Muhamad Chatib Basri di ANU Indonesia Project Conference: Kondisi Perekonomian Indonesia di Masa Pandemi

0

Muhamad Chatib Basri di ANU Indonesia Project Conference: Kondisi Perekonomian Indonesia di Masa Pandemi

Ā 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK ā€“ (8/9/2020) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, sekaligus Menteri Keuangan RI periode 2013-2014, Muhamad Chatib Basri,Ā dalam welcoming remark pada webinar Australian National University (ANU) Indonesia Project Conference, bertajuk ā€œEconomic Dimensions of Covid-19 in Indonesia: Responding to the Crisisā€ menjelaskan tentang kondisi ekonomi Indonesia di tengahĀ pandemi Covid-19, pada Selasa (8/9/2020).

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Terlihat pula bahwa sejumlah sektor kesulitan untuk pulih dari tekanan. Kondisi saat ini juga dibayangi oleh kredit yang merosot dan dana pihak ketiga serta likuiditas perbankan terus bertambah.

Jika investasi didorong, konsumsi hanya akan meningkat tipis. Namun, sebaliknya, jika pemerintah mengenjotĀ konsumsi,Ā investasi akan tumbuh tinggi. Oleh sebab itu, stimulus fiskal sangat penting dipakai sebagai obat. Namun, kebijakan fiskal tidak akan berdampak besar.

ā€œSekalipun kita menurunkan suku bunga, tetapi permintaan tidak ada. Maka tidak akan membantu mendorong ekonomi. Sangat jelas, jika ingin melakukanĀ jump start, kita harus mendorong konsumsi terlebih dahulu,ā€ ungkap Chatib.

Sementara, ada 2 masalah utama dalam pemulihan, pertama lemahnya permintaan atau penurunan daya beli. Kedua, faktor eksternal karena ekonomi global belum pulih. Di sisi lain, apabila pemerintah gagal memberikan perlindungan sosial, apa lagi saat ini kebanyakan masyarakat tidak memiliki semacam asuransi pengangguran dan tabungan sebagai penopang hidup, maka hal ini pun akan menjadi sumber masalah lain.

ā€œMaka dari itu, solusi upaya pemulihan dengan mendorong konsumsi atau daya beli masyarakat menjadi pilihan yang tepat dalam menghadapi kondisi ekonomi sekarang ini. Solusi tersebut sudah didukung oleh pemerintah dengan memberikan bantuan sosial, berupa bantuan langsung tunai (BLT), dana insentif kartu prakerja, dan dana 2,4 juta untuk 4 bulan bagi pekerja yang berpenghasilan di bawah 5 juta,ā€ tutup Chatib. (hjtp)