Menkeu Sri Mulyani Uji Tesis Mahasiswa MPKP FEB UI Tentang Competitive Bidding Pengadaan Barang Jasa Pemerintah

0

Menkeu Sri Mulyani Uji Tesis Mahasiswa MPKP FEB UI Tentang Competitive Bidding Pengadaan Barang Jasa Pemerintah

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Mahasiswa beasiswa Bappenas dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dengan kekhususan Ekonomi Perencanaan Kota dan Daerah pada Program Studi Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan (MPKP) FEB UI, Billy Thandy Tulungen (1806247933) melaksanakan Ujian Sidang Karya Akhir (Tesis) yang berlokasi di ruang rapat Menteri Keuangan, Gedung Kementerian Keuangan RI, pada Selasa (7/1/2020).

Sidang ini diketuai oleh Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan RI sekaligus Staf Pengajar FEB UI, dengan pembimbing Vid Adrison selaku Ketua Program Studi MPKP FEB UI, dan anggota penguji Teguh Dartanto selaku Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI.

Karya Akhir (Tesis) yang diangkat, berjudul “Competitive Bidding pada Pengadaan Barang Jasa Pemerintah: Bukti Empiris dari Sistem e-Procurement di Indonesia”. Pada penelitian ini, menginvestigasi pengaruh jumlah peserta pemilihan pada tahap evaluasi terakhir sebelum penetapan pemenang terhadap rasio harga penawaran pemenang dan HPS pada paket tender dan seleksi di Indonesia.

Menggunakan 526,453 data cross-section paket tender dan seleksi yang diperoleh dengan menggunakan teknik website scraping pada 402 website LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) seluruh Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan September 2019.

“Untuk mengetahui pengaruh tersebut, kami menggunakan metode OLS dan metode IV-2SLS untuk mengurangi potensi bias akibat endogeneity. Penelitian ini menemukan adanya pengaruh dari jumlah peserta pemilihan tahap evaluasi terakhir terhadap rasio harga penawaran pemenang dan HPS, yang mana akan mengurangi rasio sebesar 0.02412 satuan atau menghemat belanja pengadaan melalui tender atau seleksi sebesar 2.41% terhadap nilai HPS,” ucap Billy.

Selain itu, juga menemukan adanya pengaruh tidak langsung dari nilai paket pengadaan, metode prakualifikasi dan pola evaluasi terhadap jumlah peserta pemilihan pada tahap evaluasi terakhir sebelum penetapan pemenang. Sementara, penelitian ini menginvestigasi pengaruh jumlah peserta pemilihan pada tahap evaluasi terakhir sebelum penetapan pemenang terhadap rasio harga penawaran pemenang dan HPS pada paket tender dan seleksi di Indonesia pada tahun 2010-2019.

Kami menggunakan data unik paket pengadaan yang dipublikasikan pada 402 website LPSE seluruh Indonesia. Sehingga, menemukan bahwa jumlah peserta pemilihan pada tahap evaluasi sebelum penetapan pemenang berpengaruh signifikan dan negatif terhadap rasio antara harga penawaran pemenang dan HPS, yang mengindikasikan bahwa competitive bidding pada tahap evaluasi sebelum penetapan pemenang meningkatkan efektivitas tender dan seleksi pengadaan pemerintah dan mengurangi belanja pemerintah untuk pengadaan barang jasa pemerintah di Indonesia.

Hasil estimasi OLS memberikan bukti adanya pengaruh jumlah peserta pemilihan pada tahap evaluasi terakhir sebelum penetapan pemenang terhadap rasio harga penawaran pemenang dan HPS. Jumlah peserta pemilihan pada tahap evaluasi terakhir memberikan pengaruh negatif terhadap rasio harga penawaran pemenang dan HPS.

“Kami juga menemukan bahwa pekerjaan konstruksi merupakan jenis pengadaan yang paling kecil dalam menurunkan rasio. Hal ini dikarenakan kompleksitas pekerjaan dibandingkan dengan jenis pengadaan yang lain, baik dalam hal kualifikasi tenaga kerja, material dan bahan yang dibutuhkan. Dengan kompleksitas pekerjaan tersebut, maka bid preparation cost pekerjaan konstruksi lebih tinggi dibandingkan dari pekerjaan lainnya,” jelasnya.

Lanjut dia, juga menemukan bahwa metode evaluasi kombinasi skor teknis dan harga dapat menurunkan rasio antara harga penawaran pemenang dan HPS. Pada metode ini, antara sesama peserta pemilihan mengalami informasi tidak sempurna terkait teknis dan harga yang ditawarkan, walaupun mengetahui tata cara pembobotan masing-masing komponen teknis dan harga. Hal ini menguntungkan pemerintah karena dengan menggunakan metode evaluasi kombinasi skor teknis dan harga, memperoleh harga penawaran pemenang terendah dan mengurangi belanja pengadaan pemerintah.

Namun di satu sisi, pemberlakuan aturan perubahan proporsi bobot teknis dan harga pasca berlakunya Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tidak memiliki efek terhadap rasio harga penawaran pemenang dan HPS. “Hal ini diduga karena sedikitnya jumlah paket pengadaan yang menggunakan metode evaluasi kombinasi bobot teknis dan harga pasca berlakunya Perpres Nomor 16 Tahun 2018,” tandasnya.

Setelah menggunakan metode IV-2SLS untuk mengurangi potensi bias akibat endogeneity, penelitian ini menemukan adanya pengaruh dari jumlah peserta pemilihan tahap evaluasi terakhir terhadap rasio harga penawaran pemenang dan HPS, yang mana setiap bertambahnya jumlah peserta pemilihan sebanyak satu peserta akan mengurangi rasio sebesar 0.02412 satuan atau menghemat belanja pengadaan melalui tender atau seleksi sebesar 2.41% terhadap nilai HPS.

“Selain itu, kami juga menemukan adanya pengaruh tidak langsung dari nilai paket pengadaan, metode prakualifikasi dan pola evaluasi terhadap jumlah peserta pemilihan pada tahap evaluasi terakhir sebelum penetapan pemenang,” tutupnya.

Dengan demikian, Dewan Pimpinan Sidang memutuskan, Billy Thandy Tulungen (1806247933) dinyatakan lulus dengan nilai A- dan berhasil mendapat gelar Magister Ekonomi. Selamat kepada Billy Thandy Tulungen, M.E.! (Des)