General Lecture Departemen Akuntansi FEB UI: Cost Management for a Better Company’s Performance

0

General Lecture Departemen Akuntansi FEB UI: Cost Management for a Better Company’s Performance

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK- (16/12/2020) Departemen Akuntansi FEB UI menyelenggarakan General Lecture bersama pembicara Ayudhia Mahardhika, Head of Financial Planning and Analytics, Corporate Finance, Digital Transformation, PT Unilever Indonesia dengan topik Cost Management for a Better Company’s Performancepada Rabu (16/12/2020).

Acara dipandu oleh Luluk Widyawati, Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEB UI dan diawali sambutan dari Dr. Ancella A. Hermawan, Ketua Departemen Akuntansi FEB UI. Kuliah umum ini dilaksanakan secara daring dan dihadiri hampir 500 peserta.

     

“Dalam situasi pandemi seperti ini, cost accounting dan cost management merupakan salah satu bagian penting yang perlu diperhatikan. Manajemen perusahaan harus memahami pengelolaan biaya sehingga mampu mempertahankan laba dan arus kas,” tutur Dr. Ancella dalam sambutan pembukanya.

Dalam pemaparannya, Ayudhia menjelaskan, “Ada perbedaan tujuan informasi antara management accounting dan financial acounting. Management accounting bertujuan membantu manajer membuat keputusan untuk memenuhi tujuan organisasi. Sedangkan financial accounting bertujuan mengomunikasikan posisi keuangan organisasi kepada investor, bank, regulator, dan pihak luar lainnya.”

Manajemen membutuhkan informasi cost accounting untuk  membantu penentuan dan analisis biaya departemen serta pengendalian biaya. Selain itu, membantu membuat keputusan pendapatan seperti penetapan harga (penetapan harga produk baru dan segmentasi harga), bauran produk (keputusan jangka pendek dan jangka panjang), dan keputusan volume laba. Pada akhirnya, cost accounting juga membantu perumusan kebijakan dan rencana yang mengarah pada operasi untuk keuntungan.

Ayudhia juga menyampaikan, “Pendapatan laba kotor dan laba bersih merupakan elemen yang memastikan pertumbuhan perusahaan. Laba kotor harus tumbuh secara konsisten. Ada dua strategi untuk meraih keuntungan pendapatan yang lebih tinggi, yakni mengurangi biaya dengan melakukan efisiensi biaya atau menaikkan harga dengan manajemen pendapatan bersih.”

Biaya tak terkendali seperti biaya material, tergantung pada komoditas di pasar, forex, dan ketersediaan pasokan. Efisiensi biaya dapat dilakukan dengan negosiasi ulang dengan pemasok, mencari pemasok alternatif, atau formulasi ulang. Sementara biaya terkendali seperti biaya produksi, logistik, dan biaya tidak langsung, tergantung pada inflasi, kapasitas investasi, dan inovasi. Efisiensi biaya dapat dilakukan dengan fixed cost leverage, persediaan alternatif, atau otomatisasi mesin dan tenaga kerja.

     

“Laba bersih harus tumbuh secara menguntungkan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah investasi pemasaran untuk memperkenalkan produk ke masyarakat, anggaran tak bersisa untuk memangkas biaya tertentu pada periode sebelumnya, dan investasi operasional atau seluruh biaya tak langsung,” sambung Ayudhia.

Investasi pemasaran berupa periklanan, promosi (sampel produk, hadiah gratis, dan kupon), serta titik penjualan. Anggaran tak bersisa merupakan metode penganggaran berdasarkan perkiraan tiap kegiatan tanpa mengacu pada rencana kegiatan periode sebelumnya. Terakhir, investasi operasional terdiri dari biaya sumber daya manusia, biaya fasilitas, dan investasi digital (investasi teknologi informasi). (hjtp)