penelitian tentang ACR telah berkembang pesat dari berbagai perspektif, “Saya berpendapat bahwa beberapa area membutuhkan eksplorasi lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman tentang kompleksitas ACR, terutama ketika melibatkan fitur kontekstual yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metodologi empat langkah untuk memberikan rekomendasi untuk penelitian di masa mendatang. Pertama, mengidentifikasi artikel selama 3 tahun terakhir yang tercakup dalam analisis kutipan bibliometrik. Kedua, menganalisis isi artikel untuk menentukan arah penelitian di masa depan. Ketiga, mengubah arah identifikasi menjadi pertanyaan penelitian.”