LPEM FEB UI, IBEF, Nudge Plus Webinar Series:  Behavioural Economics and Laboratory Experiment,  Individual Risk and Uncertainty Preference

0

LPEM FEB UI, IBEF, Nudge Plus Webinar SeriesBehavioural Economics and Laboratory Experiment,  Individual Risk and Uncertainty Preference

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK(25/01/2021) Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI berkolaborasi dengan Indonesia Behavioral Economics Forum (IBEF) dan Nudge Plus menggelar Webinar Series Behavioural Economics and Laboratory Experiment. Webinar seri pertama menghadirkan narasumber Chaikal Nuryakin, Ph.D., Head of Research Group for Digital Economy and Behavioural Economics LPEM FEB UI, dengan topik “Individual Risk and Uncertainty Preference” pada Senin (25/01/2021).

   

Chaikal memaparkan, “Dalam microeconomic theory, keputusan bisa ditentukan oleh individu atau kelompok. Individu akan membuat keputusan berdasarkan preferensi dan pilihan, sedangkan kelompok mengambil keputusan berdasarkan berdasarkan rasionalitas individu vs rasionalitas kelompok serta preferensi kelompok.”

Individu pembuat keputusan bisa bersifat independent, memperoleh utilitas dari keputusan murni oleh diri sendiri, atau strategic interdependent, memperoleh utilitas tergantung keputusan pihak lain. Keputusan terbagi menjadi dua, berada dalam kepastian dan berada dalam ketidakpastian.

Chaikal menjelaskan perbedaan antara ketidakpastian (uncertainty), risiko (risk), dan ambiguitas (ambiguity), “Pembuat keputusan berada dalam risiko apabila ketidakpastian dapat terukur dari data probabilitas dan hasil peristiwa, sehingga menilai secara obyektif. Namun, pembuat keputusan berada dalam ketidakpastian jika tidak tersedia data probabilitas dan hasil peristiwa, sehingga menilai secara subyektif. Sementara itu, pembuat keputusan berada dalam ambiguitas jika tidak yakin dengan penilaian subyektifnya.”

Biasanya, para ahli ekonomi menggunakan expected utility theory (EUT) oleh von Newman Morgenstern untuk menentukan preferensi risiko individu, yakni menghindari risiko (risk averse), netral terhadap risiko (risk neutral), dan menyukai risiko (risk loving). Menghindari risiko terdiri dari hati-hati pada risiko (risk aversion), bijak (prudence), dan sederhana (temperance).

Identifikasi preferensi risk aversion seseorang bisa dengan membandingkan antara dua peristiwa berisiko. Risiko diukur dengan standar deviasi (the second moment). Semakin tinggi standar deviasi, maka semakin berisiko. Seseorang yang menghindari risiko akan memilih yang tidak terlalu berisiko (relatif terhadap rata-rata). Identifikasi prudence bisa dengan membandingkan kemiringan (the third moment), dan temperence bisa dengan membandingkan kurtosis (the fourth moment).

Preferensi risiko seseorang bisa dinyatakan  dengan melaporkan sendiri (stated preference) atau mengungkapkan preferensi (revealed preference). Mengungkapkan preferensi bisa melalui survei atau percobaan laboratorium.

“Meski secara teoritis masuk akal, beberapa risiko dan preferensi risiko tingkat tinggi kurang terlihat. Penelitian empiris bisa dilakukan pada beberapa preferensi risiko yang memiliki faktor penting berikut, di antaranya keputusan untuk memiliki asuransi atau BPJS, perceraian atau menikah, migrasi, perjalanan pandemi, vaksinasi, memilih pekerjaan, obesitas, dan kebahagiaan,” ujar Chaikal.

Uncertainty aversion berarti pembuat keputusan lebih memilih peristiwa yang risikonya sudah diketahui atau enggan akan ketidakpastian. Sebagian orang memang menghindar dari peristiwa yang melibatkan ketidakpastian atau risiko, meski hasil terburuk peristiwa tersebut dominan lemah pada hasil tertentu. Mereka tetap enggan membeli loteri atau berjudi (karena faktor keyakinan agama), enggan akan ketidakpastian yang ekstrim, dan takut akan ketidakpastian.

“Dari ekonomi makro, kita belajar bahwa orang itu heterogen. Jika pembuat keputusan tidak mengikuti expected utility theory, mereka dapat memilih studi untuk menguji teori atau  memilih teori utilitas yang tidak diharapkan (non expected utility theory), seperti generalized expected utility, prospect theory, cumulative prospect theory, rank dependent expected utility theory, regret theory, refinement continues, dan sebagainya,” tutup Chaikal. (hjtp)