Rektor UI Bahas Satu Tahun Pemerintahan Joko Widodo-Ma’aruf Amin, di CNN Indonesia dan TVRI

0

Rektor UI Bahas Satu Tahun Pemerintahan Joko Widodo-Ma’aruf Amin, di CNN Indonesia dan TVRI

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (20/10/2020) Pada 20 Oktober 2020, pemerintahan Presiden Joko Widodo – Wakil Presiden Ma’ruf Amin tepat satu tahun. Profesor Ari Kuncoro, Rektor Universitas Indonesia, dalam dialog After 10 di CNN Indonesia dan Indonesia Bicara di TVRI membahas apa saja yang mendapat perhatian khusus.

After 10, CNN Indonesia, “1 Tahun Jokowi-Ma’aruf – Menjaga Stabilitas Ekonomi di Tahun Pandemi” Selasa, 20 Oktober 2020

Profesor Ari Kuncoro, Rektor Universitas Indonesia, dalam acara After 10 CNN Indonesia, membahas 1 Tahun Jokowi-Ma’ruf, dengan topik “Menjaga Stabilitas Ekonomi di Tahun Pandemi” bersama news presenter Ratu Nabila dan Maggie Calista, pada Selasa (20/10/2020). Dalam wawancara tersebut, Ari menyampaikan tanda-tanda de-globalisasi mulai terlihat di tahun 2017, seiring konflik perdagangan AS-China yang membuat perlambatan ekonomi. Covid-19 memberikan peringatan lampu kuning terhadap perekonomian Indonesia di masa depan. Selama ini, kita kurang mengandalkan perekonomian domestik dan lebih bergantung pada impor dan arus modal jangka pendek. Pemerintah harus dorong produksi dalam negeri, dan pandemi menjadi momentum perbaikan industri dalam negeri sehingga, kita bisa masuk radar dunia yang berbasis produksi.

Menurut Ari, UU Cipta Kerja (Omnibus Law) yang sedang hangat diperbincangkan, sebenarnya bertujuan bukan hanya untuk menarik investasi luar negeri, namun yang terpenting investasi dalam negeri. Berdasarkan sejarah, kita pernah mengalami bonanza komoditas dari 2004 – 2013, dengan banyaknya penerimaan devisa yang disuntikkan ke dalam perekonomian dalam negeri dan yang menonjol hanya sektor perdagangan dan konstruksi, bukanlah sektor manufaktur. Ini tandanya berindustri lebih mahal daripada berdagang. Hal ini membuat kita hanya dimanfaatkan sebagai pasar oleh negera-negara tetangga. Dengan Omnibus Law yang diresmikan, berindustri jadi lebih murah, sehingga membangkitkan industri dalam negeri, membuka lapangan pekerjaan baru, memperkuat rantai pasokan, menciptakan daya ungkit dalam bentuk pendapatan.

“Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menunjukkan ke arah ‘kurva W’, artinya ekornya tidak terlalu tajam, tetapi agak datar. Untuk menjadi tajam, kita harus memperkuat produksi dalam negeri, sehingga daya ungkit menjadi besar. Hal ini harus segera diperbaiki oleh pemerintah. Sementara, dengan adanya vaksin Covid-19, perekonomian Indonesia di triwulan 1-2021 menunjukkan arah peningkatan yang didukung dengan rasa kepercayaan masyarakat kembali normal untuk melakukan konsumsi, transaksi belanja, traveling, dan aktivititas lainnya,” jelas Ari.

Indonesia Bicara, TVRI, “Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf” Selasa, 20 Oktober 2020

Profesor Ari Kuncoro, Rektor Universitas Indonesia, dalam acara Indonesia Bicara TVRI, dengan topik “Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’aruf” bersama news presenter Nurul Jamilah, pada Selasa (20/10/2020), mengatakan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin sebenarnya ingin mengubah konfigurasi perekonomian yang selama ini banyak mengandalkan capital inflow. Dengan adanya perang dagang AS-China dan Covid-19, kita harus mulai berpikir cara lain untuk membangun Indonesia melalui peningkatan produktivitas. Produktivitas sudah dimulai dengan pembangunan infrastruktur dan tinggal meningkatkan lingkungan usaha. Kita harus mengubah perekonomian yang tadinya mengandalkan stabilitas makro menjadi pusat produksi.

Sejak dilantik pada Oktober 2019, pemerintahan Presiden Joko Widodo – Ma’ruf Amin dihadapkan pada keharusan mereorientasi strategi industralisasi. Globalisasi memungkinkan Indonesia menggantungkan diri pada siklus komoditas dunia, dengan mengandalkan stabilitas makro untuk menarik modal portepel masuk membiayai defisit neraca berjalan. Pandemi Covid-19 membuat tidak hanya proses de-globalisasi menguat, tetapi juga de-coupling perekonomian dunia.

Di sisi lain, sambung Ari, berindustri tampaknya lebih mahal daripada berdagang. Biaya untuk memulai usaha di Indonesia mendapat peringkat ke-67 dari 141 negara. Prosedur perizinan yang berbelit-belit tecermin dari waktu memulai bisnis, yang menduduki peringkat ke-103. Salah satu hal yang dinilai positif ialah kecakapan tenaga kerja, menduduki peringkat ke-36 dan masih dapat ditingkatkan. Namun, hal ini terkoreksi ke bawah karena pasar tenaga kerja dinilai rendah karena terlalu kaku sehingga hanya di posisi ke-119. Terlepas dari pro dan kontra, RUU Cipta Kerja berpeluang menyiapkan Indonesia menghadapi tata dunia baru yang mengarah ke de-globalisasi.

“Untuk menciptakan peluang perekonomian ke depannya, Indonesia harus menarik dan kreatif, seperti adanya omnibus law, usaha-usaha perpajakan, yang bisa memasukkan negara kita dalam radar dunia. Sehingga, investasi dari luar negeri bisa masuk dan memberikan feedback kepada industri dalam negeri. Ini merupakan suatu jalur waktu yang secara normal ditempuh oleh negara-negara maju, seperti Korea, Jepang, China, dan Taiwan,” demikian Ari menutup sesinya. (hjtp)

 

Foto di After 10, CNN Indonesia, “1 Tahun Jokowi-Ma’aruf – Menjaga Stabilitas Ekonomi di Tahun Pandemi” 

Foto di Indonesia Bicara, TVRI, “Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf”