Special Webinar LD FEB UI 56 Tahun, “Dampak Waktu Perjalanan terhadap Kesehatan Pekerja Komuter di Jabodetabek”

0

Special Webinar LD FEB UI 56 Tahun, “Dampak Waktu Perjalanan terhadap Kesehatan Pekerja Komuter di Jabodetabek”

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (13/8/2020) Dalam rangka memperingati Hari Jadi 56 Tahun, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menyelenggarakan special webinar bekerjasama dengan Forum Kajian Pembangunan (FKP), yang bertajuk “The Impact of Commute Time on Health Status of Commuting Workers in Jabodetabek Metropolitan Area” pada Kamis (13/8/2020).

Pembicara pada special webinar ini adalah Dr. Chotib Hasan, Peneliti Senior LD FEB UI, dengan host Dewa Wisana, Ph.D., Wakil Kepala LD FEB UI, dan moderator Rachmat Reksa Samudra, S.E., M.A., Peneliti LD FEB UI.

Chotib Hasan, sebagai pembicara, menyampaikan bahwa pertumbuhan kota-kota di wilayah metropolitan Jabodetabek mengakibatkan beberapa masalah, antara lain kemacetan lalu lintas, yang dapat berdampak pada biaya perjalanan dan sosial yang lebih tinggi dan tingkat produktivitas pekerja yang lebih rendah.

Berdasarkan analisis data Sakernas 2017, sekitar 22% pekerja di wilayah metropolitan Jabodetabek melakukan pola mobilitas antar-jemput yang disebut commuting. Persentase ini merupakan yang tertinggi di antara 9 wilayah metropolitan lainnya di Indonesia. Data juga menunjukkan bahwa hampir 12% pekerja komuter di wilayah metropolitan ini menggunakan moda transportasi umum. Persentase ini tertinggi dibandingkan wilayah metropolitan lainnya di Indonesia.

“Semakin lama waktu tempuh dari tempat tinggal ke tempat bekerja maupun beraktivitas atau sebaliknya, maka berdampak pada kerugian ekonomi sekitar 65 triliun rupiah pada tahun 2020. Kegiatan komuter tersebut juga berdampak pada perkembangan kawasan pemukiman dan kawasan kegiatan di daerah metropolitan. Lamanya waktu tempuh perjalanan commuting juga berpengaruh pada tingkah kesehatan, seperti stres,” jelas Chotib.

Lanjut Chotib, pada dasarnya, waktu perjalanan dan frekuensi naik kendaraan cenderung berdampak negatif terhadap status kesehatan komuter. Sedangkan, komuter yang berperan sebagai penumpang cenderung lebih sehat dibandingkan komuter yang berperan sebagai supir. Sementara, semakin tua usia komuter semakin rendah status kesehatannya. Tidak ada perbedaan status kesehatan antara komuter pria dan wanita. (hjtp)