Assessment dan Coaching UKM Center FEB UI: Penguatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berbasis Sawit

0

Assessment dan Coaching UKM Center FEB UI: Penguatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berbasis Sawit

 

DEPOK – (15/10/2020) Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Pelaku usaha kelapa sawit masih banyak didominasi oleh para petani berskala kecil, seperti keluarga petani sawit ataupun UMKM sawit.  UKM Center FEB UI didukung sepenuhnya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kementerian Keuangan Republik Indonesia, mengadakan kegiatan Assessment dan Coaching “Penguatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berbasis Sawit”.

Sebagai komoditas yang memiliki banyak manfaat, kelapa sawit dapat dikembangkan lagi oleh UMKM untuk menghasilkan produk turunan yang lebih inovatif dan beragam, sehingga  potensi dari komoditas sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu, para pelaku juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kewirausahaan, agar dapat mengelola perkebunan dengan lebih baik, dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta dapat bersaing di pasar.

Kegiatan ini diawali  proses pengumpulan database dengan melibatkan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), dinas koperasi, dinas perkebunan, dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit di 3 daerah di Indonesia, yaitu Mamuju, Ketapang, dan Pangkalan Bun. Database yang didapatkan, dikembangkan menjadi Mitra Binaan Unggul Petani Sawit dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit, yang  akan diberikan pelatihan dan juga pendampingan.

Dari Juli hingga Oktober 2020, telah dilaksanakan 4 coaching dan juga pemantauan yang dilakukan setiap minggunya, kepada kurang lebih 90 peserta yang tersebar di ketiga daerah tersebut. Pada November nanti masih akan dilakukan pendampingan dan juga program bootcamp kepada seluruh peserta.  Coaching yang telah diberikan terdiri dari materi terkait kewirausahaaan, pemasaran, produksi, dan juga keuangan. Untuk setiap sesi coaching yang dilakukan, kegiatan ini selalu menghadirkan pemateri yang merupakan ahli di bidangnya. Diantaranya adalah Permata Wulandari, Ph.D dan Hapsari Setyowardhani, S.E., M.M yang merupakan dosen dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Dr. Nining I. Susilo selaku Dewan Pengawas LDPB Kementerian Koperasi dan UKM, serta Marzuki, S.E., C.E.C., CRBD  selaku Direktur Utama PT BPR Sumatera Selatan.

Meskipun harus dilaksanakan secara daring, seluruh program coaching dan monitoring berjalan dengan baik. Hal tersebut juga tidak mematahkan semangat para peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari beberapa pelaku UMKM dan koperasi di sektor kelapa sawit, perwakilan dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), juga Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Pada sesi coaching tersebut, peserta mendapatkan kesempatan untuk menggali potensi kewirausahaan yang dimilikinya, membangun kanvas model bisnis, membuat prototype usaha, serta metode-metode manajemen usaha dan keuangan.

Selain itu, diberikan juga materi tentang skema Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang merupakan bantuan pembiayaan peremajaan (replanting) yang disampaikan oleh Bapak Sunari selaku perwakilan dari BPDP-KS. Program PSR bukan sekedar bantuan biaya untuk menggantikan tanaman tua dengan tanaman yang baru, tapi juga untuk peningkatan produktivitas lahan sawit. Saat ini, BPDP-KS menyalurkan bantuan dana sebesar Rp 30 juta per hektar dan dibantu dengan bantuan dana lainnya seperti KUR, dan juga skema pembiayaan perbankan lainnya.

Menutup rangkaian kegiatan ini, Dr. Nining I. Susilo menyampaikan materi tentang pendanaan UMKM. Ia menjelaskan bahwa saat ini akses pembiayaan yang masih menjadi tumpuan utama di Indonesia adalah dari sektor perbankan. Padahal sesungguhnya sudah banyak alternatif pembiayaan ditawarkan oleh pemerintah, yang diperuntukkan untuk masyarakat luas terutama UMKM. Diantaranya adalah KUR, pembiayaan dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) seperti Pegadaian, PNM, ataupun Lembaga Keuangan Mikro. Terakhir, Dr. Nining juga menghimbau para UMKM sawit untuk mengajukan pembiayaan yang disediakan oleh BPDP-KS sebagai salah satu sumber pendanaan yang dapat digunakan. (hjtp)