Dua Pemateri Seminar Mingguan PPIE FEB UI Bahas Mitigasi Shadow Economy

0

Dua Pemateri Seminar Mingguan PPIE FEB UI Bahas Mitigasi Shadow Economy

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Seminar Mingguan Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Departemen Ilmu Ekonomi FEB UI dengan topik pembahasan “Mitigating Shadow Economy Through Financial Development in Indonesia: Some Empirical Results” yang bertempat di ruang 306, Gedung Pascasarjana, pada Senin (23/12/2019).

Pemateri Seminar Mingguan dengan topik pembahasan tersebut disampaikan oleh dua orang, yaitu Sugiharso Safuan selaku Ketua Program Studi Pascasarjana Ilmu Ekonomi (PPIE) FEB UI dan Muzafar Shah Habibullah selaku Profesor dari Universiti Putra Malaysia

Sugiharso Safuan dan Muzafar Shah Habibullah memaparkan bahwa shadow economy dan keuangan merupakan paralel dengan pembangunan ekonomi yang semakin meningkat dalam shadow economy. Selain itu, fakta kehidupan dan semakin meningkat di seluruh dunia. Memerangi shadow economy harus menjadi agenda penting bagi pemerintah mana pun.

 

Shadow economy menutup semua produksi barang dan jasa hukum berbasis pasar yang sengaja disembunyikan dari otoritas publik karena alasan untuk menghindari pembayaran pendapatan, nilai tambah atau pajak lainnya. Kemudian, menghindari pembayaran kontribusi jaminan sosial. Selanjutnya, menghindari keharusan memenuhi standar pasar tenaga kerja legal tertentu seperti upah minimum, jam kerja maksimum, standar keselamatan. Dan untuk menghindari kepatuhan terhadap prosedur administrasi tertentu seperti mengisi kuesioner statistik/formulir administrasi lainnya.

Makalah ini mengeksplorasi hubungan antara shadow economy dan pengembangan sektor keuangan di Indonesia dengan dimasukkannya variabel kontrol seperti Foreign Direct Investment (FDI) dan indeks kesengsaraan. Kami menghitung ukuran ekonomi bayangan di Indonesia untuk periode 1981 hingga 2015 dengan menggunakan pendekatan Modified Cash Deposit Ratio (MCDR) yang diusulkan oleh Pickhardt dan Sardia (2011).

Dalam studi ini, kami menggunakan beberapa penduga seperti Ordinary Least Squares (OLS), Autoregressive Distributed Lag (ARDL), Fully Modified OLS (FMOLS), Dynamic OLS (DOLS), dan Canonical Cointegrating Regression (CCR) untuk memperkirakan model jangka panjang untuk shadow economy. Kami juga menyelidiki pendapat yang dibuat oleh Blackburn et al. (2012) bahwa perkembangan keuangan dapat memitigasi shadow economy tingkat yang lebih tinggi dari pengembangan keuangan mengarah ke tingkat shadow economy yang lebih rendah.

Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan jangka panjang non-linear antara shadow economy dan pengembangan keuangan di Indonesia, menunjukkan kurva bentuk U terbalik bahwa pada tingkat yang lebih rendah (lebih tinggi) perkembangan keuangan sepadan dengan tingkat yang lebih tinggi (lebih rendah) dari shadow economy.

Di sisi lain, FDI juga memiliki efek mitigasi pada shadow economy, sementara peningkatan indeks kesengsaraan meningkatkan ukuran shadow economy di Indonesia. Efek mitigasi dari perkembangan keuangan terhadap shadow economy di Indonesia sangat kuat bahkan ketika kami menguji model menggunakan analisis regresi kuantil. Salah satu implikasi kebijakan dari studi ini adalah sektor keuangan memiliki peran penting dalam mengurangi shadow economy di Indonesia dengan meningkatkan aksesibilitas ke pembiayaan dan pasar kredit.

Diperkirakan model jangka panjang menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan dan indeks kesengsaraan meningkatkan ukuran shadow economy di Indonesia. Dengan tingkat kemiskinan saat ini lebih dari 9% dan kesenjangan pendapatan yang melebar di antara penduduk. Sehingga, pertumbuhan ekonomi tidak banyak membantu mengurangi ukuran shadow economy. Tekanan yang meningkat dari kesulitan hidup dalam kondisi yang buruk maka orang-orang didorong ke shadow economy. (Des)