Kuliah Umum: Strategi Organisasi, Kultur, dan Etika Bisnis yang Islami pada Bank Syariah Indonesia Pra dan Pasca Merger

0

Kuliah Umum: Strategi Organisasi, Kultur, dan Etika Bisnis yang Islami pada Bank Syariah Indonesia Pra dan Pasca Merger

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (7/4/2021) Abdullah Firman Wibowo, Wakil Direktur Bank Syariah Indonesia menjadi pemateri dalam kuliah umum program studi Bisnis Islam FEB UI. Kuliah umum Bank Syariah Indonesia ini mengusung topik “Strategi Organisasi, Kultur, dan Etika Bisnis yang Islami pada Bank Syariah Indonesia Pra dan Pasca Merger” pada Rabu (7/4).

     

Abdullah mengatakan, “Sejak kehadiran pandemi COVID-19, angka kasus positif di seluruh dunia masih tinggi. Berdasarkan perkiraan, pandemi belum akan berakhir. Bahkan, kecepatan mutasi virus melampaui kecepatan proses vaksinasi.”

“Memandang pertumbuhan ekonomi global, saat ini negara berkembang masih menjadi pendorong ekonomi. Ekonomi Indonesia pun menunjukkan pemulihan, terlihat dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Di tengah tantangan, fungsi intermediasi Bank Syariah berjalan baik dan menunjukkan resiliensi,” imbuhnya.

Pandemi menghadirkan banyak perubahan. Menurut Abdullah, ada 5 tren perubahan. Pertama, gaya hidup new normal terbagi menjadi beberapa fase, mulai dari tetap tinggal di rumah, kembali ke hidup sehat, beralih ke dunia digital, hingga masyarakat lebih berempati. Kedua, digitalisasi terbukti dari survei bahwa 35% pelanggan telah meningkatkan penggunaan perbankan online mereka selama COVID-19. Ketiga, kelas menengah bertumbuh lebih cepat dari kelompok lain, sekarang setidaknya ada 52 juta orang Indonesia yang aman secara ekonomi. Keempat, energi bersih dan terbarukan dengan cepat menjadi sumber energi ‘arus utama’ pilihan. Kelima, ekosistem dan ekonomi halal telah muncul dan meningkat di seluruh dunia.

     

Pada 1 Februari 2021, sejarah baru dimulai. Presiden Jokowi meresmikan PT Bank Syariah Indonesia, Tbk. (BSI). Dengan merger, BSI menjadi bank terbesar ke-7 di Indonesia dengan market share sebanyak 2,6%.

Namun, Abdullah mengungkapkan bahwa integrasi menjadi tantangan dalam proses merger, mulai dari pegawai dan budaya, portofolio bisnis, informasi teknologi dan operasi, penyelarasan produk, pelaporan keuangan, pengaturan risiko, hingga pendistribusian saluran.

“BSI punya strategi pengembangan yang berdasar pada Maqashid asy Syariah. Kami akan memperkuat strategi 3P, yakni people, profit, dan planet. People berarti menjaga agama, jiwa, dan pikiran. Profit berarti menjaga harta. Planet berarti menjaga keturunan,” tuturnya.

Mengakhiri paparan, Abdullah menyampaikan bahwa BSI bersinergi dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah, regulator, organisasi kemasyarakatan islam, perguruan tinggi, asosiasi, dan masyarakat, untuk membangun ekosistem ekonomi halal.(hjtp)