Bukalapak Berbagi Nilai Budaya Bisnis pada Mahasiswa MM FEB UI

0

Bukalapak Berbagi Nilai Budaya Bisnis pada Mahasiswa MM FEB UI

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Dalam menambah wawasan mahasiswa terhadap mata kuliah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Magister Manajemen FEB UI adakan Kuliah Dosen Tamu dari praktisi yang berasal dari Bukalapak dan berlangsung di Auditorium MM, Salemba, pada Jumat (13/12/2019).

Co-Founder dan President Bukalapak, Muhamad Fajrin Rasyid mengatakan di Bukalapak terdapat dua posisi penting yakni Presiden dan CEO. Mereka berdua diadakan untuk menjadi pemimpin di lingkungan internal dan bisa bekerja secara multitasking untuk kepentingan pelanggan serta menciptakan inovasi untuk tetap dapat bersaing dengan perusahaan start-up lainnya.

Dalam menjalankan bisnis Bukalapak yang memasuki usia ke 10 tahun, pastinya banyak mengalami tantangan & hambatan. Maka, pondasi kami tetap bertahan karena dilandasi oleh 3 ide inovasi dari pendiri organisasi, pengalaman organisasi, dan interaksi internal.

“Kami menanamkan lima nilai-nilai budaya untuk para pekerja atau mitra di Bukalapak dengan bekerja ekstra (menunjukkan angka/hasil yang baik, menjadi contoh yang baik, memiliki pekerjaan, memperhatikan kualitas), terobsesi dengan pelanggan (mendengarkan & ramah pelanggan, data berpusat pada pelanggan, keunggulan layanan, empati), berbicara (apresiasi, terbuka untuk ide apa pun, berbicara jika ada masalah), gotong royong (proaktif, menghargai kolega, bersikap adil, saling membantu), apabila gagal maka coba lagi-coba lagi (eksperimental, ambil risiko cerdas, tidak pernah menetap),” ucap Fajrin.

Saluran e-commerce Bukalapak dengan menargetkan besarnya transaksi yang terdiri dari kunjungan/ perdagangan, tambahkan ke troli, dibayar, selesai. “Kami sangat gesit dalam hal umpan balik yang sering. Contohnya, orang Indonesia lebih dominan belanja online pada saat jam kerja kantor,” ungkapnya.

“Butuh bertahun-tahun untuk membangun budaya perusahaan yang hebat, tetapi hanya beberapa detik untuk menghancurkannya. Semua upaya Anda untuk membangun budaya berkinerja tinggi akan sia-sia apabila keputusan Anda saat ini tidak mendukung nilai-nilai organisasi budaya kerja. Maka, zaman tidak bisa dilawan, tapi bisa diajak berkawan, “ pesan inspirasinya di akhir pemaparan materinya. (Des)