UKM Center FEB UI Berkontribusi Dukung Digitalisasi UMKM Indonesia

0

UKM Center FEB UI Berkontribusi Dukung Digitalisasi UMKM Indonesia

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – UKM Center FEB UI sebagai lembaga yang berada di bawah naungan FEB UI berkontribusi untuk memberikan solusi terhadap masalah-masalah pembangunan berkelanjutan (sustainable development) khususnya yang berkaitan dengan pemberdayaan UKM dan pengembangan kewirausahaan.

Tidak dapat dipungkiri UMKM dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan juga terbukti menjadi wadah pemberdayaan untuk masyarakat kurang mampu dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Melihat kondisi ini, UKM Center FEB UI menyelenggarakan Sharing Session UMKM Outlook dengan tema “Do it Digital” guna mengetahui perkembangan & potensi peran UMKM terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2020 dan dibuka oleh Nining Indroyono Soesilo selaku Dosen pada Departemen Ilmu Ekonomi yang berlangsung di Bumbu Desa, Cikini Jakarta Pusat, pada Jumat (14/2/2020).

Kepala UKM Center FEB UI, T.M. Zakir Sjakur Machmud memaparkan bahwa sekilas mengenai UMKM di Indonesia saat ini dengan rasio 98,68 merupakan usaha level mikro dengan rata-rata omset Rp83,7 jt/tahun. Terdiri dari 60% laki–laki dan 13% yang sudah menggunakan internet dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, hanya 0,1% yang melakukan ekspor ke luar negeri dan 90% menjual di kabupaten yang sama, serta hanya 5% yang memiliki mindset naik kelas.

Sektor utama menunjukkan bahwa 49.9% berada pada sektor pertanian di mana jumlahnya 26 juta pelaku usaha (Sensus Pertanian 2013). Perdagangan besar dan eceran terbanyak kedua dengan hampir 23.2% atau 12 juta pelaku usaha (Sensus Ekonomi 2016). Dan sebanyak 8.5% atau 4 juta pelaku usaha bergerak di sektor penyediaan akomodasi, makan & minum.

“Pada saat ini, UMKM perlu melakukan digitalisasi untuk mendorong kenaikan level dalam hal menjangkau lebih banyak konsumen, memperbesar skala dengan lebih mudah melalui fintech lending, mendorong efisiensi dan pengambilan keputusan yang lebih tepat dengan adanya adopsi teknologi yang mendorong recording,” ucap Zakir.

Sementara itu, pada saat yang sama, digitalisasi pemasaran menawarkan manfaat untuk meningkatkan akses pemasaran dan daya saing UMKM. Fokus utama digitalisasi UMKM mengenai keuangan, pemasaran, SDM & manajemen, inovasi, dan kelembagaan.

Dari sisi aspek pemasaran menunjukkan bahwa 42% kesadaran pemasaran digital meningkat melalui usaha kecil yang memiliki website untuk promosi baru, sedangkan penggunaan email sebesar 9,4% (Bank Indonesia, 2015).

“Sebagai pembanding, usaha kecil yang memiliki website sebagai promosi di Filipina dan Vietnam sudah lebih dari 25%, sedangkan penggunaan email sudah lebih dari 45% (Bank Indonesia, 2015). Kontribusi UMKM Indonesia terhadap ekspor sebesar 14,3% berbeda dengan Filipina terhadap ekspor sudah lebih dari 28% dan di Vietnam terhadap ekspor sudah mencapai 20%,” ungkapnya.

Di lain sisi, isu terhadap aspek keuangan bila dilihat dari segi pembiayaan bahwa lembaga keuangan bank sangat butuh tambahan informasi tentang kelayakan bisnis (creditworthiness) UMKM. Selain itu, UMKM sering dipersepsikan sebagai bisnis memiliki risiko tinggi sehingga sering dikenakan suku bunga yang tinggi. Maka, faktor utama UMKM harus siap adopsi electronic payment melalui informasi dari mulut ke mulut, kepercayaan, kebutuhan, kegunaan, biaya, dan pengaruh sosial.

“Banyak program digitalisasi UMKM sudah dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta seperti kebijakan meningkatkan akses broadband, memperluas pembayaran elektronik/e-payment, memperluas akses terhadap investasi, menerapkan digital mindset dengan agar bermental digital. Oleh karena itu, kontribusi UKM Center FEB UI terhadap UMKM go-digital di Indonesia melalui kajian ilmiah mengenai digitalisasi UMKM dan melakukan berbagai pelatihan serta pendampingan,” tutupnya. (Des)