LPEM FEB UI, Indonesia-Japan Policy Research Forum for Asia: Infrastructure, Technology, and Finance for Sustainable and Inclusive Development in Asia Beyond the Pandemic Day-2

0

LPEM FEB UI, Indonesia-Japan Policy Research Forum for Asia: Infrastructure, Technology, and Finance for Sustainable and Inclusive Development in Asia Beyond the Pandemic Day-2

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK-(19/2/2021) Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bekerja sama dengan Asian Development Bank Institute (ADBI), Graduate School of Public Policy (GraSPP) Universitas Tokyo, dan Toshiba International Foundation menggelar forum “Infrastructure, Technology, and Finance for Sustainable and Inclusive Development in Asia Beyond the Pandemic,” pada Jumat (19/2).

Memasuki hari kedua, forum mengundang Chul Ju Kim, Wakil Dekan ADBI dan Beta Yulianita Gitaharie, Dekan FEB UI pada opening remarks serta Bambang P. S. Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Riset dan Inovasi Nasional, Republik Indonesia pada keynote speech.

     

Beta berharap forum tidak mengurangi esensi berbagi ilmu terkait dengan masalah infrastruktur meski berlangsung melalui plaftorm daring, “Pada forum kedua hari ini, pembahasan akan berfokus tentang peran teknologi dan pembiayaan terbesar bagi pembangunan infrastruktur publik serta peningkatan kualitas layanan infrastruktur.”

Di era pandemi ini, pembatasan jarak fisik dan mobilitas sangat memengaruhi pemeliharaan dan pengoperasian proyek pembangunan infrastruktur. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pembuat kebijakan yang harus menciptakan dan menyesuaikan sistem infrastruktur agar dapat beradaptasi dengan situasi sekarang.

“Melalui forum ini, kita juga bisa belajar dari pengalaman beberapa negara dia Asia terakit upaya dan kebijakan besar untuk menyesuaikan dan menjaga kualitas layanan infrastruktur yang memadai,” ujar Beta.

Selanjutnya, Bambang memaparkan bahwa Indonesia memiliki visi keluar dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap) pada tahun 2035 dan menjadi negara berpenghasilan tinggi (high income country) pada tahun 2045. Indonesia akan melalui tiga fase, yakni memperkuat struktur ekonomi, mempercepat pertumbuhan berbasis inovasi, serta modernisasi ekonomi berbasis kualitas dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi dapat tercapai apabila berupaya meningkatkan kualitas industri manufaktur berbasis inovasi. Dengan begitu, visi pembangunan nasional tahun 2045 bisa terwujud.

Bambang juga menjelaskan tentang peralihan menuju pembangunan berkelanjutan dan inklusif di era new normal, “Indonesia dapat mencapai pembangunan berkelanjutan dan inklusif dengan bangunan yang lebih baik, akses ke makanan sehat, mobilitas cerdas, penghijauan lingkungan dan kota, serta infrastruktur yang lebih tangguh. Pembangunan ini tidak hanya mendukung peluang ekonomi baru, tetapi juga memastikan akses yang sama ke penciptaan peluang untuk semua segmen masyarakat.”

Sama seperti hari sebelumnya, forum terdiri dari dua sesi. Sesi ketiga membahas peran teknologi untuk pembangunan infrastruktur publik. Pembicara yang hadir ialah Edwin Syahruzad, Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Shinichiro Akiba, Rekan Eksekutif Toshiba Corporation, dan Fauziah Zen, Ekonom Senior, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA).

Infrastruktur transportasi termasuk salah satu sektor yang paling terpengaruh selama pandemi COVID-19, mengingat tantangan pembatasan mobilitas. Para pembicara membahas peran teknologi dalam menciptakan sistem infrastruktur yang dapat beradaptasi. Infrastruktur tersebut tetap mempertahankan model bisnis yang layak di periode pasca pandemi COVID-19 untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan kesehatan.

Lalu, sesi keempat membahas peran teknologi dan pembiayaan untuk layanan infrastruktur berkualitas (panel negara). Pembicara yang mengisi forum, yakni Bhubate Samutachak, Asisten Profesor, Lembaga Penelitian Kependudukan dan Sosial, Universitas Mahidol (Thailand), Daeyeon Cho, Direktur Utama, Badan Korea untuk Kemajuan Teknologi Infrastruktur (Korea), Adoracion M. Navarro, Rekan Peneliti Senior, Institut Studi Pembangunan Filipina (Filipina).

Forum juga mengkaji pengalaman dari seluruh negara Asia dalam menyesuaikan kebijakan yang ada dan kebijakan baru terkait adopsi teknologi untuk mempertahankan kualitas layanan infrastruktur yang memadai. Kualitas infrastruktur sosial sangat penting karena akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang.

Harapannya, melalui forum ini, peserta dapat meningkatkan pemahaman tentang peran infrastruktur, teknologi, dan keuangan dalam membangun ekonomi pasca COVID-19 yang berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, mampu mengidentifikasi langkah-langkah pemanfaatan digitalisasi dan pembangunan infrastruktur berkualitas serta mendorong dialog kebijakan dan kolaborasi dalam sektor infrastruktur.