MRC Departemen Manajemen FEB UI Gelar Pelatihan Big Data and Data Science Bersama IBM

MRC Departemen Manajemen FEB UI Gelar Pelatihan Big Data and Data Science Bersama IBM

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Management Research Center (MRC) Departemen Manajemen FEB UI menyelenggarakan Workshop Introduction Big Data and Data Science bersama IBM yang berlangsung di Laboratorium Komputer, Departemen Manajemen, pada Senin (5/8/2010).

Data and AI Technical Specialis IBM, Aditya Gandakusuma mengatakan big data merupakan tantangan atau kesempatan untuk memanfaatkan data-data yang jenisnya beragam dari berbagai sumber dengan ukuran sangat besar. Data yang beragam tersebut bisa dikumpulkan untuk mudah diakses. Data yang sudah terkumpul haruslah diorganize sesuai dengan urutan untuk memudahkan mendapatkan data sesuai dengan kebutuhan. Kemudian, data dianalisis dalam sebuah sistem. Dan terakhir, influse data untuk menjaga pengoperasionalnya tetap terpercaya dan transparansi.

“Dalam proses pengumpulan data saat ini, kita dituntut untuk mendigitalkan semua data-data seringkas mungkin agar mudah saat dicari atau dibutuhkan. Karena setiap data mempunyai quality data. Misalnya, ada satu company menganalis gambar di media sosial twitter untuk memberitahu kepada pengguna dari apa yang dituju, begitu juga sebaliknya dengan big data yang diperuntukkan bagi customer analytic,” ujarnya.

Stillsets untuk big data berupa manajemen server, analisis statistik, visualisasi data, dan pemrograman. Paling terkenal saat ini dari produk big data ialah social media analytic. “Sekarang ini, beberapa website resmi atau umum dari suatu perusahaan terhadap kaitannya dengan big data maka tersedia tools atau wadah untuk memudahkan konsumen memberikan feedback terhadap suatu perusahaan,” tambahnya.

Direktur Purple Analytics, IBM Business Partner, Pretty Widjaja menyambungkan bahwa data science ialah data multidisiplin dari kombinasi yang mempunyai skill dalam sisi matematika dan berfungsi untuk membahasakan data menjadi bahasa bisnis, sehingga memudahkan dalam membacanya.

Proses analisis bermula dari tahun 90-an dan berbentuk deskriptif, prediksi, preskriptif, kognitif, dan lapisan informasi. Proses analisis itu merupakan proses dimana terdapat data yang dianalisis untuk dilakukan sebuah prediksi terkait apakah customer tertarik untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk yang ditawarkan perusahaan.

“Setiap industri atau perusahaan pasti berubah & dapat diuntungkan dengan karakter memonetisasi data & mengembangkan strategi untuk menanamkan Al dalam bisnis, seperti layanan kesehatan, pemasaran, perbankan, keamanan, perjalanan & transportasi, manufaktur,” ucapnya.

Metode-metode machine learning terdiri dari 3 macam, antara lain supervised learning (pengelompokkan secara natural seperti classification dan regression), unsurpervised learning (pengelompokan & pengurangan dimensi), dan reinforcement learning.

Tiga tren utama mempengaruhi ilmu data saat ini, dilihat dari trend, misalnya memindahkan data mahal, berisiko, dan lambat. Kemudian, keragaman keterampilan & alur kerja. Dan sulitnya operasionalisasi. “Maka strategi yang diambil oleh IBM terhadap masalah tersebut dengan memindahkan ilmu data ke data. Kemudian, platform multi-modal harus terintegrasi. Dan terakhir, penyebaran pembelajaran secara otomatis,” tutupnya. (Des)