Seminar Internasional 3rd ISCRBM 2019, Magister Manajemen FEB UI Bahas Perubahan Manajemen Talenta di Era Digital

0

Seminar Internasional 3rd ISCRBM 2019, Magister Manajemen FEB UI Bahas Perubahan Manajemen Talenta di Era Digital

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Magister Manajemen FEB UI bersama Aliansi Program MM Indonesia (APMMI) kembali mengadakan kegiatan besarnya, Seminar of Contemporary Research on Business and Management (ISCRBM) yang bertempat di Auditorium MM, pada (27–29/11/2019).

Seminar Internasional 3rd ISCRBM ini diadakan dengan tema “Building Indonesia Talent Management” dan dibuka oleh sambutan Arief Wibisono Lubis selaku Plt Ketua Departemen Manajemen sekaligus Ketua Program Studi S-1 Manajemen. Seminar ini menghadirkan pembicara dari praktisi yang ahli di bidangnya seperti Presiden ABEST21 dan pimpinan Maybank & Telkom. Acara ini sekaligus bentuk pemahaman pimpinan MM di Indonesia terhadap perubahan manajemen SDM di era digital. Suatu bentuk studi pemahaman terhadap pengguna alumni MM.

President ABEST21, Fumio Itoh memberikan keynote speech bahwa terdapat prediksi untuk tahun 2020 mengenai calon tenaga kerja tidak bisa memenuhi ekspektasi perusahaan atas persyaratan profesional manajeman. Peningkatan kualitas kegiatan pendidikan dan penelitian dilakukan melalui sekolah bisnis yang bertujuan untuk mengembangkan profesional manajemen.

Pengembangan kompetensi profesional manajemen dalam sekolah bisnis di Asia menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan. “Kebutuhan perusahaan untuk pendidikan/lulusan MBA sangat dibutuhkan oleh perusahaan saat ini terutama untuk fungsi manajer terkait dengan persyaratan profesional manajemen dan gap antara ekspektasi perusahaan dengan kondisi aktual perusahaan,” ucap Fumio Itoh.

Direktur Sumber Daya Manusia PT. Bank Maybank Indonesia, Tbk, Irvandi Ferizal dalam sesi diskusi panel mengatakan Indonesia sudah menghadapi kekurangan manajer menengah, tetapi pada tahun 2020, kesenjangan antara penawaran dan permintaan akan mencapai 56 persen. Pada 2020, perusahaan-perusahaan top di Indonesia hanya akan dapat mengisi sekitar setengah dari pekerjaan entry level mereka dengan kandidat yang memenuhi syarat.

“Membangun talenta manajemen dan transformasi bisnis untuk masa depan yang siap terhadap perkembangan global dalam hal pasokan & permintaan tenaga kerja, fleksibilitas tenaga kerja, menajemen kemampuan, implementasi dalam praktik bisnis menggunakan saluran Omni, berbasis dampak (lebih dari berbasis peristiwa) dalam manajemen bakat, pastikan eksekusi konsisten & sesuai untuk bakat,” imbuhnya.

Vice President Human Capital Development Telkom Group, Nizar Hamid dalam sesi diskusi panel menyampaikan rencana tenaga kerja digital yang dilakukan oleh Telkom Indonesia terbagi menjadi tiga bagian, pertama membangun yang artinya memenuhi kebutuhan kapabilitas digital yang harus dimiliki oleh perusahaan dalam jangka waktu panjang dan menjadi yang core digital bisnis. Kedua, membeli yang artinya untuk memenuhi kebutuhan kapabilitas digital bagi perusahaan dimana kapabilitas tersebut belum dapat dipenuhi dari internal Perusahaan dan dibutuhkan dalam waktu dekat. Ketiga, meminjam yang artinya prinsipnya sama dengan strategi membeli, dengan perbedaan sumber borrow berasal dari kerjasama Business to Business (B2B) atau melalui freelance.

“Perangkat panduan perilaku bagi digital talent yang didasari oleh budaya perusahaan Telkom Indonesia, di antaranya kolaborasi yang dilakukan kepada pihak internal maupun eksternal yang fokus pada tujuan bersama, openness perilaku bertoleransi dan terbuka terhadap kritik/saran, desire to purpose perilaku memahami maksud dan tujuan tugas/task yang dilakukan termasuk perilaku mempertimbangkan segala tantangan yang akan dihadapinya, experimentation perilaku eksperimentatif yang ditunjukkan dalam bentuk pemikiran, dan self organized perilaku yang menunjukkan keyakinan dalam menjalankan tugas secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap segala hal yang akan dijalankan,” tutupnya. (Des)