Soal Ancaman Resesi, Rektor UI Analogikan dengan Orang Demam yang Mulai Pulih

0

Soal Ancaman Resesi, Rektor UI Analogikan dengan Orang Demam yang Mulai Pulih

 

DEPOK – (24/9/2020) Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro menganggap ada tren perbaikan dari proyeksi Menteri Keuangan, Sri Mulyani tentang pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 yang disebut akan memasuki resesi. Sebab, proyeksi ekonomi kuartal III 2020 lebih baik dari kuartal II 2020. “Resesi itu kayak demam,” kata Ari kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 23 September 2020.

Dia menganalogikan tren perbaikan ekonomi kuartal III dibanding kuartal II dengan orang demam. Awalnya, orang tersebut demam dengan suhu tubuhnya 40 derajat Celsius. Keesokan harinya, turun jadi 38 derajat Celsius. Menurut Ari, orang itu masih demam, tapi suhu tubuhnya sudah menurun. Kata Ari, analogi ini yang terjadi pada ekonomi Indonesia.

Selasa lalu, Sri Mulyani memproyeksikan ekonomi kuartal III 2020 bisa minus hingga 2,9 persen. Angka ini lebih baik dibandingkan realisasi ekonomi di kuartal II yang minus 5,32 persen.

Menurut Ari, sejumlah variabel juga menunjukkan indikasi pemulihan ekonomi. Pertama, Purchasing Manufacturing Index (PMI) sudah naik dari posisi 48,6 menjadi 50,8. Indikator ini menunjukkan ekspansi karena menunjukkan pembelian kebutuhan produksi di pabrik di masa yang akan datang, bukan sekarang. “Jadi sudah ada ekspansi,” kata Ari.

Kedua, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sudah meningkat dari 86,2 menjadi 86,9. Walau kenaikannya tipis, Ari mengatakan indikator ini menunjukkan masyarakat sudah mulai lebih banyak membeli beberapa kebutuhan harian mereka.

Meski demikian, Ari menilai masih ada persoalan yang terjadi. Salah satunya yaitu terkait pengeluaran di kelas menengah atas. Mereka yang biasanya sering belanja dan liburan, sekarang memilih untuk menahan uangnya.

Kepada kelompok ini, Ari mengimbau agar jangan terlalu berhemat dan terap berbelanja. Sebab jika terlalu takut dengan resesi, lantas menahan pengeluaran, maka ekonomi akan semakin sulit untuk berputar kembali. “Jadi hemat pangkal resesi,” ujarnya.

Senada dengan Ari, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah juga meminta masyarakat tidak perlu panik atau khawatir berlebihan dan tetap menjalani aktivitas seperti biasa.

“Resesi itu hanya stempel saja,” kata Piter. Resesi ini juga bukan periode yang berbeda 100 persen, tapi hanya stempel untuk kondisi yang sudah dijalani selama enam bulan terakhir. Walau begitu, Piter memberi saran kepada kelompok menengah ke bawah. Kalau penghasilannya pas-pasan, maka jangan boros. “Lebih baik menabung untuk berjaga-jaga” kata dia. (hjtp)

 

Sumber: https://bisnis.tempo.co/read/1389562/soal-ancaman-resesi-rektor-ui-analogikan-dengan-orang-demam-yang-mulai-pulih