Departemen Akuntansi FEB UI Bekerjasama dengan CIMA Sosialisasikan Program Sertifikasi Internasional Akuntan Profesional Bagi Mahasiswa Akuntansi 2016

Departemen Akuntansi FEB UI Bekerjasama dengan CIMA Sosialisasikan Program Sertifikasi Internasional Akuntan Profesional Bagi Mahasiswa Akuntansi 2016

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Departemen Akuntansi FEB UI bekerjasama dengan Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) mengadakan Kuliah Umum dengan tema “Data Analytics and Artificial Intelligence to Support the Role of Management Accountants as Strategic Business Partner” sekaligus memberikan informasi terkait Program CIMA A-Star yang diperuntukkan bagi mahasiswa Akuntansi angkatan 2016 dan berlangsung di Auditorium KKI, Gedung B, pada Rabu (30/10/2019).

Kuliah ini dibuka oleh Ancella A. Hermawan selaku Ketua Departemen Akuntansi FEB UI, mengatakan hari ini kami mengundang CIMA untuk memberikan wawasan & knowledge baru terhadap perubahan saat ini yang diperuntukkan bagi para mahasiswa akuntansi terutama angkatan 2016. Tentu, mahasiswa yang lulus dari Program Studi Akuntansi FEB UI diharapkan bisa memiliki pengakuan dari profesinya berupa sertifikasi. Ini merupakan bentuk kerjasama antara UI dengan CIMA yang bisa memberikan manfaat dan feedback positif.

Senior Advisor of Arthur D Little South East Asia, Florentinus Suryo Susilo mengatakan di perusahaan besar saat ini sangat membutuhkan sebuah sertifikasi Internasional bagi Akuntan Profesional, salah satunya CIMA. Seiring dengan perkembangan zaman, pekerjaan Akuntan 95% akan tereliminasi/hilang karena kecerdasan buatan dan otomatisasi. Hal ini, dikarenakan disrupsi muncul sangat cepat seperti perubahan demografi, globalisasi geopolitik, otomatisasi teknologi, dan pemberdayaan pelanggan. Maka, perusahaan sekarang ini menerapkan business partner dengan 4 model yaitu cepat, dinamis, proaktif, reaktif.

Sementara, Artificial Intellegience (AI) secara filosofi berupa sistem komputerisasi atau software. AI memiliki dua tujuan utama, di antaranya untuk menciptakan sistem pakar yang menunjukkan perilaku cerdas, belajar, menunjukkan, menjelaskan, menasihati para penggunanya, dan untuk mengimplementasikan kecerdasan manusia dalam mesin dengan menciptakan sistem yang memahami, berpikir, belajar, dan berperilaku.

“Berguna bagi perusahaan untuk melihat AI melalui lensa kapabilitas bisnis alih-alih teknologi. Hal tersebut, melihat manfaat AI untuk kalangan profesional keuangan & akuntansi seperti mempunyai lebih banyak waktu untuk analisis & saran, lebih sedikit waktu penyandian, akurasi dan hasil data yang lebih baik, dan meningkatkan keterampilan keuangan & akuntansi,” ucap Florentinus.

Selain itu, berbicara mengenai data analytic sekarang ini yang menjadi popular atas kecepatan, peluang apabila kita bisa mengelola dengan baik ialah big data. Di berbagai industri misalnya manufacturing, big data bisa digunakan untuk memudahkan membaca keinginan/tren customer, sehingga kita bisa memberikan diskon dan loyalty program.

“Big data yang dipersiapkan untuk mendorong perubahan besar pada lintas sektor pertanian, manufaktur, ritel, transportasi, telekomunikasi, analisis data yang berkompetensi bagi suatu bisnis/industi/perusahaan, melibatkan ilmuwan data untuk skala dan kompleksitas set data, keterampilan analitis tingkat lanjut untuk penambangan data, menurunkan algoritma dan analisis prediktif, dan beberapa perangkat lunak seperti alat visualisasi data dapat memungkinkan pengguna bisnis untuk menganalisis data dengan mandiri,” tuturnya.

“Oleh karena itu, akuntan profesional yang diharapkan saat ini mempunyai kompetensi, sertifikasi, dan bisa berkolaborasi secara cerdas dengan teknologi agar mampu unggul & mempunyai daya saing sesuai perkembangan zaman,” tutupnya.

Informasi Terkait Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) dan Testimoni Alumni Akuntansi FEB UI yang Lulus Sertifikasi CIMA

Menurut Silvana, Business Development at CIMA Indonesia menjelaskan CIMA awal berdiri di United Kingdom (UK) pada tahun 1919, adalah badan akuntan manajemen profesional terkemuka dan terbesar di dunia yang memiliki kolaborasi dengan banyak lembaga akuntansi, seperti AICPA menciptakan CGMA dan CPA Australia (perjanjian kemitraan bersama). Pada 2017, anggota AICPA dan CIMA menyetujui pembentukan asosiasi global baru untuk mewakili akuntansi publik dan manajemen di seluruh dunia.

Di Indonesia, CIMA bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), universitas, dan pengusaha, profesional & UKM. CIMA menerapkan 5 keahlian/keterampilan yaitu teknis, orang, kepemimpinan, bisnis, dan digital. Saat ini, CIMA memiliki Program A-Star yang bekerjasama dengan UI dan diperuntukkan bagi Prodi Akuntansi FEB UI yang ingin memperoleh sertifikasi. Program ini berspesialisasi dalam meningkatkan keterampilan strategis, pengambilan keputusan, ketrampilan bisnis dan kecerdasan finansial. Serta mendapatkan nilai dan kekuatan tinggi dari penunjukan global CGMA. Biaya yang ditawarkan oleh CIMA khusus untuk para mahasiswa Akuntansi FEB UI pada tahun ini sebesar 9,5 juta rupiah dengan manfaat yang diperoleh sudah termasuk biaya registrasi, biaya ujian, exemption fee, dan local study support.

Selanjutnya, Indra Himawan Adlan alumni Akuntansi FEB UI angkutan 2012 memberikan testimoni bahwa Ia lulus ujian sertifikasi CIMA pada tahun 2019 dengan mengikuti program A-Star dan merupakan angkatan pertama untuk UI. Karakteristik ujian CIMA lebih memfokuskan pada bagaimana kita melakukan problem solving atas suatu kasus yang diberikan oleh CIMA dengan jangka waktu 7 minggu sebelum ujian tersebut dilakukan dan mendapat fasilitas berupa tutoring dari seseorang yang andal dan sebelumnya pernah meraih nilai terbaik. Ujian ini akan dinilai oleh anggota CIMA dari seluruh dunia dan tidak melihat siapa yang mengerjakan serta tanpa memadang jenis programnya.

“Tips nya bagi mahasiswa Akuntansi yang ingin ikut ujian CIMA agar meraih kelulusan, yaitu kita memegang soal dan harus dibaca setiap hari & pikirkan informasi apa saja yang bisa digali/menjadi risiko dari bisnis yang ada di dalam studi kasus tersebut. Maka kita kaitkan dengan materi-materi dari buku manual yang diberikan oleh CIMA. Dan terpenting, kita bisa komitmen menyelesaikan semua tugas-tugas yang diberikan oleh tutor sehingga memperbesar kemungkinan kita untuk lulus di ujiannya. Selain itu, dengan tekun mengikuti program persiapannya dengan 7 kali pertemuan yang diimbangi oleh pengerjaan latihan soal yang dapat membantu kita untuk sukses, lulus di setiap komponen dari penilaian & secara keseluruhan,” tutupnya. (Des)