Hasil Riset LD FEB UI : Gojek Sumbang Rp 2,1 Triliun Untuk Perekonomian Bandung

Hasil Riset LD FEB UI : Gojek Sumbang Rp 2,1 Triliun Untuk Perekonomian Bandung

Delli Asterina ~ Humas FEB UI

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) kembali menggelar pemaparan kontribusi mitra Gojek kepada perekonomian kota yang mereka survei. Kali ini, mereka memaparkan hasil survei di Kota Bandung.

Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi Walandouw mengatakan, kontribusi mitra Gojek kepada perekonomian Kota Bandung di tahun 2018 mencapai Rp2,1 triliun. Sedangkan secara nasional, Gojek berkontribusi sekitar Rp44,2 triliun.

“Perhitungan kontribusi ekonomi berasal dari selisih pendapatan mitra Gojek dari sebelum hingga setelah mereka bergabung di Gojek,” kata Paksi di Bandung, Selasa (25/6/2019).

Adapun rincian kontribusi ekonomi mitra ojek online yang dimiliki PT Aplikasi Karya Anak Bangsa terhadap perekonomian Kota Bandung di tahun 2018 meliputi Go Ride (Rp537 M), Go Car (Rp111 M), Go Food (Rp1,5 T) dan Go Life (Rp46 M).

Paksi menambahkan, penghasilan dari mitra Gojek mencakup empat layanan, yaitu Go Ride, Go Car, Go Food, dan Go Life.

Paksi menyebutkan, hasil riset di Bandung merupakan bagian dari riset yang dilakukan pihaknya di 9 kota. Studi serupa pada tahun 2017 menunjukkan kontribusi Gojek dari dua layanan di Bandung mencapai Rp423 miliar.

“Dari sisi penghasilan rata-rata mitra pengemudi dan talent Gojek angkanya masih di atas upah minimum kota (UMK) Bandung tahun 2018,” ujarnya.

Adapun rata-rata penghasilan mitra Gojek dalam penelitian ini yaitu sebesar Rp3,4 juta (Go Ride), Rp4,8 juta (Go Car) dan Rp4 juta (Go Life).

Menurutnya, kontribusi yang semakin besar dari Gojek menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi khususnya ke perekonomian daerah.

Gojek, kata dia, sebagai pemain utama industri teknologi di Indonesia telah menunjukkan bagaimana inovasi teknologinya dapat memperluas peluang penghasilan bagi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan usia.

Terkait UMKM, Kota Bandung yang wilayahnya terkenal dengan kuliner khas seperti cireng dan basreng, juga mengalami kenaikan kontribusi mitra UMKM Go Food yang naik hampir 5 kali lipat dibandingkan tahun 2017.

“Pertumbuhan kontribusi mitra UMKM Go Food ini antara lain disebabkan oleh optimalisasi fitur teknologi Gojek dan Go Food yang semakin gencar digunakan oleh mitra UMKM,” kata Paksi.

Dalam hal bisnis pesan-antar makanan online, Paksi menyebutkan, 76% mitra UMKM mengalami kenaikan volume transaksi dengan rata-rata peningkatan omzet sebesar Rp5,3 juta per bulan. Selain itu, 90% mitra UMKM menyatakan mereka pertama kali go-online saat bergabung ke Go Food.

“Gojek juga berperan dalam mendorong gerakan nasional non-tunai karena 67% mitra UMKM pertama kali menerima pembayaran non-tunai saat bergabung dengan Go Food,” ujarnya.

Lembaga Demografi FEB UI melakukan riset di beberapa wilayah Indonesia termasuk Bandung dengan menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka, dengan responden dipilih dengan pencuplikan acak sederhana dari database mitra yang aktif dalam tiga bulan terakhir.

Jumlah responden di Bandung sebanyak 615 yang terdiri dari 385 responden Go Ride, 50 responden Go Car, 100 responden UMKM Go Food dan 80 responden Go Life.

“Kita melakukan wawancara tatap muka kepada responden, untuk data kita mendapatkan langsung dari Gojek. Tentunya ada kolaborasi dengan pihak mereka karena yang punya data besarnya. Total 6.000 sampel se-Indonesia,” ujarnya.

Sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/3997794/kontribusi-mitra-gojek-untuk-perekonomian-bandung-tembus-rp-21-triliun