Ari Kuncoro: Kampus Merdeka di Era & Pasca Covid-19

0

Ari Kuncoro: Kampus Merdeka di Era & Pasca Covid-19

Hana Fajria – Humas FEB UI

Depok – Jumat (29/5/2020), Prof. Ari Kuncoro, Rektor Universitas Indonesia beserta Prof. Nizam, Ph.D Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud dengan moderator Prof. Dr. M. Arief, praktisi pendidikan, berdiskusi pada webinar yang berjudul “Jejaring Indonesia Maju: Seminar Nasional Kampus Merdeka di Era dan Pasca Covid-19.”

Pemaparan pertama diawali oleh Prof Nizam, menjelaskan apa itu Kampus Merdeka. Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil. Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, pada Pasal 18 disebutkan, bahwa pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat dilaksanakan: 1) mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar; dan 2) mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran di luar program studi.

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui program merdeka belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard and soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat. Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat.

Selanjutnya, Rektor UI Ari Kuncoro menyebut pihak kampus tengah menyiapkan konsep perpaduan pembelajaran daring maupun tatap muka (blended learning). “Kami sudah siap-siap, kalau sudah dibuka, (perkuliahan) blended learning. Dosen tidak perlu di kelas, tetapi dari kantor, terutama yang sudah sepuh. Bisa kita atur, kita tidak memerlukan kelas penuh, karena bisa kita campur,” Ujar Prof. Ari.

Ia menjelaskan, blended learning ini menjadi pilihan karena berdasarkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, kelas tidak mungkin bisa dibuka 100 persen. Skema yang disiapkan, sebagian mahasiswa masuk kelas, sisanya belajar berkelompok dari rumah masing-masing secara daring. Ari menuturkan, pola belajar berkelompok berbasis permasalahan nyata penting dilakukan. Ini bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap kolaboratif mahasiswa.

“Kami merubah dari belajar individu menjadi belajar berkelompok sifatnya PBL (Problem Based Learning), itu melatih koodinasi, empati segala macam, karena IPK itu kecederungnnya menunjukan kemampuan individu,” ungkapnya.

Prof. Ari menyatakan apabila belum ada restu dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) untuk membuka kembali aktivitas di kampus, UI akan tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). “Kalau (kelas) penuh, kami tidak bisa seperti dulu, karena situasi Covid-19 belum jelas. Jadi inilah hikmah dari Covid-19, bahwa kita universitas-universitas di Indonesia dalam waktu yang cukup singkat yaitu 3 bulan, sudah mendekati seperti universitas modern di luar negeri” tutup Prof. Ari. (hjtp)