MM FEB UI Selenggarakan Kuliah Umum dengan tema: Covid-19 and the Global Impact – What’s Next?

MM FEB UI Selenggarakan Kuliah Umum dengan tema: Covid-19 and the Global Impact – What’s Next?

Rima Noersita ~ Humas FEB UI

DEPOK – MM FEB UI menyelenggarakan kuliah umum berbasis online dengan Haryanto T. Budiman, Ph. D selaku Ketua Ikatan Bankir Indonesia dan Country Head of JP Morgan Indonesia dengan judul kuliah umum “Covid-19 and the Global Impact – What’s Next?” melalui aplikasi Google Meet, pada Jumat (25/04/2020).

Haryanto T. Budiman merupakan praktisi yang sudah bekerja di bidang perbankan sejak lama. Sementara itu, moderator dari kuliah umum ini adalah ibu Rofikoh Rokhim, S.E, SIP., DEA., Ph. D selaku dosen di FEB UI. Sumber dari isi PowerPoint yang ditampilkan diambil dari banyak sumber yang terpercaya, seperti: Research Paper dari JP Morgan, dan lain-lain). Sehingga data yang ditampilkan tidak ada yang bersifat konfidensial.

Pada awal kuliah umum berlangsung, Pak Haryanto menunjukkan beberapa grafik mengenai The ongoing tension: “contain the outbreak” vs “stimulate the economy, Measures imposed by Various countries, etc. Beliau juga memberi tahu mengenai adanya contoh ekonomi baru, menurutnya saat ini ekonomi berkembang menghadapi tantangan unik di seluruh tindakan kesehatan masyarakat dan telah mengadopsi intervensi untuk menambahnya. Ada beberapa kategori dengan tantangannya masing-masing, yaitu: Physical distancing, Travel restriction, Effective Use of PPE, dan Testing and tracing. Tantangannya seperti apa?

Pak Haryanto mengatakan apabila pada kategori Physical distancing, tantangan pada negara berkembang adalah banyak daerah atu perkotaan yang padat penduduk sehingga sulit untuk melakukan kegiatan physical distancing secara kondusif. Pada kategori Travel restrictiondan Effective Use of PPE, tantangannya adalah banyak nya pembatasan seperti bahan-bahan yang dibutuhkan saat adanya wabah ini sudah pasti seluruh negara membutuhkannya, sehingga sulit didapatkan. Harga kebutuhan seperti masker, hand sanitizer, bahkan APD juga melonjak tinggi dan menjadi langka. Yang teakhir, pada kategori Testing and tracing tantangannya adalah adanya besar kemungkinan penyebaran Covid-19 ini melalui kegiatan testing yang tidak dilakukan di rumah masing-masing. Menurutnya, testing and tracing harus dilakukan secara drive thru.

Selain itu, seberapa buruk resesi yang terjadi dari adanya wabah ini? Menurut penelitian, saat ini diperkirakan resesi yang terjadi akibat wabah ini dapat lebih buruk dibandingkan Global Financial Crisis pada tahun 2008. Karena sampai saat ini wabah ini juga belum teratasi. Jumlah kasusnya terus meningkat. Per Senin (23/3) pukul 19.00 WIB, sebanyak 350.452 orang terinfeksi virus itu di lebih 160 negara. Jumlah korban meninggalnya mencapai 15.315 orang dan yang sembuh 100.354 orang. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghitung ekonomi Indonesia tahun ini akan tertekan hebat. “Pertumbuhannya bisa mencapai 2,5% bahkan sampai 0%,” katanya di Jakarta pada Jumat lalu. Sehingga dampak ekonomi akibat virus Coronasudah tidak dapat dibendung lagi.

Menurut Pak Haryanto dari segi kebiasaan beraktifitas, Pandemic ini memberi dampak yang cukup besar pada kebiasaan manusia. “Kedepannya, ada besar kemungkinan bahwa video meeting, online classes, online meeting seperti ini akan jadi hal yang normal.” Ujar nya.