Riatu Mariatul Qibthiyyah: UMKM Adopsi Digital untuk Bertahan

0

UMKM Adopsi Digital untuk Bertahan

 

JAKARTA, KOMPAS (25/3/2021) — Agar mampu bertahan selama pandemi Covid-19 melalui digitalisasi, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM memerlukan layanan internet yang terjangkau. Selain internet, tiga kebutuhan utama UMKM adalah pendanaan usaha dan penciptaan permintaan.

Berbagai kebutuhan UMKM itu mengemuka dalam riset “Bertahan, Bangkit dan Tumbuhnya UMKM di Tengah Pandemi Melalui Adopsi Digital” yang diadakan Tokopedia dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI). Data diperoleh dari survei terhadap 11.567 mitra penjual dan 9.259 pembeli serta transaksi penjual-pembeli di ekosistem Tokopedia. Survei secara dalam jaringan berlangsung pada 20 Oktober-22 November 2021.

Kepala LPEM FEB UI Riatu Mariatul Qibthiyyah menyampaikan, survei juga menanyakan harapan pelaku UMKM atas dukungan bisnis pemerintah agar bertahan selama pandemi. Responden dapat  memilih lebih dari satu jawaban. “Sebanyak 50,7 persen (responden penjual) membutuhkan internet yang terjangkau, sedangkan 46,8 persen butuh pendanaan usaha dan 41,2 persen butuh penciptaan pasar,” katanya dalam konferensi pers secara daring, Rabu (24/3/2021).

Menurut dia, data yang dihimpun penting untuk mendesain kebijakan. Pemerintah dapat menerapkan kebijakan dalam mengembangkan potensi ekonomi digital Indonesia.

Riset yang sama menunjukkan, sebanyak 74,2 persen responden mitra menyatakan bahwa penjualan mereka meningkat selama pandemi Covid-19. Nilai tengah atau median kenaikan penjualan sekitar 133 persen. Provinsi yang membukukan kenaikan penjualan tertinggi dari luar Jawa ialah Nusa Tenggara Barat (144,6 persen), Sulawesi Tengah (73,4persen), dan Sulawesi Selatan (73,3 persen).

Menurut data internal Tokopedia, mitra penjual yang pada Januari 2020 sebanyak 7,2 juta orang bertambah menjadi 10 juta orang pada saat ini. Sebanyak 68,6 persen mitra penjual Tokopedia merupakan pencari nafkah tunggal di keluarga.

Dari sisi pembeli, lebih dari 60 persen konsumen berpenghasilan di atas Rp 1 juta per bulan menyatakan akan terus berbelanja secara daring. Sebaliknya, ada 50 persen konsumen di kelompok penghasilan Rp 500.000-Rp 1 juta per bulan yang mempertimbangkan perbedaan harga toko fisik dan daring sebelum berbelanja di platform digital.

Dalam rangka menjaga momentum adopsi digital, Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri Wahyuni mengatakan, inovasi dan pengembangan produk serta layanan berorientasi pada kebutuhan mitra UMKM dan konsumen.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki berpendapat, data dan riset penting untuk menunjukkan dan memetakan proses adopsi digital UMKM di Indonesia selama pandemi. (JUD)

 

Sumber: Harian Kompas. Edisi: Kamis, 25 Maret 2021. Rubrik Ekonomi dan Bisnis_E-Dagang. Halaman 10.