Festival Musik Mahasiswa FEB UI “The 43rd Jazz Goes to Campus” Kerja Sama dengan Kemenparekraf

0

Festival Musik Mahasiswa FEB UI The 43rd Jazz Goes to Campus”

Kerja Sama dengan Kemenparekraf

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK-(14/2/2021) Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI) dengan dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar festival musik “The 43rd Jazz Goes to Campus” pada Sabtu (13/2) dan Minggu (14/2).

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, konser yang mengusung tema “Rediscover Your Jazzpression!” ini hanya dapat disaksikan secara daring melalui media streaming. Acara yang pertama kali digagas pada 1978 ini menawarkan dua pilihan panggung virtual.

Ikut meramaikan sederet musisi tanah air, seperti Kunto Aji, TEN2FIVE, Fariz RM, Adikara Fardy, Rossa, Voxxes, dan White Shoes & The Couples Company. Selain mereka, hadir pula Chaseiro All Stars, Deredia, Dua Empat X Rubina, Greybox X Neida, Mad Madmen, Rayhan Nadhif, dan masih banyak lagi. Penonton juga bisa menikmati penampilan musisi internasional OZMA.

Menuju main event, JGTC Virtual Festival pada tanggal 13-14 Februari, ada beberapa pre-event, yaitu Jazz Goes To Connect, JGTC Intimate, JGTC Community Session, JGTC Presscon, JGTC Choice Awards, JGTC Competition, JGTC Spotlight, JGTC Talkshow, dan JGTC Museum.

Festival musik JGTC berhasil memadukan unsur kreativitas dengan teknologi.  Panitia berharap, acara ini bisa menjadi solusi untuk tetap menghadirkan konser jazz di Indonesia, menghibur masyarakat, dan membangkitkan antusiasme penggemar jazz di tengah pandemi.

“Kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi yang baik antara Kemenparekraf dengan perguruan tinggi. Kami mendukung penuh para mahasiswa untuk tetap menciptakan inovasi kreatif tanpa batas di masa pandemi. Apresiasi kepada penyelenggara The 43rd Jazz Goes to Campus atas upaya dan kerja kerasnya,” ujar Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani, pada Sabtu (13/2).

Mahasiswa FEB UI selaku panitia pelaksana festival juga secara ketat menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) di lokasi acara. Terbukti dengan penayangan video para panitia saat menerapkan protokol kesehatan pada sela-sela pergantian penampil.

Persiapan Acara JGTC ke-43

Mahasiswa telah mempersiapkan acara JGTC sejak bulan Juni, bertepatan dengan selesainya acara Virtual Charity Concert: Jazz Goes To Connect. Mengingat ini pertama kalinya JGTC dihelat secara daring, panita butuh banyak adaptasi. Hingga akhirnya, mereka harus melepas mimpi acara dengan konsep hybrid (perpaduan acara luring dan daring) dan memilih konsep full virtual festival.

Raja Lubis, mahasiswa FEB UI, selaku project officer JGTC ke-43 menjelaskan, “Tahun ini tentu lebih banyak tantangan, kami merasa kurangnya patokan acara serupa. JGTC ke-43 menjadi penggerak pertama, khususnya acara musik mahasiswa dengan ruang lingkup besar yang beralih ke platform digital.”

“Bagi para penonton, terutama mahasiswa FEB UI, JGTC menawarkan pesona berbeda dan pengalaman luar biasa. Hal ini mendorong kami untuk menghidupkan dan menyeimbangi JGTC daring dengan ekspektasi penonton. Semuanya tidak lepas dari peran sivitas akademika UI dan ikatan alumni FEB UI. Bantuan dan dukungan mereka menjadi bagian besar dalam perjalanan kami,” sambungnya

Walaupun sempat terhambat karena memerlukan waktu persiapan yang jauh lebih lama, JGTC sukses menjaring banyak penonton. Festival musik ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa dapat melakukan banyak hal selain poros perjalanan utamanya di bidang akademis.

Panitia berharap acara ini bisa terus menggelora dan melambungkan nama JGTC, FEB UI, dan UI, “JGTC lebih dari sekadar acara mahasiswa FEB UI. Kini, JGTC sudah turut serta mewarnai industri hiburan nasional serta sarana mahasiswa berekspresi dan berkarya.” (hjtp)