Mahasiswa Akuntansi FEB UI Juara Diplomacy Award pada WFUNA International Model United Nations (WIMUN) 2019

Mahasiswa Akuntansi FEB UI Juara Diplomacy Award pada WFUNA International Model United Nations (WIMUN) 2019

Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Aurelia Serafina Romaris Silalahi angkatan 2017 meraih juara Diplomacy Award (setara dengan Juara 1) dalam ajang WFUNA International Model United Nations (WIMUN) 2019.

World Federation of United Nations Associations (WFUNA) ialah organisasi yang bertanggung jawab atas penciptaan WIMUN, menjalankan iterasi ke-6 dari konferensi andalannya di New York City yang dihadiri oleh sebanyak 1.700 delegasi dari lebih dari 70 negara dimana upacara pembukaan dan penutupan diadakan di Markas PBB langsung.

WIMUN adalah simulasi PBB yang paling akurat dan realistis di mana semua topik yang dibahas di WIMUN adalah item terkini yang dipertimbangkan oleh PBB sendiri dalam agendanya.

Acara WFUNA International Model United Nations (WIMUN) 2019 diselenggarakan pada 30 Januari – 2 Februari 2019 bertempat di New York, Amerika Serikat.

Konferensi tahun ini adalah acara WFUNA terbesar dalam catatan, menunjukkan bagaimana prevalensi gaya non-sirkuit dari Model PBB telah menjadi, terlepas dari seberapa besar perhatian sirkuit sekolah tinggi dan perguruan tinggi yang ‘bersaing’ di Amerika Utara.

Keragaman peserta yang menghadiri konferensi mungkin menjadi atribut yang paling unik; konferensi serupa dalam ukuran tentu saja mengumpulkan kehadiran internasional, namun banyak peserta datang dari negara asal penyelenggara. Akan tetapi, dalam kasus WIMUN, walaupun diadakan di Amerika Serikat, mayoritas pesertanya bukan orang Amerika, tetapi dari berbagai lokasi, mulai dari enam benua.

Topik yang dibahas Aurelia Serafina adalah mengenai Changing Populations Demographics and Sustainable Development.

“Diskusi mengenai perubahan populasi dan demografi dalam masing-masing negara dan bagaimana masing-masing negara dapat mengatasinya untuk memastikan tetap adanya sustainable development. Saya sendiri mewakili negara Guatemala dalam sidang tersebut dimana Guatemala merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan populasi yang pesat, namun menghadapi kemajuan negara yang lamban terutama dalam berbagai sektor penting seperti Kesehatan dan Nutrisi, Pertanian, Pendidikan, Pemerintahan, serta Lingkungan,” ungkapnya.

“Manfaat yang didapat adalah dapat banyak pengetahuan mengenai cara kerja ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial) dan PBB sendiri secara keseluruhan yang tentunya tidak bisa saya dapatkan dari simulasi PBB pada umumnya serta pengetahuan yang lebih dalam mengenai topik Sustainable Development,

“Harapan saya ke depan adalah dapat berperforma dengan lebih baik pada ajang lomba lainnya dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan dari lomba tersebut untuk membantu kemajuan Indonesia,”