Dies Natalis FEB UI 70 Tahun, Kuliah Umum Bersama Menteri Keuangan: Kebijakan Keuangan dan Pengawasannya dalam Mengatasi Pandemi Covid-19

0

Dies Natalis FEB UI 70 Tahun, Kuliah Umum Bersama Menteri Keuangan: Kebijakan Keuangan dan Pengawasannya dalam Mengatasi Pandemi Covid-19

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (18/11/2020) Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, Ph.D., menjadi narasumber dalam Kuliah Umum, dengan topik “Kebijakan Keuangan dan Pengawasannya dalam Mengatasi Pandemi Covid-19” dengan moderator Vid Adrison, Ph.D., Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI, yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Rabu (18/11/2020). Kegiatan yang dilakukan secara online ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis FEB UI ke-70 Tahun yang mengusung tema besar Bersama, Berinovasi, Bermanfaat.

Pj. Dekan FEB UI, Dr. Beta Yulianita Gitaharie dalam sambutannya mengatakan, bahwa kuliah umum pada hari ini yang menghadirkan Menkeu RI, Sri Mulyani, bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai kebijakan keuangan negara di masa pandemi Covid-19. “Ini adalah bagian dari upaya kami untuk belajar terus-menerus dari para lulusan yang ada di luar kampus, untuk memberikan pandangan bahkan kuliah di kelas, atau kesempatan berkarya, untuk mencapai peningkatan demi peningkatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Menkeu RI yang sudah berkenan menjadi narasumber dan juga terima kasih kepada Pimpinan Universitas Indonesia yang sudah mendukung kegiatan Dies Natalis FEB UI ke 70 tahun,” kata Beta.

Rektor Universitas Indonesia, Profesor Ari Kuncoro, membuka acara dengan menyampaikan, ”Pandemi ini mempunyai dampak multidimensi, karena mencakup sisi permintaan, pasokan, dan ekspektasi masyarakat. Sementara jumlah kelas menengah di Indonesia lumayan besar dan turut terpengaruh isu kesehatan, sehingga menekan sisi konsumsinya. Saat ini, kemungkinan besar yang terburuk sudah berakhir. Tampak dari beberapa indikator semakin membaik, walaupun belum sepenuhnya pulih. Diharapkan kehadiran Menkeu RI, Sri Mulyani dapat memberikan pemahaman komprehensif bagi para mahasiswa, sehingga mampu melihat masalah dari sudut pandang yang luas.”

Di dalam pemaparannya, Sri Mulyani Indrawati, menuturkan bahwa Covid-19 menciptakan kecemasan investor global. Indonesia sebagai negara berkembang, mencatat aliran modal keluar karena sentimen negatif pandemi. Namun, tekanan tersebut sekarang ini sudah mulai bisa diatasi dengan dukungan kebijakan langkah penanganan pandemi dan stimulus ekonomi. Dari sisi ekonomi dan jumlah korban, dampak pandemi terhadap Indonesia termasuk dalam kategori rendah dibandingkan negara lainnya. Mayoritas negara melakukan intervensi menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan kebijakan fiskal untuk menanggulangi dampak pandemi.

APBN merupakan salah satu instrumen stabilisasi, distribusi dan alokasi. Selain itu, APBN menjadi instrumen utama untuk segera merespon dampak pandemi, mendukung pemulihan, serta menjaga reformasi ke depan. Dalam menanggulangi pandemi, APBN 2020 bergerak dinamis, tentu pemerintah dan DPR saling berkoordinasi.

“Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berfokus untuk bekerja ekstra,  agar APBN tetap terjaga demi menghindari APBN kritikal. Dalam hal pengawasan implementasi program pemulihan ekonomi, Kemenkeu melaksanakan secara good governance dengan menjunjung akuntabilitas dan menjaga kecepatan pelaksanaan. Terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020 menunjukkan titik balik menuju pemulihan ekonomi yang kuat. Hal ini tecermin dari pertumbuhan ekonomi di sisi produksi, demand domestik yang meningkat, investasi tumbuh signifikan, dan kinerja ekspor membaik. Tentu dengan harapan bahwa tren pemulihan terus berlanjut hingga 2021,” ucap Sri Mulyani.

Postur APBN 2021,  sambung Sri Mulyani, nantinya akan bersifat ekspansif dan konsolidatif untuk akselerasi pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi ekonomi. Policy-policy yang sifatnya strategis tetap kita jaga. Kita perlu untuk terus berfokus kepada hal-hal yang fundamental yang berhubungan dengan human capital, kesehatan, pendidikan, skill masyarakat, dan meningkatkan inovasi serta produktivitas. Pandemi ini bisa dijadikan momentum untuk menjadi akselerator dari reformasi dan perekat gotong-royong.

“Saya melihat krisis akibat pandemi sebagai suatu kesempatan untuk bertransformasi melalui reformasi. Untuk itu, saya mengajak semua pihak untuk bekerja sama, saling membantu dalam menghadapi pandemi. Saya yakin Indonesia akan bisa keluar dari krisis ini sebagai pemenang, sehingga kita tetap optimis dalam menggapai cita-cita Indonesia menjadi negara maju tahun 2045,” demikian Sri Mulyani menutup sesi pemaparannya.

Kuliah Umum yang  disponsori oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) ditutup oleh Dr. Beta Yulianita Gitaharie, Pj. Dekan FEB UI. (hjtp)