Suahasil Nazara: Transformasi Digital bukan Pilihan, tapi Keharusan

0

Suahasil Nazara: Transformasi Digital bukan Pilihan, tapi Keharusan

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (12/8/2020) Webinar Kemenkeu Corpu-Talk Bincang Transformasi, merupakan kolaborasi Kementerian Keuangan dengan K/L dan Pemda, dalam rangka sharing knowledge transformasi digital, berjudul “Transformasi Digital bukan Pilihan, tapi Keharusan”, pada Rabu (12/8/2020).

Tekanan dari Covid-19 dirasakan pada berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi dan sosial. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) turut memberikan dasar bekerja, belajar, dan beribadah yang dilakukan dari rumah. Pembatasan sosial tersebut dampaknya mempercepat transformasi digital, yang sebenarnya jargon transformasi sudah dicanangkan cukup lama, namun tetap logika cara bekerja yang lama masih mendominasi. Adanya Covid-19 memaksa kita untuk menyesuaikan berbagai macam pekerjaan.

Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan RI dalam keynote speech, mengatakan Covid-19 mendorong terjadinya percepatan transformasi digital karena memberikan perspektif lain dalam cara kita bekerja, beraktivitas, dan berinteraksi, baik dari segi perekonomian juga dari sosial masyarakat. Hal inilah yang membuat transformasi digital diharuskan, sehingga masyarakat dipaksa untuk mampu berinteraksi bahkan beraptasi dengan teknologi.

Banyak persiapan yang harus dilakukan dalam transformasi digital ini terutama tata kelola, seperti menyiapkan rapat secara virtual, pertemuan-pertemuan secara virtual dan aturan baru yang menjaga supaya data pribadi seseorang maupun data kerahasiaan pekerjaan tetap terjamin. Dengan tetap menghasilkan tata kerja yang lebih efektif dan efisien dari sebelumnya, transformasi digital birokrasi bisa mendorong produktivitas dan kerahasiaan pekerjaan kita tetap terjamin.

Rasanya keharusan ini bukan dalam konteks yang negatif. Keharusan ini dalam konteks yang positif dalam pengertian bahwa sudah bertahun-tahun kita membahas mengenai transformasi digital. Kita tidak pernah merasa bahwa transformasi digital itu merupakan agen sentral dalam tata kelola reformasi, tata kelola kita. Tapi sekarang, dengan adanya Covid-19 dan batasan-batasan baru, maka ini kesempatan kita mendorong transformasi digital dalam suatu konteks keharusan.

“Transformasi digital di Kemenkeu atau enterprise architecture bukanlah bahasan yang baru, namun mendapatkan momentum sangat kencang di dalam 3 atau 4 bulan terakhir. Kemenkeu juga sudah memiliki pemikiran baru tentang bekerja untuk membangun budaya bekerja baru yang lebih relevan di era digital,” ujar Suahasil.

Lanjut Suahasil, ketika kita memulai kerja dari rumah, ternyata sejumlah besar pegawai Kemenkeu juga merasakan dengan model bekerja yang baru, sekitar 90% mengatakan bahwa pekerjaan mereka bisa diselesaikan secara online dan 86% pegawai merasa pekerjaan yang mereka lakukan secara online dengan work from home itu tetap efektif. Ini yang menjadi pendorong modal selama beberapa tahun ke depan kita merumuskan bagaimana transformasi digital, pemikiran baru tentang kerja, ruang kantor dan jam kerja fleksibel itu bisa kita fokuskan.

Maka dari itu, kita harus mendorong transformasi digital untuk segera dijalankan. “Ini merupakan tugas kita bersama untuk mendorong dan memikirkan seperti apa transformasi digital yang harus kita rumuskan dan jalankan,” jelas Suahasil di akhir keynote speech. (hjtp)