Fastur FEB UI : Lihat Sampah Plastik dari Perspektif Berbeda  

0

Fastur FEB UI : Lihat Sampah Plastik dari Perspektif Berbeda

 

 Hana Fajria – Humas FEB UI

DEPOK–  Sampah plastik adalah salah satu jenis sampah yang sangat sulit terurai, di alam dibutuhkan waktu sampai ratusan tahun agar sampah plastik terurai secara alamiah. Tim Fasilitas dan Infrastuktur (Fastur) FEB UI berinisiatif melakukan pemanfaatan botol plastik bekas dengan membuat ecobrick. Ecobrick  terbuat dari botol plastik bekas yang diisi padat dengan limbah non-biological seperti plastik bekas bungkus botol atau plastik bekas kresek, untuk kemudian dijadikan blok bangunan berguna. Ecobrick dianggap menjadi salah satu solusi sederhana namun bermanfaat, karena dapat mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya untuk dijadikan sesuatu yang berguna, seperti pembuatan perlengkapan taman serta pengelolaan lahan hijau terbuka (16/3/2020).

Pasangan suami istri Russell Maier, pria asal Kanada dan Ani Himawati perempuan asal indonesia yang memiliki rasa kepedulian sangat tinggi terhadap sejumlah negara berkembang, pencetus ecobrick pertama di Asia Tenggara khususnya, dalam menghadapi permasalahan sampah plastik. Maka, prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang) selayaknya dapat diterapkan dalam mengatasi sampah kemasan plastik, khususnya di lingkungan kampus yakni dengan cara yang simpel namun efektif salah satunya dengan mengembangkan program ecobrick.

                    Cara Membuat Ecobrick. Dokumentasi : ecobrickexchange.org

“Ide pengolahan sampah plastik menjadi ecobrick berasal dari keinginan pribadi saya. Proses ide dan pengerjaan sudah di mulai sejak pertengahan 2019, dasar pemikirannya adalah sosialisasi zero plastic waste yang semakin gencar serta keinginan untuk mengalih fungsikan sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat di lingkungan FEB UI.  Dengan reused bottle, saya ingin menumbuhkan awareness bagi yang melihat untuk memandang sampah plastik dari prespektif yang berbeda ”, ujar Trusti Lurainisita , yang akrab dipanggil Ira, dari Unit Perawatan dan Kebersihan Fasilitas (Fastur).

Salah satu hasil yang sudah kelihatan adalah taman vertikal di sepanjang gedung A dan gedung B. Ide taman ini berawal dari permintaan pimpinan untuk memikirkan bagaimana gedung A dan B bisa kelihatan hijau tanpa harus merombak paving block. Akhirnya muncul ide untuk merekondisi tralis bekas yang dimiliki FEB UI untuk dicat dan diatur ulang menjadi rak tanaman yang cantik  (Ira tetap menggunakan limbah botol plastik sebagai pot gantung tanaman). Mengapa menggunakan limbah botol plastik, Ira mengatakan, karena ingin menunjukkan betapa FEB UI perhatian terhadap pengolahan sampah  menjadi sesuatu yang bermanfaat. Semakin banyak area terbuka dengan tanaman yang tertata rapi diharapkan bisa meningkatkan atmosfer positif bagi siapa saja yang berada di sekitarnya, begitu Ira menjelaskan

Fastur memang berperan penting mendukung lingkungan kerja yang sehat, antara lain dengan  penempatan tempat sampah berpilah di setiap lantai terutama di area Dekanat FEB UI, juga mengatur  dan  menambah lebih banyak tanaman di area kerja indoor supaya semakin asri dan segar.

“Tanaman selalu mempunyai cara yang unik dalam memberikan energi bagi setiap orang yang berada di dekatnya, itulah mengapa saya konsisten melakukan perawatan tanaman dan pengaturan tanaman di beberapa area kerja”, tambah Ira.

Ira berpesan, lingkungan kerja yang sehat itu berawal dari pribadi kita masing-masing, bagaimana kita menjaga keseimbangan antara bekerja dan menjaga kebersihan disekitar area kerja kita. “Cara termudah adalah mulailah peduli dengan sampah yang kita buang karena sampah itu bukan tanggung jawab petugas kebersihan saja tetapi tanggung jawab kita bersama. Mulailah dari diri kita sendiri, karena jika di manfaatkan dengan baik sampah pun bisa memiliki nilai dan manfaat lebih,” demikian Ira menutup wawancara. (hjtp)