Rektor UI, Ari Kuncoro di Rosi, Kompas TV: Vaksin Tepat, Ekonomi Sehat

0

Rektor UI, Ari Kuncoro di Rosi, Kompas TV: Vaksin Tepat, Ekonomi Sehat

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (27/8/2020) Di tengah ketidakpastian terhadap virus Corona akan berakhir, muncul secercah harapan. Pemerintah Indonesia dan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd bekerjasama dalam menyepakati 50 juta calon vaksin Covid-19 untuk warga Indonesia. Vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech Ltd telah sampai di Indonesia. Sebelum disebar ke masyarakat, vaksin akan menjalani uji klinis di PT Bio Farma terlebih dahulu.

Kerjasama vaksin ini berawal dari Menteri BUMN, Erick Thohir yang bertugas sebagai Ketua Pelaksanaan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengunjungi dua negara, yaitu Hainan (Tiongkok) dan Abu Dhabi (Uni Emirat Arab). Hasil Kunjungan kedua negera ini membawa kabar gembira, yaitu komitmen 50 juta vaksin. Jika calon vaksin ini berhasil, kita akan mulai imunisasi massal pada awal tahun depan (2021). Vaksin ini diharapkan bisa menjadi jawaban untuk mengakhiri virus Corona sekaligus menyehatkan kondisi perekonomian.

“Profesor Ari Kuncoro, Rektor Universitas Indonesia sebagai narasumber dalam acara Rosi di Kompas TV, dengan topik “Vaksin Tepat, Ekonomi Sehat” bersama host Rosianna Silalahi, pada Kamis (27/8/2020), mengatakan, “Sudah empat tahun yang mendorong perekonomian Indonesia ialah sisi konsumsi, yang berkaitan dengan kebutuhan pokok dan gaya hidup (contoh: perjalanan, hotel, dan kuliner). Covid-19 membuat perekonomian mengalami pemerosotan atau penurunan, karena ketakukan masyarakat. Indeks keyakinan konsumen turun dari 105 menjadi 77 (April – Mei 2020). Namun, dengan diberlakukannya relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kita mengalami perubahan menuju perbaikan di angka 86,8%, tetapi tetap diimbangi dengan protokol kesehatan karena masih mengalami risiko. Ditemukannya vaksin bisa membuat harapan baru dan mengubah semua pola tingkah laku. Di kota-kota, uang yang tadinya disimpan bisa bersirkulasi lagi.”

Lanjut Ari, salah satu sumbangsih nyata Universitas Indonesia untuk menyebarluaskan berbagai inspirasi, kreativitas, dan kerja keras bangsa Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 ini adalah dengan menerbitan 3 buku tentang penanganan Covid-19, di 17 provinsi di Indonesia dan beberapa negara yang dinilai sukses melakukan penanggulangan, seperti Selandia Baru, Vietnam, Malaysia, Jerman, dan Korea Selatan. Buku ini bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Buku ini, salah satunya memberikan pengalaman masyarakat di berbagai negara dan Indonesia, tentang penggunaan masker. Ada beragam pendapat dan keunikannya masing-masing tentang penggunaan masker, sehingga membutuhkan kreativitas setiap negara untuk menyelesaikannya. “Misalnya negara Barat, ada yang berpendapat dipaksa memakai masker itu melanggar HAM. Sedangkan di Indonesia tingkat kedisiplinan memakai masker terbilang sangat rendah. Tetapi, Indonesia bisa melakukan adaptasi secara cepat dibandingkan negara lain dalam penggunaan masker,” ungkap Ari.

“Sementara itu, pemulihan ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali, dengan triwulan IV memegang kunci dan triwulan III jangan terlalu negatif. Keberadaan vaksin ini nanti diharapkan bisa mendorong investasi dan daya beli masyarakat, serta bisa menyatukan sisi permintaan dan produksi seperti sebelum Covid-19,” demikian Ari menutup sesinya. (hjtp)